Home
Links
Bible Versions
Contact
About us
Impressum
Site Map


WoL AUDIO
WoL CHILDREN


Bible Treasures
Doctrines of Bible
Key Bible Verses


Afrikaans
አማርኛ
عربي
Azərbaycanca
Bahasa Indones.
Basa Jawa
Basa Sunda
Baoulé
বাংলা
Български
Cebuano
Dagbani
Dan
Dioula
Deutsch
Ελληνικά
English
Ewe
Español
فارسی
Français
Gjuha shqipe
հայերեն
한국어
Hausa/هَوُسَا
עברית
हिन्दी
Igbo
ქართული
Kirundi
Kiswahili
Кыргызча
Lingála
മലയാളം
Mëranaw
မြန်မာဘာသာ
नेपाली
日本語
O‘zbek
Peul
Polski
Português
Русский
Srpski/Српски
Soomaaliga
தமிழ்
తెలుగు
ไทย
Tiếng Việt
Türkçe
Twi
Українська
اردو
Uyghur/ئۇيغۇرچه
Wolof
ייִדיש
Yorùbá
中文


ગુજરાતી
Latina
Magyar
Norsk

Home -- Indonesian -- Acts - 045 (Simon the Sorcerer and the Work of Peter and John; The Ethiopian Treasurer)
This page in: -- Albanian -- Arabic -- Armenian -- Azeri -- Bulgarian -- Cebuano -- Chinese -- English -- French -- Georgian -- Greek -- Hausa -- Igbo -- INDONESIAN -- Portuguese -- Russian -- Serbian -- Somali -- Spanish -- Tamil -- Telugu -- Turkish -- Urdu? -- Uzbek -- Yiddish -- Yoruba

Previous Lesson -- Next Lesson

KISAH PARA RASUL - Mengiringi Pawai Kemenangan Kristus
Pendalaman Alkitab Kisah Para Rasul
BAGIAN 1 - PENDIRIAN GEREJA YESUS KRISTUS DI YERUSALEM, YUDEA, SAMARIA, DAN SYRIA - Melalui Rasul Petrus, Dibawah Tuntunan Roh Kudus (Kisah Para Rasul 1 - 12)
B - Perkembangan injil keselamatan ke Samaria dan Siria, dan awal pertobatan Orang-prang bukan yahudi (Kisah Para Rasul 8 - 12)

2. Simon si Tukang Sihir serta Pekerjaan Petrus dan Yohanes di Samaria (Kisah Para Rasul 8:9-25)


Kisah Para Rasul 8:14-25
14 Ketika rasul-rasul di Yerusalem mendengar, bahwa tanah Samaria telah menerima firman Allah, mereka mengutus Petrus dan Yohanes ke situ. 15 Setibanya di situ kedua rasul itu berdoa, supaya orang-orang Samaria itu beroleh Roh Kudus. 16 Sebab Roh Kudus belum turun di atas seorangpun di antara mereka, karena mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. 17 Kemudian keduanya menumpangkan tangan di atas mereka, lalu mereka menerima Roh Kudus. 18 Ketika Simon melihat, bahwa pemberian Roh Kudus terjadi oleh karena rasul-rasul itu menumpangkan tangannya, ia menawarkan uang kepada mereka, 19 serta berkata: "Berikanlah juga kepadaku kuasa itu, supaya jika aku menumpangkan tanganku di atas seseorang, ia boleh menerima Roh Kudus." 20 Tetapi Petrus berkata kepadanya: "Binasalah kiranya uangmu itu bersama dengan engkau, karena engkau menyangka, bahwa engkau dapat membeli karunia Allah dengan uang. 21 Tidak ada bagian atau hakmu dalam perkara ini, sebab hatimu tidak lurus di hadapan Allah. 22 Jadi bertobatlah dari kejahatanmu ini dan berdoalah kepada Tuhan, supaya Ia mengampuni niat hatimu ini; 23 Jadi bertobatlah dari kejahatanmu ini dan berdoalah kepada Tuhan, supaya Ia mengampuni niat hatimu ini; 24 sebab kulihat, bahwa hatimu telah seperti empedu yang pahit dan terjerat dalam kejahatan." 25 Setelah keduanya bersaksi dan memberitakan firman Tuhan, kembalilah mereka ke Yerusalem dan dalam perjalanannya itu mereka memberitakan Injil dalam banyak kampung di Samaria.

