Waters of LifeBiblical Studies in Multiple Languages |
|
Home Bible Treasures Afrikaans |
Home -- Indonesian -- Do we Know the Holy Spirit? -- The Holy Spirit and the Apostles of Christ
TOPIK 1: Apakah Kita Mengenal Roh Kudus?
Short explanations to 335 Bible texts that speak of the Holy Spirit
III. Roh Kudus dan Para Rasul Yesus Kristus
1. Roh Kudus di dalam Kitab Kisah Para Rasul
(dituliskan sekitar tahun 60-62 MD.)
PETRUS dan Kuasa Roh KudusKedatangan Roh Kudus yang Dipenuhi Kuasa dan Khotbah Petrus yang PertamaKISAH PARA RASUL 2:1-4 Sesuai dengan kalender Yahudi, Pentakosta dilakukan 50 hari setelah perayaan Paskah. Sementara hari raya Paskah adalah untuk mengingat keselamatan dari murka dan penghukuman Allah mealui darah domba yang disembelih, Pentakosta mengingat tentang persembahan buah sulung sebagai ucapan syukur di awal musim panen. Pentakosta Kristen berarti “buah-buah sulung” dari orang-orang yang “dilahirkan kembali” melalui Roh Kudus, yang bisa terjadi karena anak domba Passah, yang darah-Nya sudah menyelamatkan kita dari murka dan penghukuman Allah. Jadi kayu salib adalah syarat yang tidak bisa dilepaskan dari kedatangan Roh Kudus. Barangsiapa pernah mengalami puting beliung atau topan bisa memahami betapa dahsyatnya kekuatan badai itu. Roh Kudus menembus masuk ke dalam lingkaran kekuasaan Iblis seperti angin puyuh yang menggemuruh yang tak terkalahkan, namun tanpa menimbulkan kerusakan apapun kepada manusia. Tidak ada selembar daunpun yang bergoyang di pepohonan, dan di dalam ruangan tidak ada selembar tiraipun yang bergerak. Roh Kudus menembus masuk seperti nagin ribut, meskipun bukan angin ribut yang sebenarnya. Tiba-tiba ada nyala api kecil nampak melayang di sana, tetapi sebelum orang-orang yang ada berkesempatan untuk mengambil air dan menyiramnya, api itu hinggap di atas kepala mereka yang sedang berdoa seperti lidah-lidah api. Tetapi tidak ada sehelai rambutpun yang gosong. Roh Kudus menyatakan diri-Nya seperti angin ribut, dan menempatkan diri-Nya seperti lidah api di atas kepala para penyembah yang penuh harapan itu. Namun, orang-orang yang terkena itu tidak menjadi marah atau terganggu, karena Roh dari Bapa dan Anak memenuhi mereka dengan kesukaan Ilahi. Kasih dan kuasa-Nya, sukacita dan damai sejahtera-Nya, kesabaran dan kesetiaan-Nya, ketulusan dan kerendahan hatin-Nya mengalir melalui mereka semua. Karena orang-orang Timur biasanya lebih cepat menunjukkan perasaan mereka dibandingkan dengan orang-orang Eropa yang berkepala dingin, mereka yang dipenuhi dengan Roh Kudus pasti langsung berdiri, saling berpelukan, menari dengan sukacita, dan mulai menyanyikan pujian dan Mazmur. Roh Kudus memberikan kepada mereka, pada saat itu, karunia untuk berbicara dalam berbagai bahasa yang berbeda, sehingga penghukuman Allah yang terjadi di dalam kekacauan di Babel bisa dikalahkan. Roh yang Mahatahu itu memberikan kepada mereka masing-masing kata-kata yang tepat! Mereka menjadi seperti para nabi yang diberi karunia Roh, yang tidak mengatakan apa yang ada di dalam pikiran mereka, tetapi mengatakan apa yang Tuhan kehendaki untuk mereka katakan. Semua orang yang berpengharapan di dalam doa itu semua dipenuhi dengan Roh Kasih Karunia secara merata. Tidak ada yang lebih saleh dan lebih suci dibandingkan yang lainnya. Orang-orang yang ada di luar yang bergegas mendekat ke tempat itu menjadi sangat terkejut melihat semangat para penyembah itu. Para pengejek di antara mereka berpikir bahwa orang-orang yang sedang menyanyikan pujian itu sedang mabuk. Namun, semakin mereka mendengarkan, mereka semaki mendengar bahasa mereka diucapkan oleh para penyembah yang dipenuhi Roh Kudus itu, yang menyaksikan kebesaran karya Allah. KISAH PARA RASUL 2:14-36 Petrus, yang berbicara dengan logat Galilea, tiba-tiba menjadi pengkhotbah dan penginjil yang berapi-api melalui kuasa Roh Allah. Ia tidak memberitakan pikirannya sendiri, tetapi diingatkan oleh Roh Kudus tentang apa yang harus disampaikannya dari perkataan para nabi dan dari kehidupan Yesus. TUHAN sudah menyatakan kepada Yoel, “Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia.” Pernyataan ini menghancurkan pola pemikiran anak-anak Yakub itu: bahwa Roh yang berdiam di dalam Allah akan masuk ke dalam kehidupan manusia berdosa yang fana, sehingga mereka juga bisa mengambil bagian di dalam hakekat Ilahi dan memiliki kehidupan kekal! Hak istimewa untuk ikut menerima kelahiran kembali ini bukan hanya dibatasi untuk orang-orang yang bertobat dari antara umat pilihan saja, tetapi