Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":

Home -- Indonesian -- Lukas -- 011 (Kelahiran Yohanes Pembaptis)

This page in: -- Arabic -- English -- INDONESIAN -- Russian

Previous Lesson -- Next Lesson

LUKAS - Kristus, Juruselamat Dunia
Pelajaran-pelajaran dari Injil Kristus Menurut Lukas

BAGIAN 1 - PERISTIWA-PERISTIWA SEJARAH YANG BERKAITAN DENGAN KELAHIRAN KRISTUS (Lukas 1:5 - 2:52)

4. Kelahiran Yohanes Pembaptis (Lukas 1:57-80)


LUKAS 1:57-66
57 Kemudian genaplah bulannya bagi Elisabet untuk bersalin dan ia pun melahirkan seorang anak laki-laki. 58 Ketika tetangga-tetangganya serta sanak saudaranya mendengar, bahwa Tuhan telah menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepadanya, bersukacitalah mereka bersama-sama dengan dia. 59 Maka datanglah mereka pada hari yang kedelapan untuk menyunatkan anak itu dan mereka hendak menamai dia Zakharia menurut nama bapanya, 60 tetapi ibunya berkata: "Jangan, ia harus dinamai Yohanes." 61 Kata mereka kepadanya: "Tidak ada di antara sanak saudaramu yang bernama demikian." 62 Lalu mereka memberi isyarat kepada bapanya untuk bertanya nama apa yang hendak diberikannya kepada anaknya itu. 63 Ia meminta batu tulis, lalu menuliskan kata-kata ini: "Namanya adalah Yohanes." Dan mereka pun heran semuanya. 64 Dan seketika itu juga terbukalah mulutnya dan terlepaslah lidahnya, lalu ia berkata-kata dan memuji Allah. 65 Maka ketakutanlah semua orang yang tinggal di sekitarnya, dan segala peristiwa itu menjadi buah tutur di seluruh pegunungan Yudea. 66 Dan semua orang, yang mendengarnya, merenungkannya dan berkata: "Menjadi apakah anak ini nanti?" Sebab tangan Tuhan menyertai dia.

Kasih karunia Allah berkembang secara bertahap di dalam kehidupan orang-orang yang terpilih, dan tidak ada seorangpun yang bisa menghentikannya. Yohanes, yang dipenuhi dengan Roh Kudus, dilahirkan dari seorang Ibu yang semula mandul. Dengan cara ini sang pendahulu yang menyiapkan jalan bagi Tuhan itu disiapkan, dan demikianlah “yang terbesar di antara yang dilahirkan perempuan” itu menyatakan dirinya. Kerabat dan tetangganya sangat bersukacita karena kasih karunia Allah yang memberikan keturunan kepada sang imam yang bisu itu untuk menjadi penerusnya. Mereka mempermuliakan Allah dan bersukacita atas perkenanan-Nya. Kemudian anak laki-laki itu menjalani ritual sunat dan diberi nama. Orang-orang yang hadir di sana sangat terkejut ketika sang ibu meminta, atas nama ayah anak itu, agar anak itu diberi nama Yohanes, dan bukannya Zakharia, sebagaimana lazimnya tradisi mereka. Mengapa perempuan melanggar tradisi bangsanya? Bukankah nama Zakharia juga nama yang bagus, yang artinya, “Allah mengingat kita.” Tetangga mereka menjadi marah dan kemudian menanyakan langsung kepada sang ayah yang bisu agar ia juga memberikan pendapat mengenai nama anaknya. Ayah yang malang itu sudah menjadi bisu selama sembilan bulan di dalam sekolah Roh Kudus supaya ia bisa memelihara rahasaid yang ada di dalam hatinya. Namun, sejak awal kebisuannya, ia sudah menuliskan kepada istrinya secara singkat mengenai apa yang disampaikan oleh malaikat kepadanya. Baik Zakharia maupun istrinya sangat bersukacita ketika sang ibu itu menjadi hamil. Jadi, Yohanes, sebelum kelahirannya, menjadi tanda pertobatan bagi ayahnya. Berkat itu menjadi suatu teguran yang mendatangkan penyesalan. Zakharia mempelajari Kitab Suci dan terus berdoa, karena ia tahu bahwa penderitaan itu adalah hukuman dari Allah atas ketidakpercayaannya sendiri.

