Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":

Home -- Indonesian -- Lukas -- 003 (Pemberitahuan Tentang Kelahiran Yohanes Pembaptis)

This page in: -- Arabic -- English -- INDONESIAN -- Russian

Previous Lesson -- Next Lesson

LUKAS - Kristus, Juruselamat Dunia
Pelajaran-pelajaran dari Injil Kristus Menurut Lukas

BAGIAN 1 - PERISTIWA-PERISTIWA SEJARAH YANG BERKAITAN DENGAN KELAHIRAN KRISTUS (Lukas 1:5 - 2:52)

1. Pemberitahuan Tentang Kelahiran Yohanes Pembaptis (Lukas 1:5-25)


LUKAS 1:5-7
5 Pada zaman Herodes, raja Yudea, adalah seorang imam yang bernama Zakharia dari rombongan Abia. Isterinya juga berasal dari keturunan Harun, namanya Elisabet. 6 Keduanya adalah benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat. 7 Tetapi mereka tidak mempunyai anak, sebab Elisabet mandul dan keduanya telah lanjut umurnya.

Herodes adalah seorang raja yang jahat yang berasal dari Edom dan memerintah atas bangsa Yahudi. Ia menolong bangsa Romawi dalam peperangan melawan Mesir, dan dengan menjilat dan memberikan dukungan pada waktu yang tepat ia bisa mendapatkan perkenanan dari kekaisaran dan menjadi bawahan kekaisaran, yang membuatnya sangat dibenci oleh bangsanya sendiri. Herodes sangat dikenal oleh para pejabat Romawi, karena ia sudah menjilat Kaisar dengan membangun sebuah kota dengan menggunakan nama kebesaran Kaisar, sebuah kota yang dibangun dengan gaya Yunani sehingga menghabiskan uang dari bangsanya. Sikapnya sangat mengerikan bagi bangsanya, meskipun ia sudah membangun sebuah bait suci yang sangat megah di Yerusalem sebagai usahanya untuk menyenangkan hati mereka.

Di tengah semua kebencian, penjajahan dan arus kemewahan, para imam Allah hidup dalam kerendahan hati dan memberikan korban persembahan harian kepada Allah untuk memperdamaikan bangsa yang berdosa kepada-Nya karena para imam itu memahami bahwa murka Yang Mahakudus akan dinyatakan terhadap semua kejahatan manusia. Seribu tahun sebelum Kristus, Raja Daud membagi para imam ke dalam 24 rombongan dan masing-masing bertugas siang dan malam selama satu minggu penuh di hadapan Allah untuk memperdamaikan orang-orang berdosa. Rombongan kedelapan adalah rombongan Abia dari tingkatan menengah, yang tidak bertanggungjawab untuk melaksanakan semua upacara imamat.

Zakharia, yang namanya berarti “Allah mengingat” menikah dengan Elisabeth, yang namanya berarti “Allah adalah sumpahku,” seorang wanita yang juga berasal dari jalur keturunan imam, keturunan dari Harun, kakak Musa. Keluarga Zakharia diberkati melalui pembenaran oleh korban harian, karena tidak ada manusia yang benar dari dirinya sendiri.

Kesalehan dan kasih Allah nyata dalam kehidupan mereka yang bijaksana seturut dengan hukum Tuhan dan penjelasannya. Karena itu mereka hidup dalam kerendahan hati penuh dengan doa dan pelayanan. Para tetangga menghormati dan mengasihu keluarga ini yang menjadi saluran berkat dari Tuhan kepada orang-orang lain. Menyenangkan sekali ketika melihat orang-orang yang disatukan di dalam pernikahan kemudian dipersatukan di dalam Tuhan. Kasih karunia demi kasih karunia mengalir dari pasangan itu kepada orang-orang di sekitar mereka.

Tidak ada pengudusan tanpa ketaatan kepada hukum, dan tidak ada pembenaran tanpa korban. Melalui prinsip Perjanjian Lama ini, mengenai pengudusan dan pembenaran, Lukas membawa kita kepada iman Perjanjian Baru yang lebih unggul dibandingkan iman yang lama, karena Kristus membenarkan kita melalui pengorbanan-Nya dan Roh Kudus menguduskan kita untuk mentaati semua hukum Tuhan.

Lukas memulai Injilnya dengan laporan mengenai peristiwa-peristiwa di sekitar Bait Suci dan mengakhirinya (Lukas 24:53) di dalam Bait Suci, menunjukkan penghargaannya terterhadap “rumah” atau kediaman Allah di dalam Perjanjian Lama sampai orang-orang Yahudi menolak pendamaian di dalam Kristus dan bangsa Romawi meruntuhkan Bait Suci ketika Allah meninggalkan baut itu sebagaimana yang dinubuatkan di dalam Kitab Yehezkiel.

Di dalam doa mereka, Zakharia dan Elisabet merasakan tentang kedatangan murka Allah beberapa kali, karena Ia tidak juga memberikan keturunan kepada mereka. Mereka menderita kesepian di masa tua mereka dan menganggap kemandulan mereka sebagai sesuatu yang memalukan bagi mereka. Namun di dalam rasa hancur hati itu mereka tetap ada di dalam kebenaran. Mereka tidak hidup dalam kesombongan karena kebenaran mereka itu, dan hanya berharap sepenuhnya kepada kasih karunia Allah. Allah tidak meninggalkan orang-orang rendah hati yang berdoa, dan mengenal seruan hati mereka dan menjawab mereka pada waktunya.

DOA: Tuhan kami, kami bersyukur kepada-Mu atas orang-orang kudus dari masa Perjanjian Lama yang hidup di hadapan-Mu dengan hati yang hancur dan percaya kepada pembenaran mereka melalui korban. Ampunilah kami atas kecongkakan kami dan tolonglah kami di dalam menghadapi murka-Mu yang akan datang, melalui pengorbanan Kristus dan kuasa Roh Kudus.

PERTANYAAN 7: Bagaimana Lukas menyusun Injilnya dalam kaitannya dengan Perjanjian Lama?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on March 28, 2017, at 01:37 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)