bagi semua manusia di segala tempat di dunia ini yang membuka diri mereka kepada rasa takut akan Allah kepada kerendahan hati dari Roh Kudus yang penuh rahmat. Semua orang yang berseru kepada nama TUHAN dengan sungguh-sungguh akan menerima janji keselamatan melalui berdiamnya Roh-Nya. Petrus, yang berbicara di bawah tuntunan Roh Kudus, merumuskan sebuah penjelasan Perjanjian Baru terhadap pernyataan kepada nabi Yoel itu: Ia memahami bahwa setelah kebangkitan dan kembalinya Kristus kepada Bapa-Nya di surga, Bapa yang sama ini juga memberikan kepada Yesus Roh Kudus yang dijanjikan. Karena itu, Yesus, sebagai TUHAN, bisa mencurahkan Roh ini kepada siapapun yang dikehendaki-Nya. Petrus bersaksi dengan iman tentang pengalamannya sendiri dan para rasul lainnya. Merekalah bukti nyata dari pencurahan Roh Kudus. Bangsa pilihan Allah tidak memahami tujuan dari sejarah milik Allah. Rasa terkejut karena tuduhan ini menusuk tajam ke dalam hati para pendengar yang sangat terkejut itu. Tidak ada yang bisa melawan tuduhan dari Roh Kudus melalui Petrus itu. Keheningan yang menyelimuti orang banyak itu menjadi tanda akan kenyataan mengenai penyaliban Yesus, yang masih disangkali oleh orang-orang Muslim sampai hari ini. Kalau saja mereka memiliki satu saja argumentasi, sesederhana apapun, untuk melawan tuduhan Petrus itu, mereka pasti akan dengan keras menyangkali tuduhan yang disampaikan. Akan tetapi, mereka sudah diyakinkan di dalam hati nurani mereka oleh Roh Kebenaran sehingga mereka hanya bisa berdiam diri saja. KISAH PARA RASUL 2:37-41 Khotbah pertama dari Roh Kudus melalui Petrus menyebabkan banyak pendengar yang bergegas datang ke tempat itu merasa tersengat di dalam hati mereka. Pedang Roh menembus memisahkan tulang dari sendi dan menghakimi pikiran serta maksud di dalam hati manusia. Mereka yang sudah menjadi percaya ingin langsung melakukan sesuatu untuk menyelamatkan diri mereka dari penghukuman Allah (Ibrani 4:12). Petrus menjawab mereka: Bukan apa yang kamu lakukan yang bisa menyelamatkanmu dari murka Yang Mahakudus. Kemu harus mengadakan perubahan di dalam pikiranmu, bertobat, dan mengakui kecemaran totalmu di hadapan Hakim yang kekal itu. Terimalah air baptisan sebagai tanda bahwa kamu memerlukan pembasuhan mendasar dan bahwa manusia lama harus dimatikan dengan diselamkan. Dengan melakukannya, kamu akan mengambil bagian di dalam kasih karunia dan menggenapi karya Yesus. Kamu perlu dibaptiskan ke dalam Dia, mengenakan Dia, menjadi milik-Nya, dan tetap berdiam di dalam Dia. Barangsiapa menyerahkan diri sepenuhnya kepada Yesus akan menerima pengampunan dari segala dosanya secara cuma-cuma. Pengampunan ini bukan hanya sebuah janji hukum dari Kristus melalui Petrus. Namun, janji itu sudah diteguhkan dan dipastikan kebenarannya melalui Roh Kudus. Barangsiapa menyerahkan diri sepenuhnya kepada Yesus dalam pertobatan yang dipimpin oleh Roh Kudus akan menerima Roh Kudus sebagai karunia anugerah dari Anak Allah. Demikianlah memang hasil dari khotbah yang pertama pada hari Pentakosta yang pertama dari jaman yang baru. Tiga ribu orang beragama Yahudi mendengar khotbah itu, bertobat, percaya kepada Yesus dan kebangkitan-Nya dari kematian, dibaptiskan, menerima Roh Kudus, dan menjadi yakin akan pengampunan mereka. Mereka tidak, secara langsung pada saat itu, percaya kepada Roh Kudus, tetapi kepada Mesias yang dimuliakan! Karena itu Roh Kudus bisa berdiam di dalam kehidupan mereka. Persekutuan Orang-Orang KudusDi dalam Kisah Para Rasul 2:42-47 kita membaca bahwa orang-orang yang baru percaya itu tetap berpegang teguh kepada pengajaran para rasul, di dalam persekutuan, dalam memecahkan roti perjamuan, dan dalam doa. Rasa takut akan Allah datang kepada banyak orang dan banyak sekali mujizat dan dan tanda-tanda ajaib terjadi melalui para rasul. Semua orang yang menjadi percaya tetap bersekutu bersama dan semua milik mereka dianggap menjadi milik bersama. Mereka menjual harta milik mereka dan membagikan hasilnya kepada orang-orang yang membutuhkan. Mereka senantiasa bersekutu setiap hari di Bait Allah dan memecahkan roti dengan sesaa mereka dari rumah ke rumah. Mereka menikmati perjamuan mereka dengan sukacita dan hati yang tulus. Mereka memuji Allah dan sangat dihormati oleh orang-orang lain di sekitar mereka. Tuhan menambahkan jumlah anggota setiap hari ke gereja dengan orang-orang yang diselamatkan. Dalam penjelasan yang sangat unik akan Gereja Mula-Mula ini kita tidak membaca sedikitpun perkataan tentang Roh Kudus, meskipun Dialah