Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":

Home -- Indonesian -- Lukas -- 103. (Yesus Memberkati Anak-Anak Pemimpin Yang Kaya dan Bahaya Kekayaan)

This page in: -- Arabic -- English -- INDONESIAN -- Russian

Previous Lesson -- Next Lesson

LUKAS - Kristus, Juruselamat Dunia
Pelajaran-pelajaran dari Injil Kristus Menurut Lukas

BAGIAN 4 - Pelayanan Yesus dalam Perjalanan ke Yerusalem (Lukas 9:51 - 19:27)

29. Yesus Memberkati Anak-Anak (Lukas 18:15-17)


LUKAS 18:15-17
15 Maka datanglah orang-orang membawa anak-anaknya yang kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka. Melihat itu murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. 16 Tetapi Yesus memanggil mereka dan berkata: "Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku, dan jangan kamu menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. 17 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya.”

Dalam bagian ini Yesus menunjukkan kepada kita cara yang lain untuk datang kepada-Nya di dalam doa kita, bukan dengan memperhitungkan kebaikan diri kita sendiri, tetapi bagaikan aaa yang penuh dengan kepercayaan dan sukacita, dan terus mengingat bahwa anak-anak itu tidak datang sendiri kepada Yesus, tetapi ibu-ibu mereka yang membawa mereka, karena anak-anak kecil itu masih belum bisa berjalan sendiri. Karena itu anak-anak itu sama sekali tidak memiliki kebaikan apapun untuk bisa menerima berkat yang diberikan kepada mereka, dan semua yang mereka terima hanyalah karena kasih karunia dan pemberian saja.

Para murid menghendaki agar orang-orang yang berada di dekat Yesus tidak terganggu oleh suara-suara anak-anak. Mereka berpikir bahwa anak-anak kecil itu tidak akan bisa mengerti apa-apa. Kalau orang dewasa saja kesulitan untuk menerima pengajaran yang agung itu, bagaimana mungkin anak-anak kecil itu bisa menangkapnya? Karena itu para murid kemudian mengusir ibu-ibu yang membawa anak-anak mereka kepada Yesus untuk memintakan berkat untuk anak-anak mereka. Tetapi Yesus menembus kesombongan hati para murid yang tidak berpengertian itu, dan menunjukkan kepada mereka bahwa kerendahan hati anak-anak itu, dan bukan pencapaian pikiran mereka yang bertahun-tahun itu yang membuat mereka layak untuk menerima kerajaan Allah. Yesus mengajar para murid yang menganggap diri benar itu dengan cara memberkati dan memeluk anak-anak itu.

Kerajaan surga adalah perkara yang sangat besar. Kerajaan Allah itu adalah rangkuman dari semua rencana Allah. Prinsip atau tujuan dari kerajaan ini tidak akan bisa dipahami oleh manusia biasa, kecuali melalui pernyataan dari Roh Kudus di dalam pengampunan dosa-dosa kita, yang memungkinkan kita untuk masuk ke dalam rumah yang kekal itu. Allah tidak memilih orang-orang yang hebat, kuat dan saleh, tetapi memilih siapapun yang dikehendaki-Nya. Ia memilih anak-anak yang lemah dan orang-orang yang datang kepada-Nya dengan penuh percaya dan air mata, karena mereka yang siap untuk menerima anugerah-Nya. Mereka adalah orang-orang yang menginginkan kasih karunia itu, dan yang tidak menghalangi jalan Allah masuk ke dalam hati-Nya, karena mereka adalah orang-orang yang hancur hati dan bukan tinggi hati.

Apakah anda menghalangi Allah datang ke dalam kehidupan anda? Cerita ini tidak dimaksud untuk menjelaskan atau memberikan dukungan untuk baptisan anak-anak, tetapi menunjukkan kepada kita tentang bagaimana cara kita berdoa dan datang kepada Kristus. Kisah ini juga mengingatkan kepada kita bahwa kita harus mengajar anak-anak kita, seturut dengan pemahaman mereka akan makna Injil, dan bahwa kita harus menunjukkan Injil kepada mereka melalui teladan baik kita. Dalam pengalaman yang sangat luar biasa ini kita melihat bahwa seringkali Roh Kudus menyentuh hati anak-anak kecil, menciptakan pengenalan yang dalam tentang Allah di dalam diri mereka, yang percaya kepada kepada keberadan-Nya sebagai Bapa, yang kadangkala melebihi iman yang dimiliki oleh orang-orang dewasa. Di dalam kisah ini Yesus menjelaskan tentang keadaan yang membawa kita masuk ke dalam kerajaan Allah: untuk menjadi seperti anak-anak di dalam iman dan kepercayaan ketika datang kepada Bapa surgawi kita.