Para anggota jemaat di Yerusalem sangat bersukacita ketika mereka mendengar bahwa Samaria telah menerima Firman Tuhan. Bukan hanya pribadi-pribadi yang dibaptiskan, tetapi orang banyak dari sekitar daerah itu. Demikianlah kerajaan Allah mulai melebar juga di wilayah Samaria, masyarakat yang agamanya merupakan hasil pengaruh dari berbagai agama lainnya.

Beberapa rasul yang memiliki karakter yang diwarnai oleh roh yang mempertimbangkan semuanya secara matang mengatakan, “Mari kita menguji orang banyak itu untuk melihat roh apa yang ada pada mereka!” Kita sudah melihat bahwa Samaria dahulu pernah melarang Yesus berjalan melalui wilayah mereka. Yohanes dan saudara-saudaranya pernah menjadi marah dan meminta Tuhan menurunkan hujan api dari langit untuk membinasakan desa-desa yang tidak taat itu. Tetapi Yesus menusuk hati mereka dengan menanyakan, “Tidakkah kamu mengenal roh apakah yang ada padamu?” Sekarang Petrus dan Yohanes ingin melihat kebangunan rohani yang baru terjadi itu. Mereka juga berharap, melalui pelayanan mereka, mereka bisa menambahkan sukacita bagi orang-orang percaya itu.

Ketika kedua rasul itu tiba di Samaria, mereka langsung melihat sesuatu yang sangat penting: meskipun memang nampak ada antusiasme dan iman, yang muncul sebagai hasil dari mujizat yang terjadi, masih ada unsur yang sangat penting yang tidak nampak—perubahan batin di dalam kehidupan manusia, pembebasan dari keterlibatan dengan kuasa si jahat, dan pemenuhan oleh Roh Kudus. Orang banyak itu sudah percaya kepada Yesus, tetapi meski mereka sudah percaya dan menerima baptisan air, mereka masih belum menerima baptisan Roh Kudus.

Kita harus mengakui, bahkan kalaupun kita tidak mau menerimanya, bahwa iman sebagian besar orang Kristen jaman ini hanyalah sekedar kepercayaan mental saja. Singkatnya, mereka menerima baptisan air, tunduk kepada sakramen-sakramen kudus, dan ingin melihat mujizat serta tuntunan Tuhan. Akan tetapi, sebenarnya, mereka belum menerima keselamatan. Hati mereka masih diikat oleh belenggu roh jahat, dan mereka digerakkan oleh pikiran yang berisi sisa-sisa dari semua doktrin lama kita. Dosa menguasai tubuh mereka, dan kuasa Allah melalui kasih, kerendahan hati, pengorbanan diri, penyangkalan diri tidak nampak di dalam kehidupan mereka.

Baik sebagai pribadi maupun sebagai gereja, kita perlu menguji diri kita di dalam terang Injil; apakah persekutuan kita merupakan persekutuan dari orang-orang yang secara pribadi percaya kepada iman Kristen? Apakah kita memang orang-orang kudus, yang dipenuhi dengan roh kasih, mati bagi diri kita sendiri, tetapi hidup bagi Allah? Jangan berpikir bahwa mengerti tentang Kristus, pengetahuan tentang iman, atau terus berada di dalam tradisi gereja akan menyelamatkan anda. Tanpa kehidupan Allah, yang berasal dari Roh Kudus, anda akan tetap mati secara rohani meski anda memiliki pengetahuan rohani dan dibutakan oleh fanatisme anda. Sudahkah anda sungguh-sungguh menerima karunia Roh Kudus? Kristus sudah mengampuni segala dosa kita di kayu salib sehingga kita bisa menerima janji Bapa-Nya, dan bahwa kuasa, kehidupan, kesenangan dan kebenaran-Nya bisa masuk ke dalam tubuh kita yang fana ini. Jangan merasa puas dengan apa yang anda sebut sebagai kesalehan, dan jangan memuji imajinasi keagamaan anda, tetapi menyesal dan bertobatlah. Mintalah agar Kristus secara tetap memenuhi anda dengan Roh Kudus, sehingga anda akan bisa melihat kejahatan anda sendiri dan menyangkal diri dosa anda. Kristus kemudian akan menjadikan anda sebagai ciptaan baru, penuh dengan kehidupan kekal.

