Waters of LifeBiblical Studies in Multiple Languages |
|
Home Bible Treasures Afrikaans |
Home -- Indonesian -- Do we Know the Holy Spirit? -- The Holy spirit in the Gospels
TOPIK 1: Apakah Kita Mengenal Roh Kudus?
Short explanations to 335 Bible texts that speak of the Holy Spirit
II. Roh Kudus di dalam Kitab-Kitab Injil
2. Pernyataan Roh Kudus pada saat Baptisan Yesus di Sungai YordanMATIUS 3:8-12 Nabi yang paling penting dari Perjanjian Lama memberitakan pertobatan yang tanpa kompromi dan menuntut dari semua pendengarnya kesiapan untuk berpaling dari segala kecemaran. Ia memanggil mereka untuk mengakui dosa-dosa mereka dengan diselamkan ke dalam baptisan di sungai Yordan, sebuah tanda yang nampak jelas bahwa semua manusia berdosa dan layak ditenggelamkan. Yohanes menjelaskan kedatangan Mesias sebagai hakim dengan membawa kapak di tangan-Nya dan tanpa belas kasihan akan memotong dan membakar semua kayu yang sudah kering. Ia akan membersihkan pengirikan, menampi gandum, dan membakar semua debu jerami dengan api murka Allah. Namun, Yohanes memahami, bahwa air baptisan ini tidak akan bisa memperbaharui kehidupan batin dari para pengikut yang baru bertobat itu, dan juga tidak bisa mematahkan kesombongan mereka. Karena itu, ia mengakui bahwa Mesias yang akan datang itu yang akan membaptiskan orang-orang yang sungguh-sungguh bertobat itu dengan Roh Kudus, sementara orang-orang yang mengandalkan kebenarannya sendiri yang mengeraskan hati akan menerima baptisan api. Yohanes Pembaptis menyebut orang-orang yang congkak dan merasa saleh itu sebagai keturunan ular beludak karena mereka berpikir bahwa mereka bisa mendapatkan keselamatan mereka sendiri melalui ketaatan mereka yang berlebihan terhadap hukum Taurat dan berbagai aturan yang ada. Khotbah pertobatan yang diberikan oleh Yohanes Pembaptis memang benar, karena Roh Kudus tidak membiarkan adanya dosa, bahkan di antara orang-orang yang percaya. Karena itu, sebuah pengakuan yang terbuka akan dosa seseorang perlu terjadi sebelum kasih karunia itu diterima, bersamaan dengan pertobatan yang mendalam dan kebencian yang besar akan perbuatan kecemaran dan kehendak yang kuat untuk meninggalkan kejahatan. Orang-orang percaya harus berusaha untuk menyingkapkan semua sudut-sudut yang gelap dari kehidupannya dengan belajar di dalam sekolah dari Roh Kudus. Semua kesalahan harus diakui di hadapan Allah. Hanya dengan demikian saja maka semua janji akan menjadi kenyataan, “Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. 9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. 10 Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita” (I Yohanes 1:8-10) Pernyataan Diri Tritunggal yang Kudus di dalam Pembaptisan Yesus KristusMATIUS 3:13-17 Ketika Yesus, sebagai seorang pemuda berusia sekitar 30 tahunan, datang kepada Yohanes Pembaptis untuk dibaptiskan, maka yang kemudian terjadi adalah sesuatu yang mirip dengan apa yang terjadi ketika Mari ibu-Nya mengunjungi Elisabet, ibu Yohanes Pembaptis. Ketika Yesus mendekatinya, Yohanes langsung merasakan bahwa Dia, yang dilahirkan dari Roh Kudus, bukanlah seorang berdosa dan tidak membutuhkan baptisan pertobatan. Ia menolak membaptiskan Yesus! Namun, Yesus mau menunjukkan bahwa baptisan-Nya merupakan sesuatu yang harus dilakukan. Namun, mengapa Yesus harus dibaptiskan sementara Dia tidak berdosa dan suci? Ia mau menggenapi kebenaran Allah! Karena itu harus diingat bahwa Yesus menanggung dosa semua manusia ke atas diri-Nya sendiri. Ia dibaptiskan bagi kita, orang-orang berdosa yang cemar, sebagai perwakilan bagi kita. Ia sudah lahir untuk menjadi korban pendamaian, mari untuk segala kesalahan dan kekejian manusia. Sejak pertama kali pelayanan-Nya di dunia ini, Ia menegaskan