DOA: Oh Bapa surgawi, Engkaulah Bapa, Engkau adalah Bapaku, dan Engkau mengasihi semua manusia. Peliharalah kami sebagai anak-anak-Mu, dan jadikanlah semua manusia sebagai anak-anak-Mu, khususnya orang-orang yang sulit di sekitar kami, dan teman-teman dekat kami. Terima kasih Bapa surgawi, atas kasih-Mu. Amin.

30. Pemimpin Yang Kaya dan Bahaya Kekayaan (Lukas 18:18-30)


LUKAS 18:18-23
18 Ada seorang pemimpin bertanya kepada Yesus, katanya: "Guru yang baik, apa yang harus aku perbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" 19 Jawab Yesus: "Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorang pun yang baik selain dari pada Allah saja. 20 Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu." 21 Kata orang itu: "Semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku." 22 Mendengar itu Yesus berkata kepadanya: "Masih tinggal satu hal lagi yang harus kaulakukan: juallah segala yang kaumiliki dan bagi-bagikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." 23 Ketika orang itu mendengar perkataan itu, ia menjadi amat sedih, sebab ia sangat kaya.

Seorang pemimpin datang kepada Yesus untuk menanyakan bagaimana caranya ia bisa mendapatkan kehidupan kekal. Puji Tuhan! Orang ini sangat memahami Firman Allah, percaya kepada kehidupan kekal, dan memahami bahwa tida ada manusia yang akan hidup sampai selamanya, karena kehidupan kekal hanyalah pemberian Allah semata. Orang-orang yang mati di dalam dosa sebenarnya tidak sungguh-sungguh hidup, tetapi mereka sedang ada di dalam keadaan yang gelisah dan terguncang karena menghadapi kebinasaan mereka, tetapi orang-orang yang diberkati dan diteguhkan di dalam Injil adalah orang-orang yang menghasilkan kehidupan dari Allah dan memancarkan terang kehidupan mereka.

Dalam jawaban pertamanya, Yesus membalikkan pertanyaan pemimpin itu dan menunjukkan bagaimana ia mengatakan sesuatu yang sangat dangkal dan tidak sesuai dengan Alkitab. Tak seorangpun yang baik kecuali Allah saja. Ini adalah pertanyaan tidak langsung yang diberikan oleh Yesus kepada orang itu, dimana Ia seolah-olah menanyakan, “Karena engkau mengatakan bahwa Aku baik, apakah itu berarti engkau percaya bahwa aku adalah Allah?” Yesus, yang adalah Gembala yang baik, dan Ia adalah kebaikan yang menjadi manusia. Jawaban Yesus kepada pemimpin ini adalah bukti dari keilahian-Nya, dan kesatuan-Nya dengan Bapa surgawi-Nya.

Pemimpin ini tidak memahami bahwa Allah sendiri berdiri di hadapan-Nya di dalam diri Kristus, dan bahwa Yesus mengenal dirinya lebih dari ia mengenali dirinya sendiri. Ia tidak puas kepada pertanyaan Kristus, dan karena itu ia tetap menungga penjelasan yang khusus agar dia bisa mengikuti jalan yang lebih baik dari Allah.

