Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":

Home -- Indonesian -- Lukas -- 092 (Perumpamaan Tentang Kasih Allah yang Mencari Orang-Orang Berdosa)

This page in: -- Arabic -- English -- INDONESIAN -- Russian

Previous Lesson -- Next Lesson

LUKAS - Kristus, Juruselamat Dunia
Pelajaran-pelajaran dari Injil Kristus Menurut Lukas

BAGIAN 4 - Pelayanan Yesus dalam Perjalanan ke Yerusalem (Lukas 9:51 - 19:27)

21. Perumpamaan Tentang Kasih Allah yang Mencari Orang-Orang Berdosa (Lukas 15:1-32)


LUKAS 15:11-24 (Anak yang Hilang)
11 Yesus berkata lagi: "Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. 12 Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. 13 Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. 14 Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan ia pun mulai melarat. 15 Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya. 16 Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorang pun yang memberikannya kepadanya. 17 Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. 18 Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, 19 aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa. 20 Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. 21 Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa. 22 Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. 23 Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. 24 Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria.”

Pelajari perumpamaan ini dengan baik, karena di sana dijelaskan tentang hakekat manusia dan isi hati Allah. Kita bisa sebut pasal ini sebagai pasal emas di dalam Alkitab, karena di sana dijelaskan tentang jalan keselamatan.

Seorang pemuda memutuskan untuk meninggalkan rumah ayahnya. Ia sudah menerima pemberian berupa kemampuan dan kepintaran. Perhatikan bahwa anda juga menerima banyak hal dari Allah, mata, jantung, paru-paru, adalah beberapa di antara pemberian Allah kepada anda. Kita tidak memiliki apapun dari diri kita sendiri. Semua hal itu adalah dari Bapa Surgawi kita.

Ketika pemuda itu ingin pergi dari rumah bapanya, bapa yang penuh kasih itu meminta agar anaknya itu tetap tinggal bersama dia, dengan mengatakan, “Tingallah bersamaku. Aku mengasihimu, dan aku akan menolong dan memberikan berkat kepadamu. Jangan pergi dari sini. Di luar sana, dunia tidak memiliki belas kasihan.” Allah Yang Mahakuasa mengatakan perkataan yang sangat menyenangkan itu. Apakah anda mendengar suara-Nya? Tetapi pemuda itu tetap memutuskan untuk pergi, untuk hidup sendiri dan mengejar keberhasilan. Karena itu ayahnya memberikan bekal untuk perjalananya dan juga bagian dari warisannya, dan kemudian mengantarnya pergi, tetapi dengan mencucurkan air mata. Demikianlah Allah tidak mau memaksa siapapun untuk tinggal di dalam Dia, karena kasih mengijinkan kebebasan dan tidak pernah mengakibatkan perbudakan.

Jauh dari ayahnya, pemuda itu jatuh ke dalam godaan kesenangan dunia, hidup dalam kemewahan, pesta pora dan berfiya-foya. Ia memiliki banyak teman ketika ia masih kaya dan sehat. Tetapi ketika anak yang hilang itu menjadi miskin dan sakit, tidak seorangpun mau menolong dia, semua orang meninggalkan dia. Karena itu jangan pernah bersandar sepenuhnya kepada manusia, karena hanya satu dari seribu teman yang benar-benar sahabat sejati.

Dengan cara ini, pemuda yang kaya itu terpaksa haru melakukan pekerjaan sebagai pemberi makan babi. Ini menunjukkan keberadaan jiwanya yang putus asa, dan penuh dengan lumpur bagaikan babi, hanya bedanya adalah bahwa babi-babi itu hanya inyin mengisi perutnya saja, sedangkan pemuda itu merasakan lapar tubuh, jiwa dan rohnya.

Anak yang hilang itu mungkin sudah menerima banyak surat dari ayahnya. Tetapi ia tidak mau membuka surat-surat itu, karena ia sudah tahu apa isi surat itu, “Kembalilah, ayah mengasihimu.” Dan bahkan kemungkinan sang ayah sudah mengutus beberapa orang untuk menemui anaknya, tetapi ia tidak mau menerima mereka. Saat itu, ketika merasa sangat kelaparan, ia mengingat kembali kasih bapanya, dan merasa sangat malu. Apakah anda percaya kepada kasih Allah kepada anda, meskipun anda mengabaikan kasih-Nya itu?

Setelah lama bergumul di dalam batinnya, anak yang hilang itu menyadari keadaan dirinya dan memutuskan untuk kembali kepada bapanya, mengakui kegagalannya di hadapan ayahnya itu. Ia merasa sangat hancur, dan juga merasa sangat malu. Tetapi hal itu menjadi titik balik kehidupannya, karena gambaran tentang ayahnya berkelebat di depan matanya, dan ia berpegang kepada ingatan akan kasih itu. Apakah anda memahami bahwa Allah yang kudus itu juga adalah Bapa yang penuh rahmat? Ia tidak mau menghukum atau menyiksa anda, tetapi Ia mau menyelamatkan anda sepenuhnya. Inilah kehendak Allah. Datanglah kepada Bapa yang menantikanmu setiap waktu.