kenyataan bahwa Ia diutus untuk menggantikan kita menanggung murka Allah. Karena itu, pintu surga terbuka lebar: karena itu, Roh Kudus menyatakan diri-Nya dalam rupa seekor merpati putih: karena itu, Allah sendiri berbicara! Setelah Yesus menegaskan tentang kematian-Nya menggantikan kita dan memikul salib-Nya, bahkan sebelum Ia mulai mengajar dan melakukan mujizat, Tritunggal yang Kudus sudah dimanifestasikan dengan cara yang luar biasa. Pintu surga tidak lagi tertutup, tetapi sudah terbuka lebar! Jalan Allah sekarang bisa dijalani oleh siapa saja secara cuma-cuma. Dosa tidak lagi memisahkan manusia yang terkutuk dengan Allah yang Kudus. Roh Allah yang baik bisa turun tanpa ada halangan untuk datang dan hinggap di dalam diri Yesus yang tak berdosa. Turunnya Roh Kudus dengan penuh rahmat ini menyatakan kelemah-lembutan dan kerendahan hati-Nya, ketundukan-Nya kepada kehendak Allah, dan kasih-Nya kepada mereka yang terhilang. Jadi persamaan sifat karakter antara Yesus dengan Roh Kudus menjadi nampak kesetaraannya! Dan kemudian Allah sendiri berfirman! Firman yang diucapkan Allah dalam peristiwa itu sangat unik dan luar biasa. Perkataan itu diulangi lagi ketika Yesus dipermuliakan, sebelum Ia disalibkan (Matius 17:5). Bapa di surga sangat bersukacita bahwa Anak-Nya yang sulung sudah mengalahkan kecongkakan, ego dan pemberontakan umat manusia, dan bahwa Ia sudah siap untuk mati sebagai korban pendamaian menggantikan manusia yang selalu diliputi keraguan. Tritunggal Kudus yang Esa meruntuhkan tembok pemisah dan berbicara dalam bahasa manusia dan menyampaikan pernyataan yang sangat penting kepada semua yang berasal dari debu tanah itu: Inilah Anak-Ku yang Kukasihi yang memberikan sukacita yang suci kepada-Ku! Demikianlah, Tuhan Allah dan Bapa dari Yesus Kristus menyaksikan bahwa Dia, Anak-Nya yang dikasihi-Nya, adalah sepenuhnya penggenapan kehendak dan rancangan keselamatan-Nya. Yesus adalah firman Allah yang berdaulat! Ia tidak mengatakan hal lain kepada manusia. Keseluruhan kehendak dan rencana Allah dinyatakan di dalam Yesus. Ia adalah satu-satunya yang dilahirkan dari Roh Kudus! Di dalam Dia Roh berinkarnasi. Barangsiapa mau untuk memahami Roh Kudus harus belajar, mengikuti dan memahami Yesus. Pertobatan Yohanes PembaptisYOHANES 1:29-37 Pembaptisan Yesus dan turunnya Roh Allah dalam bentuk merpati memberikan kesan yang sangat mendalam dan nyata di dalam hati Yohanes Pembaptis. Ini adalah tanda dari Allah yang sebelumnya dinyatakan kepadanya yang melaluinya ia akan mengenali Mesias yang akan datang. Akan tetapi, Mesias yang dinantikan itu tidak datang sebagai seorang Hakim, yang datang dengan membawa kapak dan api, tetapi sebagai Anak Domba Allah yang lemah lembut yang membiarkan diri-Nya dibaptiskan sama dengan orang-orang lain, dan yang memikul dosa manusia ke atas diri-Nya sendiri. Ia siap untuk mati sebagai korban pendamaian bagi orang-orang yang jahat! Pengakuan akan hal ini menghancurkan semua bentuk imajinasi di dalam diri pengkhotbah pertobatan yang berapi-api itu! Ia hanya bisa mengatakan, “Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia!” Sejak saat itu ia menyaksikan bahwa Yesus sajalah yang akan membaptiskan orang-orang yang bertobat dengan Roh Kudus. Lebih lagi, Yohanes Pembaptis yang pertama kali menyaksikan bahwa Yesus adalah Anak Allah. Tidak ada yang memiliki kasih dan kedaulatan yang lebih besar untuk menyelamatkan orang-orang berdosa yang cemar selain Dia yang dilahirkan dari Roh Kudus. Yohanes begitu dikuasai oleh keyakinan ini sehingga ia memperkenalkan kepada para pengikutnya sang Anak Domba Allah, satu-satunya yang bisa secara mendasar mengubahkan kehidupan dan menyucikan mereka melalui baptisan dengan Roh Kudus. |