yang sebenarnya memanggil “Persekutuan Kasih” di dalam Perjanjian Baru ini. Itu sekali lagi menunjukkan bahwa Roh Allah tidak menghormati atau meninggikan diri-Nya sendiri, tetapi memuliakan Kristus yang akan datang kembali. Orang-orang yang baru percaya itu yakin bahwa Yesus akan segera datang kembali. Karena itu mereka menjual rumah dan ladang mereka, menyembah Allah, dan mengharapkan bahwa kerajaan Mesias akan segara datang dengan segera. Kesembuhan Orang yang Lumpuh dan KonsekwensinyaKISAH PARA RASUL 3:12-16 Kesaksian Petrus di Bait Allah ini menunjukkan sekali lagi bahwa bukanlah iman kepada Roh Kudus yang sudah menyembuhkan orang yang lumpuh itu, tetapi iman di dalam nama Yesus yang membawa mujizat kesembuhan. Nama Yesus memiliki kuasa dari Roh Kudus untuk menyembuhkan. Barangsiapa percaya kepada Yesus dan sungguh-sungguh menyatukan diri dengan Dia menerima kasih karunia demi kasih karunia dan kuasa dari kepenuhan-Nya. Namun, kesembuhan dari orang yang lumpuh ini, memiliki konsekwensi legal. Para imam-imam kepala dari mahkamah agama sangat terganggu dengan mujizat yang terjadi yang sama sekali tidak melibatkan mereka, dan tidak melibatkan semua otoritas keagamaan. Karena itu kedua belas rasul itu ditangkap dan dipenjara semalaman sampai kemudian mereka dibawa ke hadapan pengadilan bangsanya di hari selanjutnya. KISAH PARA RASUL 4:5-12 Petrus mengalami kenyataan akan janji Yesus bahwa mereka tidak perlu khawatir tentang apa yang harus mereka katakan ketika mereka diperhadapkan ke pengadilan, karena Roh Bapa mereka di surga akan memberikan kepada mereka perkataan-perkataan yang benar (Matius 10:19-20). Karena itu, “jurubicara para rasul” itu dipenuhi dengan Roh Kudus sehingga mereka bisa memuliakan Yesus. Kita harus sungguh-sungguh merenungkan pernyataan yang sangat penting tentang Roh Kudus ini. Dalam penjelasan ini sekali lagi kelihatan bahwa Roh Kudus tidak meninggikan diri-Nya sendiri, tetapi memuliakan dan bersaksi tentang Yesus. Nama Yesus, Mesias dari Nazaret yang Disalibkan dan bangkit dari kematian, penuh dengan kuasa, Roh dan berkat. Roh Kudus bersaksi, melalui bibir Petrus, akan kebenaran yang menarik ini di hadapan para pemimpin bangsanya. Pada saat yang sama, Ia menuduh mereka sebagai orang-orang yang sudah menyalibkan Mesias yang dijanjikan. Tuduhan ini tidak mengandung tuntutan akan penghukuman, tetapi lebih mewakili dorongan yang kuat atau panggilan untuk bertobat pada saat itu juga. Melalui Petrus, para pejabat di mahkamah agama yang bersalah itu secara tidak langsung diberi tawaran, “keselamatan yang cuma-cuma,” di dalam nama Yesus yang mencakup bukan hanya keselamatan bagi dunia yang berdosa, tetapi huga untuk semua anggota mahkamah agama dan setiap rasul. Barangsiapa percaya kepada Yesus menerima kuasa Roh Kudus dan kehidupan kekal. Doa Jemaat yang DinaikkanKISAH PARA RASUL 4:23-33 Persekutuan doa di Gereja Mula-Mula adalah jawaban dari Roh Kudus terhadap berkembangnya penolakan terhadap Yesus dan tawaran keselamatan dari-Nya oleh para anggota mahkamah agama. Para rasul dan jemaat, beribadah bersama-sama menyembah sang Pencipta langit dan bumi. Mereka mengakui bahwa penolakan yang terus menerus terhadap keselamatan oleh anugerah yang dilakukan oleh mahkamah agama hanyalah sekedar pemberontakan yang terus menerus yang dilakukan manusia untuk melawan Tuhan dan Yang Diurapi-Nya, sebagaimana yang sudah disaksikan oleh Roh Kudus melalui Daud di dalam Mazmur 2:1-9. Roh Kebenaran meneguhkan di dalam Perjanjian Baru nubuatan yang dihembuskan oleh Roh Kudus di dalam Perjanjian Lama. Pemahaman tentang adanya kebencian para penguasa terhadap Yang Diurapi Allah dan para pengikut-Nya sama sekali tidak menyebabkan ketakutan di antara mereka yang sedang berdoa. Mereka hanya mengatakan, “Lihatlah bagaimana mereka mengancam kami!” Itu sudah cukup, karena Tuhan memperhatikan gereja-Nya seperti biji mata-Nya. Mereka yang berdoa tidak meminta perlindungan bagi diri mereka sendiri, tetapi meminta keberanian dan kesukaan untuk memberitakan firman salib dan kebangkitan Yesus, karena di dalam kesaksian itu terletal seluruh kuasa Roh Kudus. Lebih dari itu, mereka mmeinta agar melalui mereka akan terjadi kesembuhan, tanda-tanda ajaib yang dibuat di dalam nama Yesus. Dengan itu, mereka tidak hanya menyebut Dia sebagai Anak Allah, tetapi Hamba Allah, karena Roh Kudus juga menegaskan mengenai kerendahan hati Yesus, sebagaimana yang dijelaskan di dalam Yesaya 40-66. Doa missi dan iman dari gereja yang sedang terancam bahaya