Saudara yang kekasih, berhati-hatilah agar jangan bersikap seperti Simon si penyihir, yang menjadi sarana bagi Iblis untuk bekerja di dalam gereja Kristen. Ia melihat kuasa Allah, mengalir dari kehidupan para rasul, dan menginginkannya juga. Ia berharap mereka bisa menyalurkan kuasa itu kepadanya, sehingga ia bisa juga memberikan karunia itu kepada orang-orang lain. Kalau itu terjadi maka ia akan menjadi lebih berkuasa dibandingkan dengan Filipus dan orang-orang akan meninggalkan diaken yang aktif itu dan berpaling kepada Simon, penyihir tua itu.

Ini menunjukkan bahwa manusia, meski sudah mengalami baptisan dan pertobatan yang dilakukan secara munafik, masih bisa menjadi si jahat yang sombong. Ia mau menjadi berkuasa dan congkak, kecuali, kalau di dalam batinnya, ia sudah dibebaskan dari segala dosanya oleh pedang Firman Allah. Keselamatan kita berarti dibebaskan dari kuasa dan kekuatan jahat. Keselamatan bukan hanya sekedar perasaan keagamaan atau persepsi mental belaka.

Kejahatan Simon kemudian menjadi nyata melalui kepercayaannya terhadap uang. Ia berpikir bahwa kuasa melalui penumpangan tangan itu mungkin bisa dibeli dengan uang. Ia tidak memahami hakekat dari berita Kristen mengenai pengorbanan Kristus yang diberikan secara cuma-cuma bagi kita di kayu salib. Mustahil untuk menerima anugerah Allah melalui uang, perbuatan baik, atau sumbangan jenis apapun. Allah kita tidak membuka diri terhadap pendekatan-pendekatan demikian, karena Ia adalah Bapa yang penuh kasih karunia, yang secara cuma-cuma dan tiada hentinya berkehendak untuk memberi. Barangsiapa yang menganggap Dia yang Penuh Kasih itu sebagai pedagang, jatuh ke dalam jerat neraka—tempat yang mengerikan untuk didiami!

Petrus langsung berkata kepada si munafik itu: “Kiranya engkau dan uangmu binasa. Engkau penuh dengan keserakahan, ingin menjadi berkuasa, congkak dan penuh dusta. Engkau tidak dilahirkan dari Roh Allah, tetapi anak-anak kejahatan. Engkau mengaku percaya kepada Kristus dan sudah dibaptiskan, tetapi engkau tidak mengambil bagian di dalam Kerajaan Allah. Engkau masih saja sama jahatnya dengan sebelumnya. Karena itu, engkau curang, keji, jahat dan penuh dusta. Engkau berpikir dengan cara manusia, dan tidak diterangi oleh Roh Kudus. Engkau, Simon yang malang, berpikir bahwa semua bisa didapatkan melalui uang. Engkau berusaha membeli karunia Roh Allah. Bertobatlah dari kesombonganmu dan kecuranganmu. Biarkan kejahatanmu diremukkan, dan ubahlah arah hidupmu. Menyesallah dengan sungguh-sungguh dosa-dosamu di hadapan Allah, minta Dia mengampuni engkau atas kejahatanmu dan membebaskanmu dari belenggu si jahat. Engkau sudah membuka hatimu terhadap bahaya yang sangat merusak. Tolaklah sekarang juga, dan mintalah pengampunan dari Allah, agar Ia mau mengampuni engkau. Ia tidak akan mengampuni engkau kalau engkau tidak memisahkan dirimu sepenuhnya dan dengan rela dari dosamu. Baru setelah itu engkau akan aman dan menerima pengampunan dosa yang disiapkan bagi semua orang yang bertobat.”

