Home
Links
Bible Versions
Contact
About us
Impressum
Site Map


WoL AUDIO
WoL CHILDREN


Bible Treasures
Doctrines of Bible
Key Bible Verses


Afrikaans
አማርኛ
عربي
Azərbaycanca
Bahasa Indones.
Basa Jawa
Basa Sunda
Baoulé
বাংলা
Български
Cebuano
Dagbani
Dan
Dioula
Deutsch
Ελληνικά
English
Ewe
Español
فارسی
Français
Gjuha shqipe
հայերեն
한국어
Hausa/هَوُسَا
עברית
हिन्दी
Igbo
ქართული
Kirundi
Kiswahili
Кыргызча
Lingála
മലയാളം
Mëranaw
မြန်မာဘာသာ
नेपाली
日本語
O‘zbek
Peul
Polski
Português
Русский
Srpski/Српски
Soomaaliga
தமிழ்
తెలుగు
ไทย
Tiếng Việt
Türkçe
Twi
Українська
اردو
Uyghur/ئۇيغۇرچه
Wolof
ייִדיש
Yorùbá
中文


ગુજરાતી
Latina
Magyar
Norsk

Home -- Indonesian -- Matthew - 050 (Purpose of the Sermon on the Mount)
This page in: -- Arabic -- Armenian -- Azeri -- Bulgarian -- Chinese -- English -- French -- Georgian -- Hausa -- Hebrew -- Hungarian? -- Igbo -- INDONESIAN -- Javanese -- Latin? -- Peul -- Polish -- Russian -- Somali -- Spanish? -- Telugu -- Uzbek -- Yiddish -- Yoruba

Previous Lesson -- Next Lesson

MATIUS - Bertobatlah, Kerajaan Kristus Sudah Dekat!
Belajar dari Injil Kristus menurut Matius
BAGIAN 2 - Kristus Mengajar dan Melayani di Galilea (Matius 5:1 - 18:35)
A - Khotbah di Bukit: Tentang Peraturan di dalam Kerajaan Surga (Matius 5:1 - 7:27) -- Koleksi Pertama dari Perkataan Yesus

b) Tujuan dari Khotbah di Bukit: Penerapan dari Hukum Allah (Matius 5:13-16)


MATIUS 5:13
13 Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.
(Markus 9:50; Lukas 14:34-35)

Makanan tanpa garam tidak memiliki rasa. Demikianlah keadaan dunia kalau tidak ada pengikut Kristus yang aktif. Dunia akan kehilangan kasih yang sejati. Sebagaimana garam mencegah makanan dari kebusukan, berita Kristus dan para pembawanya juga memelihara dunia ini dari kegelapan yang total. Sebagaimana garam mengembalikan hilangnya beberapa substansi dari tubuh kita, Injil membangun kehidupan yang baru di dalam diri mereka yang sudah mati di dalam dosa. Tanpa garam, orang tidak akan bisa bertahan hidup. Orang-orang percaya harus membumbui kehidupannya dengan garam. Doktrin di dalam Injil adalah “garam,” yang menembus, cepat, nyata dan berkuasa. Ia menjangkau sampai ke dalam hati. Ia membersihkan, menambah selera, dan mencegah dari kebusukan.

Garam juga diperlukan di dalam proses pengorbanan (Imamat 2:13) dan di dalam bait suci penglihatan Yehezkiel (Yehezkiel 43:24). Sekarang para murid Kristus, sesudah belajar sendiri mengenai doktrin di dalam Injil dan mengajarkannya kepada orang-orang lain, juga menjadi garam. Pikiran dan perasaan, kata dan tindakan, semuanya dibumbui dengan anugerah (Kolose 4:6).

Inilah bagaimana mereka bagi diri mereka sendiri. Lalu bagaimana mereka bagi orang-orang lain? Mereka tidak hanya menjadi baik untuk melakukan kebaikan dan mempengaruhi pikiran orang-orang lain, bukan untuk melayani kepentingan mereka sendiri, tetapi supaya mereka bisa mengubahkan orang-orang lain menjadi satu rasa dan ingin menikmati Injil. Manusia, yang tidak memahami dan berada di dalam kejahatan, tidak memiliki keinginan itu, dan menuju kebusukan, tetapi Kristus mengutus murid-murid-Nya, yang melalui kehidupan serta kesaksian mereka mendapatkan juga pengetahuan dan kasih karunia, dan dengan itu bisa diterima oleh Allah, para malaikat dan juga semua orang yang ingin memiliki roh Ilahi itu.

Kalau tidak, mereka menjadi seperti garam yang kehilangan rasanya. Kalau anda, yang mau menggarami orang-orang lain, juga tidak memiliki rasa, tidak memiliki kehidupan rohani, kasih karunia dan semangat, keadaan anda sangat menyedihkan, karena anda ada di dalam keadaan yang sangat celaka. “Bagaimanakah garam itu akan diasinkan kembali?” Garam adalah jalan keluar untuk makanan yang tidak memiliki rasa, tetapi tidak ada jalan keluar untuk garam yang hambar. Kristus akan memberikan rasa kepada manusia; tetapi kalau orang itu mau mengambil dan memilikinya, akan tetapi tetap saja hambar dan bebal, tidak memiliki kasih karunia dan tawar, tidak ada doktrin lain apapun dan tidak ada cara lain apapun yang akan membuat mereka kembali menjadi asin.

Kalau garam kehilangan rasanya, maka garam itu tidak akan berguna. Dimana kita bisa meletakkan garam itu, supaya bisa lebih berguna dan bukannya merugikan? Sebagaimana manusia tanpa perasaan, demikianlah orang Kristen tanpa kasih karunia. Ia menuju kepada kehancuran dan penolakan. Ia akan menjadi “yang terbuang”—dibuang dari gereja dan persekutuan orang-orang percaya, dimana dia dianggap menjadi beban, dan ia akan ditolak dan diinjak-injak oleh banyak orang.

Kristus mengundang anda untuk mengambil bagian di dalam pembangunan dan pemeliharaan sebuah dunia baru di tengah-tengah kecemaran peradaban kita. Jadi jangan terjebak oleh pemikiran bahwa anda bisa mengubahkan manusia di dunia ini dengan kemampuan anda sendiri, karena siapa saja yang bersandar kepada manusia akan kehilangan beritanya, menjadi sia-sia di dalam perkataan dan tindakannya, dan manusia akan mengejek dia. Jadi jangan menolak berita Injil karena hanya itu sajalah yang menciptakan di dalam diri anda kemampuan untuk menjadi garam di dunia ini; kalau tidak demikian manusia akan menolak anda karena ketidaktulusan kasih anda.

PERTANYAAN:

  1. Apakah artinya bahwa Kristus mengundang anda untuk menjadi “garam dunia?”

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on July 22, 2023, at 04:32 PM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)