ini membuat pondasi-pondasi kota Yerusalem berguncang. Persitiwa itu memenuhi mereka yang sedang berdoa itu dengan ketenangan dan kuasa Roh Kudus. Doa mereka didengar: Mereka terus dengan penuh keberanian menyaksikan tentang Kristus dan keselamatan dari-Nya. Tuhan mereka yang mulia sudah mengadakan tanda-tanda ajaib dan mujizat terjadi melalui mereka bagi kemuliaan-Nya. Ananias and SafiraKISAH PARA RASUL 5:3-10 Yesus sudah menegaskan kepada para murid-Nya bahwa tidak ada orang yang melayani Allah dan mammon pada saat yang sama. Ia menantang mereka untuk secara total bersandar kepada Tuhan dan tidak mempercayakan diri kepada tumpukan uang tabungan di asuransi. Ananias pasti tetap berhak menyimpan sebagian uang hasil penjualan tanah itu untuk dirinya sendiri. Tetapi karena kebanyakan anggota jemaat menyerahkan seluruh uang hasil penjualan harta mereka di kaki para rasul, mereka tidak mau dianggap kurang rohani dibandingkan dengan orang-orang lain. Ia memilih untuk memainkan peran munafik dan mengatakan bahwa ia sudah menyerahkan semua hasil penjualan tanahnya kepada gereja. Namun, kerohanian yang munafik, sebagaimana yang ada dalam diri orang-orang Farisi, adalah sesuatu yang sangat dikecam oleh Yesus, karena sikap itu menutupi kebenaran dengan kesalehan dusta. Dalam posisi kepemimpinan Petrus, ia memahami dari Roh Kudus bahaya akan kesalehan yang munafik yang bisa menembus masuk ke dalam jemaat mula-mula. Ia secara terbuka menyebutkan dusta itu berasal dari Iblis, yang, jika dipikirkan secara mendalam, tertuju kepada Roh Kudus. Ananias langsung mati saat itu juga, seperti tersambar petir, ketika kesalehan munafiknya diungkapkan. Hal yang sama terjadi kepada istrinya, Safira. Petrus harus mengatakan kepada Safira bahwa ia bukan hanya sepakat bersama suaminya untuk mendustai jemaat mula-mula, tetapi ia juga sedang memainkan peran yang tidak jujur di hadapan Roh Kebenaran. Roh ini tidak bisa membiarkan kebohongan atau kemunafikan. Anggota jemaat menjadi sangat ketakutan ketika mereka melihat penghakiman Allah, yang dibuat oleh Petrus di dalam nama Roh Kudus. Roh Yesus Kristus bukan hanya mendatangkan keharmonisan dan karunia-karunia rohani yang indah, tetapi juga mendatangkan rasa takut akan Allah, mengevaluasi diri, dan pengakuan yang rendah hati akan keberdosaan dan kegagalan di dalam kehidupan orang-orang kudus. Topeng kesalehan dan kemunafikan yang busuk harus ditanggalkan, sehingga pengampunan melalui darah Kristus bisa tetap menjadi dasarbagi kekudusan untuk semua anggota jemaat. “Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan” (Ibrani 10:14). Banyak KesembuhanKISAH PARA RASUL 5:14-16 Setelah terjadinya badai pembasuhan oleh Roh Kudus maka kehidupan rohani dari jemaat mula-mula sangat bertumbuh. Tuhan dan Juruselamat yang sudah bangkit selalu siap untuk bertindak oleh Roh-Nya di dalam hati orang-orang percaya. Bukan hanya jumlah orang-orang yang dilahirkan kembali bertambah, yaitu jumlah orang-orang yang secara total menyerahkan diri kepada Yesus, tetapi banyak orang sakit juga disembuhkan. Ada kuasa yang besar muncul dari diri para rasul. Roh sendiri, tetap tidak menampakkan diri dan tersembunyi. Ia memberikan penekanan bahwa Mesias yang sudah bangkit itu adalah Juruselamat yang bertindak dan yang akan datang. Pengadilan LainnyaKISAH PARA RASUL 5:27-33 Kuasa anugerah yang berkarya di dalam jemaat mula-mula tidak senantiasa tersembunyi dari pandangan orang-orang luar. Para imam kepala yang sedang menjabat dan orang-orang Saduki, yang tidak percaya kepada dunia roh dan malaikat, menjadi cemburu kepada para rasul. Mereka kemudian menangkap dan memenjarakan para rasul. Namun, Dia yang Bangkit itu, menunjukkan diri-Nya kepada orang-orang liberal itu dengan cara yang sangat luar biasa. Ia mengutus salah satu malaikat-Nya untuk membebaskan para tawanan itu, dan kemudian melarang mereka untuk bersembunyi, tetapi untuk kembali ke pelataran Bait Allah dan memberitakan kepada bangsanya seluruh firman hidup itu (Kisah Para Rasul 5:19-20). Anggota-anggota mahkamah agama sudah hadir untuk menjatuhkan hukuman kepada para rasul ketika berita tentang penjara yang dijaga dengan sangat ketat, tetapi sudah menjadi kosong itu, sampai kepada mereka. Mereka kemudian mengutus orang untuk menangkap kembali para rasul dan membawanya ke depan mahkamah agama, tetapi tanpa melakukan kekerasan. Pada saat ancaman baru diberikan dan larangan baru disampaikan yang melarang mereka untuk mengajar di Yerusalem di dalam nama Yesus, kemudian Roh