Zakharia juga memahami bahwa kelu lidahnya akan disembuhkan ketika anak laki-lakinya, yang dianugerahkan oleh Allah, dilahirkan. Namun, ketika anak itu sudah lahir dan lidahnya masih kelu, ia menjadi ragu: Mungkinkah imannya sebenarnya tidak berdasar, dan doa-doanya tidak dijawab? Tetapi anaknya dilahirkan untuk menyatakan karya anugerah. Sang ayah memutuskan, sebagaimana petunjuk dari malaikat, untuk mengabaikan semua pandangan manusia, dan menempatkan pengharapan sepenuhnya kepada kasih karunia Allah. Karena itu ia menuliskan di atas sebuah batu tulis bahwa nama dari anak laki-lakinya yang sulung adalah Yohanes, sebagai tanda dari masa kasih karunia yang akan segera tiba.

Karena berpegang teguh kepada janji dan perintah Allah, Zakharia lulus dalam ujian iman terakhir dan lidahnya yang kelu dipulihkan. Kata-katanya yang semula tertahan kemudian bisa mengalir dengan mudah dan penuh wibawa, memuji Tuhan dari kedalaman hatinya. Zakharia memuliakan Allah, menyatakan rahasia-rahasia berkenaan dengan kelahiran anaknya, menceritakan kepada mereka yang hadir di sana mengenai kehadiran malaikat dan apa yang dikatakannya, dan menunjukkan bagaimana Allah ikut campur di dalam kehidupannya.

Kemudian orang-orang yang ada di sana menjadi ketakutan, karena mereka memahami dari sejarah bahwa Allah memunculkan anak-anak dengan cara yang sangat luar biasa sebelum terjadinya perubahan yang sangat besar pada arah perjalanan bangsa itu, sebagaimana yang terjadi dengan Ishak, Musa, dan Samuel. Karena tanda dari pernyataan para malaikat adalah mengenai kedatangan Mesias yang jalannya akan disiapkan oleh Yohanes, para pemimpin agama dan pemimpin politik menjadi ketakutan akan rencana Allah yang akan terjadi. Beberapa di antara mereka mengharapkan adanya pertobatan, pembaharuan, keadilan dan kebangkitan dari antara orang mati terjadi di antara bangsa mereka ketika sang Mesias tiba. Orang-orang lain bersukacita dan berharap bahwa mereka akan dilepaskan dari kuk penjajahan. Mereka tidak memahami sama sekali bahwa Mesias tidak akan mmebangun kerajaan-Nya atas dasar senjata dan tentara tetapi melalui pencurahan Roh Kudus yang menciptakan penyesalan, pertobatan, dan pembaharuan hati melalui kasih karunia-Nya.

Kelahiran sang Pembaptis memunculkan adanya gerakan yang mendalam di tanah suci bahkan sebelum ia mengucapkan kata-kata dari berita yang disampaikannya.

DOA: Tuhan! Ajarkan iman kepadaku, khususnya ketika arah yang Engkau kehendaki tidak mudah untuk aku pahami. Tolonglah aku untuk bersaksi seturut dengan firman-Mu ketika manusia melawanku, sehingga aku bisa terus memuji Engkau, karena keselamatan yang datang dari-Mu, kerajaan-Mu dinyatakan, dan Roh-Mu memperbaharui kehidupan jutaan manusia. Terima kasih karena Engkau sudah membawa kami masuk ke dalam masa anugerah.

PERTANYAAN 19: Mengapa perlu bagi Zakharia untuk mengalami lidah kelu sampai ia menyebut nama anaknya Yohanes?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on April 04, 2017, at 12:47 PM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)