Yesus tidak mengatakan kepada pemimpin itu, “Percayalah kepada-Ku,” tetapi, “Taatilah hukum Taurat sepenuhnya, dan kemudian engkau akan memahami kalau engkau adalah seorang yang sangat berdosa. Mungkin engkau juga akan mengenal bahwa Aku adalah Juruselamatmu yang setia.” Untuk memperjelas prinsip-prinsip rohani itu, Yesus sang Pemberi hukum itu, mengubah urutan Dasa Titah itu, dan menyebutkan terlebih dahulu perintah kekudusan, untuk mengungkap pertanyaan di dalam hati yang penuh dengan hawa nafsu dan dosa. Tetapi pemimpin itu, yang merasa bahwa dirinya sudah memenuhi seluruh hukum Taurat tidak bisa memahamni bahwa Dasa Titah sebenarnya mengutuknya, dan justru merasa bahwa ia sudah mentaati seluruh hukum Taurat itu sejak ia masih muda. Memang ia tidak pernah berjinah dengan wanita manapun, ia tidak pernah membunuh, tidak pernah mencuri, karena ia memang seorang kaya, dan ia juga tidak pernah berdusta dengan sengaja. Ia juga selalu menghormati orang tuanya. Itulah sebabnya ia merasa bahwa dirinya baik. Meskipun demikian, ia masih merasakan kekurangan di dalam batinnya, dimana ia masih belum memiliki kehidupan dan kuasa Allah di dalam dirinya. Yesus memberitahukan kepadanya apa yang masih belum dimilikinya, “Engkau masih belum memiliki sesuatu yang sebenarnya paling penting bagimu.’ Yesus yang bijaksana itu tidak mengatakan, “Engkau belum memiliki pengetahuan akan dosa-dosamu,” atau “Engkau masih belum mendapatkan pengampunan dosa.” Tetapi Yesus langsung menjelaskan bahwa pemimpin itu justry dibelenggu oleh uangnya. Pemimpin kaya yang berpendidikan itu memerlukan kemerdekaan dari belenggunya ini. Ia harus membebaskan diri dari mammon agar bisa melayani Allah. Di dalam penjelasan ini Yesus ingin agar pemimpin itu memahami hal ini, “Engkau hanya mengasihi dirimu sendiri, mencari kehidupan kekal hanya untuk dirimu sendiri, tanpa peduli kepada orang-orang miskin, atau kepada kasih Tuhanmu. Berhati-hatilah! Karena kasih itulah kehidupan kekal. Semakin engkau mengasihi, semakin engkau siap menolong orang-orang miskin dan lemah. Jullah semua milikmu dan bagikanlah hasilnya untuk orang-orang miskin, dan engkau akan menjadi kaya di dalam kasih, melalui Allah.”

Ketika pemimpin yang kaya itu mendengar perkataan Yesus, ia gemetar di dalam kesedihan, karena ia tidak menyangka bahwa Yesus akan meminta dia meninggalkan kekayaannya. Ia ingin mendapatkan harta surgawi sebagai tambahan untuk harta duniawinya, dan berharap untuk bisa mengajarkan Firman Allah tanpa harus menjadi miskin. Karena itu ia tidak mau mengikuti Yesus, dan juga tidak membagikan harta duniawinya. Sebagai akibatnya, ia kehilangan harta duniawi ketika ia mati, dan tidak menerima kehidupan kekal di dalam kehidupan selanjutnya, karena ia hanya memiliki sedikit kasih, dan tidak mau berkorban. Namun orang yang mengasihi akan sungguh-sungguh hidup. beberapa orang menjadi miskin meski mereka kaya, sementara orang-orang lain menjadi kaya meski mereka miskin.

LUKAS 18:24-27
24 Lalu Yesus memandang dia dan berkata: "Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah. 25 Sebab lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah." 26 Dan mereka yang mendengar itu berkata: "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?" 27 Kata Yesus: "Apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah.”

Yesus menunjukkan kepada para murid-Nya bahwa menanggalkan kekayaan adalah syarat untuk masuk ke dalam kerajaan Allah, dan menunjukkan kepada mereka melalui perumpamaan tentang unta yang tidak bisa masuk ke dalam lubang jarum, bahwa mustahil bagi orang kaya untuk sepenuhnya menyerahkan diri kepada Allah dan memperkenankan-Nya. Allah itu kasih. Dan Allah memberi dengan penuh kemurahan. Dia yang Mahakekal tidak hanya hidup untuk diri-Nya sendiri, tetapi Ia melakukan sesuatu untuk mereka yang diciptakan-Nya. Barangsiapa mau tinggal di dalam Dia, ia harus mengasihi, memberi seperti Allah memberi, dan terus melayani.

Jangan lupa bahwa anda juga kaya di dalam karunia Allah terhadap roh, jiwa dan tubuh anda. Berapa harga hati anda, kalau ada orang yang sakit liver dan mau membeli hati anda yang sehat? Anda lebih berharga daripada uang milyaran, walau mungkin anda tidak menyadarinya. Dengan kata lain, apakah anda masih memiliki hati anda, atau anda sudah mempersembahkan hati anda itu kepada Yesus Kristus?