Kudus memimpin Petrus untuk mengakui bahwa kesetiaan untuk taat sepenuhnya kepada Allah adalah melebihi perintah atau pertimbangan manusia. Ia bersaksi di depan anggota mahkamah yang menjadi murka itu tentang kebangkitan orang mati. Allah nenek moyang mereka sudah membangkitkan Yesus yang dibunuh dengan cara disalibkan, dan mengangkat-Nya ke surga. Peristiwa itu sebenarnya menjadi saat pemanggilan kepada pertobatan untuk bangsa Israel, agar semua orang di sana akan menerima pengampunan atas segala dosa mereka. Tanpa pertobatan dan iman kepada Yesus, tidak akan ada pengampunan bahkan bagi bangsa Israel sekalipun. Petrus kemudian meyakinkan seluruh anggota mahkamah agama itu: Kami adalah saksi-saksi dari semua peristiwa itu, dan Roh Kudus ada bersama kami. Ia menggenapi keselamatan di dalam kehidupan semua orang yang membuka diri mereka kepada kebenaran itu. Tanpa ketaatan dan iman tak seorangpun yang akan menerima Roh Kudus. Beberapa di antara anggota mahkamah yang menjadi sangat marah kemudian menuntut agar anggota sekte baru itu dijatuhi hukuman mati saat itu juga. Tetapi seorang pengajar Taurat yang sangat dihormati, Gamaliel, seorang Farisim menganjurkan kepada mereka, agar mereka melihat bagaimana perkembangan dari gerakan itu, agar mereka tidak ternyata justru melawan Allah sendiri. Demikianlah kemudian para rasul “hanya” mendapatkan hukuman cambuk, setelah mereka diberi peringatan yang sangat keras agar tidak lagi berbicara tentang nama Yesus itu. Mereka pergi dari sana dengan penuh sukacita, karena dianggap layak untuk menderita bagi nama-Nya. Setiap hari mereka berkumpul di Bait Suci dan di rumah-rumah untuk mengajarkan bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan itu (Kisah Para Rasul 5:34-42). Para Pelayan dalam Gereja Mula-MulaKISAH PARA RASUL 6:3-4 Gereja Kristus diserang baik dari dalam maupun dari luar dengan tujuan untuk menelan dan membinasakannya. Dalam pembagian makanan dari milik bersama, beberapa janda Yahudi pendatang terlewatkan, karena mereka tidak bisa berkomunikasi dengan baik dalam bahasa asli mereka. Mungkin mereka juga sangat lemah lembut dan rendah hati sehingga tidak mau mendesak ke depan ketika bantuan-bantuan itu dibagikan. Hal itu memunculkan masalah yang sangat nyata di dalam gereja. Petrus memutuskan bahwa bukan para rasul, tetapi gereja, yang harus memilih dari antara merka tujuh orang yang penuh Roh, penuh dengan pengalaman hikmat, untuk mengawasi dan mengatur pelayanan sosial dan kemanusiaan yang dilakukan jemaat. Para rasul ingin memusatkan perhatian mereka seluruhnya untuk berdoa dan memberitakan firman hidup. Mereka tidak ingin terlibat dalam kuasa uang yang penuh dengan dusta. Ketika gereja berkembang maka tidak bisa lagi mengharapkan para pelayan dan para gembala untuk menangani semua tanggungjawab yang ada. Mereka perlu mendelegasikan seluruh bidang pekerjaan kepada rekan-rekan sekerja yang mampu melakukannya. Tujuh orang penatua yang memiliki hati penginjilan dipilih dan diteguhkan untuk menangani tugas itu melalui penumpangan tangan dari para rasul. Meskipun mereka bekerja secara independen, mereka masih ditempatkan di bawah tanggungjawab para rasul. Roh Kudus bukanlah Allah yang mengendaki kekacauan, tetapi menghendaki kerendahan hati. Ia memberikan sukacita untuk melayani sehingg damai sejahtera bisa tetap ada di dalam gereja. Kemudian di Yerusalem bahkan beberapa orang Saduki yang liberal dari kaum imam-imam juga menjadi pengikut Yesus. Salah satu dari tujuh penatua dan penginjil itu aalah Stefanus, seorang Yahudi yang berasal dari perantauan, yang dipenuhi dengan hikmat dan dipimpin di dalam pelayanannya oleh Roh Allah (Roma 8:14). Pembelaan Diri Stefanus Di Hadapan Mahkamah AgamaKISAH PARA RASUL 6:8-12 Tuduhan terhadap Stefanus adalah berkaitan dengan pengajarannya tentang Bait Suci sebagai tempat kediaman Perjanjian Allah, dan tentang pandangannya dalam hubungannya dengan 613 perintah di dalam Hukum Taurat Musa, dimana ia mencoba untuk memahaminya dalam terang pengajaran Perjanjian Baru (Kisah Para Rasul 6:13-14). Dalam sebuah aplogia yang panjang dan sudah sangat dikuasainya, Stefanus memberikan kesaksian akan imannya, sebagai seorang Yahudi Kristen, tentang Hukum Taurat Musa, dan tentang pengembaraan bangsanya di padang gurun, sampai kepada masa Daud. Mengenai bangunan Bait Allah pada masa Salomo ia mengatakan, KISAH PARA RASUL 7:48-54 Kesaksian Alkitabiah tentang Bait Suci, dimana Allah dengan jelas mengatakan bahwa Ia tidak diam di dalam rumah yang