Demikian juga, Saudaraku yang kekasih, jikalau anda belum sungguh-sungguh menyesali dosamu dan bertobat, maka anda akan tetap menjadi bahaya bagi gereja anda sendiri, meracuni hati banyak orang melalui sikap anda yang plin-plan antara memilih Allah dan Iblis. Anda akan mengikat saudara seiman anda dalam ikatan ketidak-adilan, dan anda akan menjadi pintu, bukan yang menuju ke surga, tetapi yang menuju ke neraka. Perkataan anda akan mencemarkan banyak orang, dan tidak menyelamatkan siapapun.

Sayang sekali, Simon si penyihir tidak sungguh-sungguh bertobat. Ia tidak berlutut di hadapan para rasul dan mengakui dosanya. Namun, ia hanya takut kepada ancaman rohani yang dikatakan oleh Rasul Petrus. Roh Kudus tidak langsung membunuh si penyihir itu, sebagaimana yang Dia lakukan sebelumnya di Yerusalem dalam kasus Ananias dan Safira. Simon belum dilahirkan kembali, dan belum menerima Roh Kudus. Karena itu, kemungkinan pertobatan masih terbuka baginya.

Dari sejarah gereja kita melihat bahwa penyihir yang munafik itu tidak berbalik, tetapi bahkan melanjutkannya dengan memulai sebuah bidat dimana ia mengaku dirinya sebagai tuhan, dan mengijinkan segala bentuk penyimpangan seksual dan kenajisan pelacuran. Dimana roh Iblis menyatakan diri dalam keriuhan agama dan antusiasme agama, akan segera muncul penyimpangan berkaitan dengan uang dan sex. Jadi, saudara, bersikaplah sangat berhati-hati! Jauhkan diri dari semua antusiasme berlebihan dari gerakan keagamaan. Bertobatlah dan klaim kesederhanaan dan kecukupan Kristus. Pilih kemurnian Roh Kudus, dan hiduplah dalam pengendalian diri di dalam kuasa-Nya.

Para rasul mendapati bahwa cukup banyak orang Samaria yang sungguh-sungguh menyesali dosanya dan bertobat karena Roh Kudus. Para rasul tidak memberitakan dengan antusiasme dan kepura-puraan palsu belaka, tetapi menekankan pentingnya pembersihan hati. Mereka menekankan kelahiran baru yang sebenarnya, karena tanpa kelahiran kembali tidak ada orang yang bisa masuk ke dalam Kerajaan Allah.

Saudara yang kekasih, dengan rendah hati kami meminta anda untuk mempersembahkan diri anda kepada Roh Allah hari ini. Minta Dia menghukum dosa-dosa anda, mengalahkan semua dosa itu, dan mematikan semua hakekat dosa itu. Minta dia untuk menyucikan anda melalui iman di dalam darah Kristus dan memenuhi anda dengan diri-Nya sendiri. Jangan hanya berdiri di tengah jalan agar anda tidak menjadi penyebab masalah bagi orang lain.

DOA: Oh Tuhan yang kudus, janganlah membinasakan aku, tetapi sucikanlah aku dari semua dosaku dengan darah Kristus. Kiranya Roh Kudusmu menghancurkan segala kesombongan, kenajisan, sikap haus kekuasaan dan kemunafikan dalam diriku, supaya aku dimerdekakan dari egoku dan dari segala roh jahat, serta mengalami kelahiran baru di dalam Kristus, yang menerbitkan iman kami dan yang membawa iman kami kepada kesempurnaan.


