Waters of LifeBiblical Studies in Multiple Languages |
|
Home Bible Treasures Afrikaans |
Home -- Indonesian -- Colossians -- 001 (Introduction) This page in: -- Arabic -- Chinese -- English -- French -- German -- INDONESIAN -- Portuguese -- Spanish -- Turkish
KOLOSE - Kristus di tengah-tengah kamu, pengharapan akan kemuliaan!
Pelajaran dari surat Paulus kepada jemaat di Kolose
PendahuluanPesan Paulus, rasul kepada bangsa-bangsa, kepada jemaat di Kolose di Sungai Lycus, sebuah anak sungai Maeander, yang di atasnya terdapat kota Laodikia dan Hierapolis, yang berada di sebelah barat dataran tinggi Turki modern, yaitu di sekitar Efesus dan Izmir, memiliki keistimewaan-keistimewaan yang sangat istimewa, yaitu sebuah fakta yang memberikan nilai khusus bagi surat ini. Paulus sendiri tidak mendirikan atau mengunjungi gereja di Kolose. Ia juga tidak mungkin mengenal jemaat ini setelah penahanannya selama menunggu persidangan di Kaisarea dan sebelum perjalanannya ke Roma. Ia mengetahui situasi orang-orang Kristen di jemaat ini dari laporan Epafras, salah satu penatua mereka (Kol. 1:7-8; 4:12; Flp. 23), yang mengunjunginya di Roma. Bersama-sama, mereka bergumul secara rohani untuk masa depan gereja ini. Dengan demikian, surat ini berisi pesan Paulus kepada anggota jemaat asing, yang tidak dikenalnya, yang hidup dalam lingkungan Helenistik yang multikultural. Oleh karena itu, surat ini juga merupakan sebuah pesan kepada gereja-gereja di zaman kita, di mana sang rasul meletakkan prinsip-prinsip dasar tentang iman dan cara hidup kita di tengah-tengah pencobaan dan ujian. Pada saat yang sama, surat ini mencerminkan kesaksian Paulus pada tahun-tahun terakhirnya, setelah ia melewati banyak perjumpaan, serangan dan penderitaan yang berbahaya. Surat ini dengan luar biasa menggambarkan realitas Kristus yang paling penting, yang Paulus dapat alami dengan cara yang baru selama masa istirahat yang dipaksakan, yang disebabkan oleh pemenjaraannya. Surat ini memberikan kepada kita sebuah rangkuman dari wahyu-wahyu yang telah diterima oleh Paulus selama tiga puluh tahun perjalanan misinya, setelah Kristus yang telah bangkit untuk pertama kalinya menampakkan diri kepadanya dalam kemuliaan yang cemerlang di jalan menuju Damsyik. Surat ini juga menawarkan rangkuman dari semua pengetahuan, kesaksian dan pengajarannya. Sebagai hasil dari pengalamannya yang panjang dalam pelayanan, ia mengetahui apa yang dibutuhkan oleh para pengikut Kristus yang baru agar iman mereka bertumbuh. Ia juga tahu ke mana mereka harus berpaling untuk menerima kuasa agar kehidupan baru ini bertumbuh dan menjadi dewasa. Masalah-masalah khusus dari jemaat di Kolose berkaitan dengan fakta bahwa mereka kemungkinan besar telah dikunjungi oleh orang-orang Kristen Yahudi, yang telah menasihati mereka untuk menyembah malaikat, sebuah praktik yang berkaitan erat dengan pantangan terhadap beberapa jenis makanan. Lebih jauh lagi, para penyembah berhala itu telah menekankan kepada jemaat di Kolose akan pentingnya sunat, dan juga pemeliharaan upacara-upacara Yahudi dan hari Sabat, agar jemaat dapat mengalami berkat Allah yang sejati. Akan tetapi, tuntutan-tuntutan ini merongrong pembenaran yang telah disempurnakan bagi orang berdosa oleh iman saja. Tuntutan-tuntutan itu mengurangi kemuliaan keilahian Kristus, yang menimbulkan kemarahan sang rasul sebagai seorang gembala. Surat kepada jemaat di Kolose kemungkinan didiktekan oleh Paulus dan Timotius, rekan sekerjanya, kepada Tikhikus, penolong dan saudara mereka dalam Kristus dari Efesus. Surat ini ditulis ketika Paulus menjadi tahanan di Roma, sekitar tahun 56-62 M. Surat ini dikirimkan kepada jemaat di Kolose oleh Tikhikus dan Onesimus, budak pelarian yang dituntun oleh Paulus kepada iman kepada Kristus di Roma (Kisah Para Rasul 20:4; Efesus 6:21; Kolose 4:7; 2 Timotius 4:12; Titus 3:12). Renungan, refleksi, dan serangkaian eksposisi tentang surat Kolose berikut ini adalah hasil dari studi Alkitab, khotbah, dan sesi konseling yang menjadi bagian dari bahan pengajaran tentang surat-surat Rasul Paulus yang ditawarkan oleh kursus korespondensi sekolah Alkitab kami dalam bahasa Arab. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari kursus korespondensi ini telah dimasukkan ke dalam teks bahasa Indonesia untuk direnungkan lebih lanjut oleh para pembaca. PERTANYAAN:
Kami senantiasa mengucap syukur
|