dibuat oleh manusia, sangat menusuk dan menembus hati para imam dan pengawal Bait Suci. Kalau Bait Suci menjadi kosong, maka semua pelayanan yang dilakukan di tempat itu akan kehilangan semua maknanya. Hal itu akan menghentikan semua ziarah yang dilakukan dan menjadikan sia-sia semua perayaan yang dilakukan bangsa itu (Yesaya 66:1-2). Di dalam Roh Kudus, Stefanus bisa merasakan perlawanan yang berkembang di antara orang-orang Saduki. Ia menyebut mereka tegar tengkuk, keras hati, telinga yang lambat mendengar, bukan manusia rohani, sama seperti nenek moyang mereka (Keluaran 32:9; Imamat 26:41; Yesaya 6:10-13; Roma 2:28-29). Roh Kebenaran memimpin penatua penginjil ini di dalam apologianya untuk secara langsung menuduh seluruh anggota Mahkamah Agama. Anggota Mahkamah Agama itu bertanggungjawab karena sudah mengkhianati dan membunuh Yesus yang tak berdosa. Stefanus sang terdakwa itu menyebut para hakim yang mengadilinya sebagai para pengkhianat dari sejarah mereka sendiri dan para pembunuh yang membunuh Mesias. Roh Kudus menuntun saksi yang taat itu untuk juga menyerang kemunafikan orang-orang Farisi di dalam Mahkamah Agama. Ia menyatakan kepada mereka bahwa mereka sudah menerima hukum dari para malaikat, dan tidak langsung menerimanya dari Allah. Bahkan saat itu, meski mereka mengajarkan berbagai macam bentuk legalisme, mereka tetap tidak mentaatinya. Dan sebenarnya, barangsiapa melanggar satu saja dari perintah yang ada, ia bersalah karena melanggar keseluruhan hukum yang ada. Stefanus merobek semua topeng wajah kesalehan mereka yang palsu pada saat itu. Ia menyebut mereka sebagai para pelanggar hukum yang layak menerima hukuman mati. Tiga kritik dan tuduhan yang diangkatnya terhadap penyembahan di Bait Suci, fanatisme legalis, dan dorongan keagamaan untuk membunuh Yesus menimbulkan kemarahan yang begitu besar di dalam diri orang-orang dituduh sampai-sampai merea menggertakan gigi karena marah. Kalau bisa, mereka akan langsung mencabik-cabik Stefanus dan menelan dia. Bahkan sampai hari ini, ketika dibicarakan mengenai pembangunan Bait Suci yang ketiga, atau ketika orang-orang Muslim berjuang untuk memberlakukan hukum Shariah, kita harus belajar dari kesaksian Stefanus yang dipimpin oleh Roh. Toh Kebenaran tidak menyangkali kenyataan sejarah akan adanya antikristus. Mereka yang melawan Roh, pasti juga akan memiliki kebencian yang mendalam terhadap orang-orang yang dipenuhi dengan Roh Kudus. KISAH PARA RASUL 7:55 – 8:1 Stefanus merasakan hukuman mati yang akan dia lalui dan kemudian memandang ke langit. Ia melihat kemuliaan Allah dan melihat Yesus berdiri di sebelah kanan Bapa-Nya. Ketika ia berseru di hadapan Mahkamah Agama tentang apa yang dilihatnya di langit di dalam penglihatannya yang dipimpin oleh Roh, ahli-ahli Taurat langsung memahami bahwa ia sedang mengatakan penggenapan dari Mazmur 110, yang mengatakan, “Demikianlah firman TUHAN kepada tuanku: "Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan kakimu." Mereka memahami bahwa terdakwa yang masih muda itu mengatakan bahwa mereka semua adalah musuh-musuh Allah yang akan dijadikan sebagai tumpuan kaki Kristus. Sampai sejauh itu Stefanus menyaksikan bahwa Yesus, Anak Allah, adalah Tuhan, yang di dalam kesatuan-Nya dengan Bapa-Nya menguasai dan menghakimi dunia. Penafsiran yang demikian akan isi kitab Mazmur itu tentu saja merupakan penghujatanbagi para anggota Mahkamah Agama. Karena itu, mereka berteriak-teriak dengan suara yang keras dan dan menutup telinga mereka sehingga perkataan Stefanus tidak akan ada yang bisa masuk ke telinga mereka. Namun, mereka tidak memahami bahwa Yesus sedang berdiri dalam penglihatan Stefanus—untuk menyambut martir pertama bagi Dia, ke surga. Mereka yang sudah meledak kemarahannya menyerang terdakwa, memukulinya, menyeretnya keluar dari kota, dan merajam dia. Stefanus jatuh berlutut, dan di bawah pimpinan Roh Kudus, menaikkan doa yang sama sepertiyang dinaikkan Yesus di kayu salib (Lukas 23:34-46). Roh dari Allah mengasihi-musuh-Nya sebagaimana yang dilakukan Yesus. Seorang pemuda yang masih sedang belajar Taurat, bernama Saulus, dipenuhi dengan semangat ketika melihat Stefanus dirajam. Permulaan Gereja di SamariaKISAH PARA RASUL 8:1, 14-17 Penganiayaan terhadap jemaat mula-mula di Yerusalem juga membuat tersebarnya Kerajaan Allah. Para pengikut Yesus yang melarikan diri dari sana juga bersaksi tentang keselamatan di dalam Kristus. Iman dari orang-orang yang baru percaya di Samaria, setelah dibaptiskan di dalam nama Yesus, mula-mula