Waters of LifeBiblical Studies in Multiple Languages |
|
Home Bible Treasures Afrikaans |
Previous Lesson -- Next Lesson MARKUS - Siapakah Kristus?
Belajar dari Injil Kristus Menurut Matiusus
BAGIAN 8 - KERINDUAN DAN KEMATIAN KRISTUS (Markus 14:1 - 15:47)
6. Pergi ke Taman Getsemani (Markus 14:26-38)MARKUS 14:26-38 Ada beberapa jenis manusia. Ada orang-orang yang berlagak seperti raja-raja kecil dan menganggap diri mereka pahlawan yang gagah perkasa. Ada juga orang-orang yang sangat terikat dengan ketakutan dan kegentaran sehingga mereka sampai merasa malu untuk mengangkat kepala untuk memandang orang-orang lain, dan selalu tertunduk dan tertekan. Orang-orang dari kelompok pertama ditegur oleh Tuhan karena kesombongan dan kecongkakan mereka, dan kelompok yang satunya dihiburkan serta dikuatkan oleh-Nya agar mereka bisa mengatasi ketakutan mereka. Allah mengasihi orang-orang berdosa yang tidak berkanjang di dalam dosa mereka, dan akan menuntun mereka kepada pertobatan dan iman di dalam kelemah-lembutan Kristus. Petrus adalah yang paling terkemuka dan berpengaruh di antara para murid. Karena dilahirkan sebagai nelayan, ia sangat terbiasa untuk dengan berani menghadapi bahaya dan menaklukkan tantangan. Pada saat yang sama, ia memiliki rasa percaya diri yang sangat besar. Ia tidak memahami persekongkolan para penguasa atau kuasa kegelapan yang akan menimpa Kristus pada saat itu. Ia tidak memahami batasan dari kemampuannya sendiri, dan kebanggaannya terhadap dirinya sendiri belum pernah terpatahkan. Ia memprotes ketika Kristus mengatakan kepada mereka mengenai batu sandungan besar yang akan dihadapi oleh para murid. Allah sendiri mengijinkan adanya batu sandungan itu. Batu sandungan itu merupakan bagian dari rencana kasih-Nya, karena Ia sudah memutuskan, sebelum segala jaman, untuk memukul sang gembala sehingga domba-domba akan tercerai berai. Petrus tidak memahami makna nubuatan itu. Ia sudah siap untuk berjuang bahkan melawan rancangan Allah dan tipu daya Iblis untuk bisa melindungi Kristus, dan menjauhkan-Nya dari kematian. Ia merasa yakin bahwa Yesus adalah yang benar dan sang Pemenang di dalam peperangan suci. Ini menyatakan kepada kita bahwa Petrus tidak sungguh-sungguh mengenal dirinya sendiri. Juga, ia tidak pernah mengetahui rancangan Allah, dan tidak memahami tipu daya Iblis. Karena itu, kegagalannya sudah di ambang pintu. Namun, Kristus mengetahui bahwa kayu salib-Nya adalah satu-satunya jalan untuk memadamkan murka Allah, yang pasti akan menimpa domba-domba yang tidak taat. Gembala akan menderita bagi domba-domba-Nya, dan siap untuk mati bagi mereka. Sebelum kematian-Nya, Yesus memastikan bahwa Ia akan bangkit kembali dari kematian dan mengumpulkan kawanan domba gembalaan-Nya dan akan melipat-gandakan jumlah mereka. Sejak saat itu, semboyan yang sangat menguatkan bagi orang-orang percaya adalah apa yang dikatakan oleh Yesus sendiri, “Aku akan mendahului kamu.” Ia mendahului kita melalui semua masalah kehidupan kita. Kita tidak pernah sendirian, dan kita tidak pernah dikalahkan. Gembala yang Baik itu berdiri di sisi kita. Ia menguatkan kita dan menantikan kita kemanapun kita pergi dan dimanapun kita berada. Namun, Petrus ingin menjalani kehidupannya dengan kekuatannya sendiri. Ia tidak mendengarkan peringatan yang sangat jelas dari Kristus, dan hanya percaya kepada dirinya sendiri. Tentu saja, ia tidak bermaksud untuk menyangkal Kristus. Ia tulus dalam tekadnya untuk membela Yesus, sebagaimana para murid bersaksi kepadanya bahwa ia siap mati bagi Kristus. Tetapi semua perkataan itu penuh dengan emosi. Emosi saja sama sekali tidak cukup untuk mengikut Kristus, karena ada pepatah yang mengatakan bahwa jalan ke neraka banyak juga yang terbuat dari itikad baik manusia. Yesus menubuatkan mengenai kejatuhan Petrus dan penyangkalannya, dan memperingatkan orang yang paling terkemuka di antara para murid itu. Yesus memberikan kepada Petrus tanda dari kesetiaan Allah ketika Ia menjelaskan kepadanya mengenai ayam jantan berkokok yang akan menolongnya untuk bertobat. Beberapa gereja memasang bentuk ayam jantan di puncak menara mereka untuk mengingatkan orang-orang yang terjebak ke dalam dosa ini, dan akan kemampuan mereka untuk berjuang melawan Iblis, serta tentang pentingnya datang kepada Juruselamat dengan penuh pertobatan dan penyerahan diri kepada kasih-Nya. Paulus menjelaskan kepada kita tentang makna mengikut Yesus, dengan mengatakan, “Kerjakanlah keselamatanmu dengan takut dan gentar, karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.” Inilah rahasia dari orang-orang yang menang dalam ketaatan iman. Bukan dengan kekuatan mereka sendiri atau mengandalkan diri sendiri, atau percaya kepada kesetiaan emosional belaka, atau percaya kepada kekuatan mereka sendiri, tetapi mereka dengan hancur hati datang kepada Kristus meminta Dia untuk melakukan kehendak-Nya di dalam kelemahan mereka, dan untuk mencurahkan kuasa-Nya ke dalam kelemahan mereka sehingga rancangan kebaikan-Nya bisa dinyatakan melalui karya Roh Kudus-Nya. DOA: Oh Tuhan yang penuh rahmat, ampunilah aku karena terlalu percaya kepada diriku sendiri. Hapuskanlah segala khayalanku mengenai kebenaran diriku sendiri. Jagalah aku agar tidak tergesa-gesa untuk berbicara. Tolonglah aku untuk menyangkal diri dengan kuasa-Mu. Selaraskan keinginanku dengan kehendak-Mu, dan tuntunlah aku untuk berjalan menuju ke arah yang Kau kehendaki sehingga aku tidak tersesat, tetapi mengikuti Engkau kemanapun Engkau membawa kami bersama-sama dengan setiap orang yang mengikut Engkau dengan penuh syukur. Amin. PERTANYAAN:
|