Perjalanannya jauh, dan air mata pertobatan terasa sangat pahit. Namun ketika anak yang hilang itu kembali ke rumahnya, ayahnya melihat kedatangannya. Ayahnya memang sungguh-sungguh menantikan kedatangan anak yang hilang itu. Sang ayah langsung bangkit dari tempat duduknya, berlari mendatangi anaknya, memluknya, menciumnya, dan menutupi keadaan anaknya yang berantakan itu dengan jubah kasihnya. Ia tidak mengatakan apa-apa yang mencela anaknya, tetapi tindakan kasihnya justru lebih nyaring dibandingkan dengan sambutan yang terindah di dunia ini sekalipun. Yakinlah bahwa dengan cara yang sama, Allah akan bergegas mendatangi anda dan menerima anda dengan penuh sukacita kalau anda mau bangun dan datang kepada-Nya. Ketika anak laki-lakinya merasakan kasih bapanya, seluruh kesombongannya langsung hancur, dan kemudian ia mengatakan dengan air mata bercucuran, “Aku tidak layak disebut sebagai anakmu. Ampunilah aku dan biarkan aku bekerja untuk ayah, karena aku sangat kelaparan.” Hati sang ayah sangat bersukacita, karena anaknya menunjukkan penyangkalan diri, percaya kepada ayahnya, dan mau memulai kehidupan yang baru.

Anak yang kembali itu tidak mengakui di hadapan imam, tetapi di hadapan bapanya saja. Karena itu akuilah dosa-dosa anda di hadirat Allah Bapa di hadapan Kristus, dan mengatakan, “Aku seorang anak yang hilang, pencuri, dan sangat berdosa. Engkau mengenal segala dosa dan kesalahanku. Aku tidak layak disebut sebagai anak-Mu. Ampunilah dosa-dosaku. Janganlah membuang aku. Kuduskanlah aku dan selamatkanlah aku sehingga aku bisa hidup bersama dengan-Mu di dalam kekudusan dan tidak pernah meninggalkan Engkau.”

Ketika sang anak membuat pengakuan, sang ayah mengambil tindakan. Ia memerintahkan hamba-hambanya untuk membawa jubah putih keselamatan, mengenakan cincin sukacita di tangannya, memberikan kepadanya kasut kerelaan memberitakan Injil, dan menyembelih anak lembu tambun untuk memuaskan rasa laparnya. Sang ayah memerintahkan agar seluruh isi rumahnya bersukacita. Apakah anda tahu apa yang digambarkan di sini? Bapa memberikan jubah keselamatan kepada anda, menyucikan anda dari segala dosa. Ia memeteraikan anda dengan Roh Kudus, dan memberikan kuasa kepada anda, yang tadinya penjahat, untuk memberitakan keselamatan kepada orang-orang lain. Semua itu adalah karena Yesus sendiri yang menjadi korban yang menguduskan dunia dan masuk ke dalam kehidupan kita sehingga kehidupan, kuasa dan kehendak-Nya bisa berdiam di dalam kehendak kita. Apakah Kristus berdiam di dalam kehidupan anda?Kemudian sang ayah menjadi sangat bergembira, dan menyatakan sukacitanya dengan hati yang penuh kasih, dan mengatakan, “Anakku sudah mati di dalam dosa dan kesalahannya. Tetapi sekarang lihatlah; ia hidup, melalui kepercayaannya kepada kasihku. Ia kembali dengan sikap bertobat dan hati yang hancur, dan ia akan segera dipulihkan di dalam rumahku, dari sisi tubuh, jiwa dan rohnya. Dia yang kukasihi sudah terhilang karena ketamakan dan kesombongannya, tetapi tali kasihku sudah menariknya kembali. Ia aman bersama dengaku sampai selamanya.”

Saudara yang kekasih, apakah lagu sukacita Bapa Surgawi karena anda juga terdengar di surga? Apakah anda dipersatukan dengan Allah Bapa anda? Apakah hati anda dipenuhi dengan sukacita? Apakah anda percaya bahwa anda adalah anak Allah, dan bahwa ia adalah Bapa yang setia bagi anda? Jangan lupa bahwa anak yang hilang tetaplah anak dari sang ayah meskipun ia jauh di dalam dosa-dosanya; juga ayahnya tetap saja selalu menjadi ayahnya, bahkan ketika anaknya sama sekali tidak berpikir lagi tentang dia. Yakinlah bahwa anda sungguh-sungguh anak Allah, dan bahwa sang Pencipta yang kekal selalu menjadi Bapa anda. Jangan terus menjauh dari-Nya. Datanglah kepada-Nya, buatlah pilihan yang tepat, dan sukacita damai sejahtera akan semakin kuat. Bapa surgawi anda masih menantikan anda. Apakah anda mau kembali kepada-Nya?

DOA: Oh Bapa surgawi, aku tidak layak disebut sebagai anak-Mu. Engkau mengenal dosa-dosa, kegagalan dan takdirku. Terilmalah aku sebagaimana sang bapa meneriima anak yang hilang dan tidak menolaknya.

PERTANYAAN 101: Dengan cara bagaimana kasih sang bapa kepada anaknya itu dinyatakan?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on May 05, 2017, at 01:15 PM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)