hanya terbatas kepada pengetahuan di akal budi saja. Hanya setelah Petrus dan Yohanes datang dari Yerusalem untuk mendoakan mereka dan menumpangkan tangan ke atas orang-orang yang masih muda di dalam iman itu sajalah mereka menerima kuasa Roh Kudus. Dengan cara inilah iman masuk ke dalam hati mereka. Roh Bapa dan Anak menghendaki untuk memiliki, menguduskan, dan memenuhi semua manusia. KISAH PARA RASUL 8:18-20, 22 Dalam sejarah gereja, kata “simony” sering dipakai untuk menjelaskan mengenai seseorang yang mau mendapatkan jabatan di dalam gereja dengan menggunakan uang atau koneksinya. Tetapi jabatan yang demikian tetap tidak ada kuasanya sampai orang yang menduduki jabatan itu kemudian bertobat dan dilahirkan kembali melalui darah Kristus dan Roh Kudus-Nya. Petrus tidak tunduk kepada godaan untuk mendapatkan uang untuk kepentingannya sendiri dengan menjual kuasa. Yesus sudah memberikan perintah yang cukup jelas akan hal itu. Dimana uang berkuasa, maka tidak ada Roh Kudus di situ! Namun dimana Roh Kudus hadir juga akan ada aliran dana yang diperlukan melalui pengorbanan. Kalau sebuah gereja atau lembaga missi menderita karena kekurangan dana, mereka harus terlebih dahulu memeriksa apakah masalah yang sebenarnya adalah tidak adanya Roh Kudus. Semua orang yang berusaha mendapatkan pengaruh di dalam gereja dengan uang mereka haruslah bertobat, sehingga semua niat dan harapan jahat di dalam hati mereka bisa diubahkan. Orang Percaya yang Pertama dari AfrikaKISAH PARA RASUL 8:27-39 Kerajaan Sri Kandake nampaknya melingkupi Etiopia dan sebagian dari Sudan modern. Tahta kerajaan dari jaman itu sudah ditemukan di daerah Meroe, sebelah utara Khartoum. Di sana juga tinggal beberapa orang Yahudi, yang berulangkali berbicara mengenai kota tercinta mereka Yerusalem. Dan terjadilah bahwa bendahara kerajaan diutus oleh pemimpinnya untuk mengadakan perjalanan ke sana dan melihat apa yang membuat kota itu sangat spesial. Ia mendapatkan gulungan kitab tulisan nabi Yesaya sebagai sesuatu yang berharga. Ia berusaha untuk membaca kitab Ibrani itu tetapi tidak bisa memahami makna teks yang ada. Roh Kudus memberikan perintah kepada Filipus, salah satu dari penatua penginjil, untuk masuk ke dalam kejadian itu: “Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu!” Diskusi yang kemudian terjadi antara sang bendahara kerajaan dengan penatua itu membawa kepada iman pribadi dan pembaptisan dari orang yang mencari Allah itu. Sesaat setelah pelayanan Filipus selesai, Roh Tuhan melarikan Filipus ke Kaisarea. Peristiwa yang sangat unik ini menunjukkan bahwa Roh Kudus mengambil bagian di dalam missi strategis kepada dunia (Wahyu 5:6), dan bahwa para penginjil yang sangat berhati missi itu juga dipimpin oleh-Nya untuk bertemu dengan orang-orang yang sedang mencari kebenaran (Roma 8:14). Roh Kudus dalam Peristiwa Pertobatan PaulusKISAH PARA RASUL 9:17-19 Penampakkan diri Yesus yang penuh dengan kemuliaan kepada sang ahli Taurat di dekat pintu gerbang kota Damsyik menyebabkan perubahan yang mendasar di dalam kehidupan dan pemikirannya. Saat itu juga ia langsung mengerti: Dia yang Disalibkan itu hidup! Ia tidak membunuh aku, sebagai penganiaya gereja-Nya, tetapi berbicara denganku. Ia sudah mengampuni aku dan menyatakan kesatuan-Nya dengan penderitaan tubuh-Nya yaitu orang-orang percaya. Kepenuhan terang dari Kristus yang hidup membutakan mata Saulus. Ia dituntun berjalan kaki menuju kota oasis di tengah padang gurun itu, dimana ia berdoa dan berpuasa! Tuhan yang hidup memerintahkan seorang yang kurang terkenal di Damsyik yang bernama Ananias untuk mengunjungi Saulus dan mendoakannya. Pada awalnya Ananias tidak mau pergi, karena ia tahu apa yang sudah dilakukan oleh Saulus dan maksud apa yang ada di dalam hatinya. Namun Tuhan memerintahkannya lagi untuk pergi, karena Ia sudah mendengar doa pertobatan yang dinaikkan oleh penganiaya gereja-Nya itu. Karena itu, Ananias memanggil orang buta itu dengan mengatakan, “Saulus, saudaraku!” Kemudian, melalui penumpangan tangan dan doanya dengan iman, penglihatan Saulus dipulihkan dan ia pun dipenuhi dengan Roh Kudus. Roh Kudus datang dan berkarya atas dasar karya Kristus melalui doa pertobatan dari orang-orang berdosa dan ketaatan yang setia dari salah satu dari hamba-hamba-Nya. Di sini kita bisa melihat kuasa Roh Kudus bisa mengalir. KISAH PARA RASUL 9:19-22 Saulus, yang sudah bisa melihat kembali dan dipenuhi Roh Kudus, tidak langsung berbicara mengenai karunia Roh Allah yang ada padanya, tetapi membuktikan bahwa