Setelah para murid memahami perkataan Yesus, mereka juga menjadi takut seperti pemimpin yang kaya itu, dan kemudian bertanya, “Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?” Mereka masih mencintai uang, dan berharap bahwa di masa yang akan datang mereka akan menjadi para pemimpin dengan jabatan yang tetap di dalam kerajaan Allah.

Kristus di dalam kasih karunia-Nya bersaksi kepada mereka bahwa kuasa Allah akan bisa membebaskan mereka dari dosa dan belenggu Iblis. Tidak seorangpun bisa mendapatkan kehidupan kekal melalui pengorbanan pribadi, tetapi Allah sajalah yang di dalam kasih karunia-Nya memberikan hal itu secara cuma-cuma. Tidak ada seorangpun yang baik. Allah melakukan apa yang mustahil dilakukan, dan Anak-Nya menjadi manusia, sehingga manusia bisa menjadi anak-anak Allah. Roh Kudus, yang saat ini menjadi kehidupan Allah di dalam diri orang-orang percaya, menciptakan kasih kepada orang-orang miskin di dalam kehidupan kita sehingga kita mampu untuk berkorban, dan mempersembahkan uang kita untuk dipakai oleh Yesus Kristus. Maukah anda menyerahkan penguasaan atas dompet anda sepenuhnya kepada Tuhan? Orang miskin yang manakah yang akan anda tolong secara teratur?

LUKAS 18:28-30 28 Petrus berkata: "Kami ini telah meninggalkan segala kepunyaan kami dan mengikut Engkau." 29 Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang karena Kerajaan Allah meninggalkan rumahnya, isterinya atau saudaranya, orang tuanya atau anak-anaknya, 30 akan menerima kembali lipat ganda pada masa ini juga, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal.” '''

Apa yang sudah anda tinggalkan demi mengikut Yesus? Apakah anda mengikuti Dia untuk mendapatkan keuntungan, atau kekayaan, dan berbagai hak lainnya, atau karena anda memang tertarik kepada Pribadi itu? Yesus menegaskan kepada semua orang percaya sebagaimana yang pernah dtegaskan-Nya kepada para rasul, yang sudah meninggalkan pekerjaan, sanak keluarga, dan harta milik mereka, bahwa mereka akan mendapatkan kembali saudara laki-laki dan saudara perempuan, anak-anaknya dan menemukan kepenuhan berkat, serta Roh Kudus yang menjadi jaminan kehidupan kekal. Tetapi perhatikan baik-baik pertanyaan yang sangat penting ini: Apa yang ada di dalam pikiran anda ketika anda mengikut Yesus? Apakah anda ingin memperbaiki keadaan keuangan anda, dan mendapat jaminan masa depan kehidupan anda di dunia ini, atau mengambil keuntungan dari jaminan sosial? Kalau itu yang ada di dalam pikiran anda, maka anda akan terancan kehilangan bagian di dalam kerajaan Allah, karena di dalam Dia ada kuasa kasih, jalan pengorbanan dan menanggalkan kekayaan. Tuhan tidak memakai jalan kekuasaan dan kehebatan, tetapi Ia bekerja dengan Roh Kudus-Nya melalui kehidupan anda. Mengikut Kristus menuntut adanya perubahan radikal di dalam kehidupan anda. Mengikut Yesus akan membuat anda menjadi orang asing bagi dunia, tetapi layak menerima kerajaan Allah. Apakah anda siap dengan perubahan ideologi yang sangat radikal itu?

DOA: Oh Tuhan, bebaskanlah kami dari pikiran duniawi dan belenggu keuangan. Penuhilah kami dengan kasih-Mu sehingga kami bisa berjalan hari ini di dalam kehidupan kekal dari-Mu, mempersembahkan uang dan kekuatan kami bagi-Mu, yang sudah mengangkat kami dari kemiskinan dan kekurangan. Berilahb belas kasihan kepada kami ya Tuhan, dan lakukanlah apa yang mustahil bagi manusia sehingga kami bisa memiliki belas kasihan yang besar seperti yang Engkau miliki kepada orang-orang miskin di sekitar kami.

PERTANYAAN 112: Mengapa uang menghalangi seseorang untuk masuk ke dalam kerajaan Allah?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on May 09, 2017, at 11:02 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)