Yesus adalah Anak Allah dan Mesias yang dijanjikan. Inilah pengajaran dari Roh Kudus, yang menyangkal diri-Nya pada saat memuliakan Yesus, Tuhan dan Juruselamat dunia ini! Semakin Paulus taat kepada tuntunan Roh Kebenaran, semakin ia memperoleh kuasa dan hikmat di Damsyik untuk memberitakan Injil. Orang-orang Yahudi di kota oasis ini tidak bisa melawan dia. Karena itu mereka berusaha untuk membunuhnya. Namun, Roh Kudus, menuntun jemaat untuk memasukannya ke dalam sebuah keranjang pada waktu malam dan menurunkannya di luar tembok kota sehingga Paulus bisa lolos di kegelapan. KISAH PARA RASUL 9:31 Saulus langsung kembali ke Yerusalem dan berusaha untuk menemui para rasul yang ketakutan. Namun, hanya Barnabas yang siap untuk menemuinya, yang kemudian menjadi pengantara yang membuat dia bisa masuk ke dalam lingkaran para rasul. Saulus tidak pernah bisa berhenti untuk berbicara mengenai Yesus yang mulia yang sudah menemuinya di dekat pintu gerbang kota Damsyik. Karena itu, orang-orang Yahudi pendatang yang datang ke Yerusalem dalam ziarah mereka kemudian berusaha membunuhnya. Para penatua jemaat kemudian berhasil meyakinkan Saulus bahwa lebih baik baginya kalau ia pergi dahulu ke Kaisarea, kota Romawi yang berbenteng, agar tidak ada gelombang penganiayaan baru yang melanda gereja yang sedang tercerai-berai. Jadi, di sini kita melihat bahwa pengikut Kristus bukan hanya ada di Samaria dan Damsyik saja, tetapi juga sudah mulai bertumbuh gereja-gereja di Galilea – bertumbuh di dalam kuasa dan strategi dari Roh Kudus. Permulaan Resmi dari Pelayanan Missi Kepada Orang-orang yang Belum Mengenal TuhanKISAH PARA RASUL 10:19-20 Laporan tentang iman dan baptisan Kornelius sang perwira dari Kaisarea itu, melalui pelayanan Petrus, menjadi salah satu pusat berita di dalam kitab Kisah Para Rasul (Kisah Para Rasul 10:1-11, 18). Yesus menyiapkan sang jurubicara para rasul itu dengan sebuah penglihatan yang diulang-ulang: Bukan hanya orang-orang Yahudi yang perlu diinjili, tetapi juga “orang-orang bukan Yahudi yang dianggap najis” juga harus ditawari berita Injil. Beberapa ayat menuliskan tentang karya dari Roh Kudus. Roh Kudus berbicara kepada Petrus ketika ia sedang merenungkan Firman Allah! Itulah penguasaan Roh Kudus yang sejati di dalam kehidupan orang-orang Kristen! Roh Kudus meyakinkan para rasul bahwa tiga tentara pendudukan Romawi itu bukan datang untuk menangkap mereka. Namun, Roh Kudus sudah mengutus mereka kepadanya, sehingga Petrus bisa pergi dengan mereka. ia tidak lagi merasakan keraguan, tetapi percaya dan taat! KISAH PARA RASUL 10:34-48 Petrus sudah menangkap pelajaran yang diajarkan kepadanya: Di hadapan Allah tidak ada manusia yang najis, tidak perduli bagaimanapun latar belakang status sosialnya, karena di kayu salib Yesus sudah menanggung segala dosa dunia. Sejak saat itulah semua manusia, melalui pertobatan dan imannya, memiliki hak istimewa untuk menerima pengampunan dosa dan kehidupan kekal! Setelah Petrus mendengar tentang penampakkan malaikat kepada Kornelius, ia berani pergi ke sana walaupun bertentangan dengan Hukum Yahudi. Ia msuk ke dalm rumah seorang asing yang dianggap najis untuk mengatakan kepadanya bahwa Allah yang hidup sudah mengurapi Yesus dengan Roh Kudus. Dia yang Diurapi itu sedang bekerja, penuh dengan kuasa dan kasih. Ketika Petrus menekankan bahwa barangsiapa percaya kepada nama Yesus akan menerima pengampunan dosa, Roh Kudus turun ke atas semua orang yang mendengar dengan sungguh-sungguh. Orang-orang Yahudi yang menyertai Petrus sangat heran ketika melihat bahwa orang-orang Romawi dan orang-orang Yunani juga menerima Roh Kudus. Hal itu meruntuhkan anggapan keyakinan mereka tentang bangsa pilihan Allah, dan membuka lebar pintu missi bagi seluruh dunia. Petrus memerintahkan agar semua orang yang baru percaya, yang berbicara dalam berbagai bahasa, untuk dibaptiskan dengan air sebagai lambang akan pembasuhan dan pertobatan mereka (lihat Kisah Para Rasul 11:1-28). KISAH PARA RASUL 11:28-30 Di Antiokhia yang di Oronres, sebuah kota kediaman para pensiunan tentara Romawi, juga tumbuh sebuah gereja Kristus. Ketika seorang nabi Perjanjian Baru dari antara Gereja Mula-Mula di Yerusalem mendatangi mereka dan menyatakan melalui kuasa Roh Kudus bahwa sebuah kelaparan besar akan terjadi, jemaat di Antiokhia mulai mengatur pengumpulan uang untuk menolong gereja mula-mula, yang sudah jatuh miskin. Barnabas yang teliti dan Saulus yang berapi-api ditugaskan untuk menyerahkan sumbangan sukarela itu ke Yerusalem. |