3. Pertobatan dan Baptisan Sida-Sida Etiopia (Kisah Para Rasul 8:26-40)


Kisah Para Rasul 8:26-40
26 Kemudian berkatalah seorang malaikat Tuhan kepada Filipus, katanya: "Bangunlah dan berangkatlah ke sebelah selatan, menurut jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza." Jalan itu jalan yang sunyi. 27 Lalu berangkatlah Filipus. Adalah seorang Etiopia, seorang sida-sida, pembesar dan kepala perbendaharaan Sri Kandake, ratu negeri Etiopia, yang pergi ke Yerusalem untuk beribadah. 28 Sekarang orang itu sedang dalam perjalanan pulang dan duduk dalam keretanya sambil membaca kitab nabi Yesaya. 29 Lalu kata Roh kepada Filipus: "Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu!" 30 Filipus segera ke situ dan mendengar sida-sida itu sedang membaca kitab nabi Yesaya. Kata Filipus: "Mengertikah tuan apa yang tuan baca itu?" 31 Jawabnya: "Bagaimanakah aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang membimbing aku?" Lalu ia meminta Filipus naik dan duduk di sampingnya. 32 Nas yang dibacanya itu berbunyi seperti berikut: Seperti seekor domba Ia dibawa ke pembantaian; dan seperti anak domba yang kelu di depan orang yang menggunting bulunya, demikianlah Ia tidak membuka mulut-Nya. 33 Dalam kehinaan-Nya berlangsunglah hukuman-Nya; siapakah yang akan menceriterakan asal-usul-Nya? Sebab nyawa-Nya diambil dari bumi. 34 Maka kata sida-sida itu kepada Filipus: "Aku bertanya kepadamu, tentang siapakah berkata demikian? Tentang dirinya sendiri atau tentang orang lain?" 35 Maka mulailah Filipus berbicara dan bertolak dari nas itu ia memberitakan Injil Yesus kepadanya. 36 Mereka melanjutkan perjalanan mereka, dan tiba di suatu tempat yang ada air. Lalu kata sida-sida itu: "Lihat, di situ ada air; apakah halangannya, jika aku dibaptis?" 37 (Sahut Filipus: "Jika tuan percaya dengan segenap hati, boleh." Jawabnya: "Aku percaya, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah.") 38 Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta itu, dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis dia. 39 Dan setelah mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita. 40 Tetapi ternyata Filipus ada di Asdod. Ia berjalan melalui daerah itu dan memberitakan Injil di semua kota sampai ia tiba di Kaisarea.

Seorang malaikat dari Kristus yang hidup memberikan perintah kepada Filipus, sang diaken, untuk meninggalkan pelayanannya yang sedang berkembang, di wilayah Nablus, dan pergi ke selatan ke jalan yang gersang dan panas, dimana tidak ada orang maupun binatang yang hidup di sana. Hati sang pengkhotbah itu bisa saja tidak taat, tetapi ia sudah menyangkal dirinya, bangkit, dan taat kepada Tuhannya. Dengan ketaatannya ia memuliakan kemenangan Kristus, dan mengambil bagian dalam memenangkan satu bangsa bagi penyebaran Injil.

Seorang yang kaya raya, pemegang jabatan menteri keuangan di istana Kandake, ratu dari Etiopia, sedang dalam perjalanan pulang ke negaranya setelah mengunjungi Yerusalem. Kemungkinan ia sudah mendengar beberapa hal tentang keesaan Allah dan hukum Taurat melalui para missionaris Yahudi, yang berpusat di sebuah pulau yang bernama Elephantine, di tengah-tengah Sungai Nil. Meskipun semua manusia memiliki kerinduan akan Allah, hanya orang-orang yang memiliki pikiran yang mulia yang menyelidiki di dalam semua agama dan budaya yang ada untuk bisa mendapatkan perjumpaan pribadi dengan Allah yang benar.

Pejabat tersebut, seorang sida-sida dan penasihat yang terpercaya dari sang Ratu, sudah mengadakan perjalanan ziarah yang jauh ke tanah suci untuk mendapatkan berkat Allah bagi dirinya dan bagi bangsanya. Di Yerusalem ia menyembah Tuhan, tetapi hatinya tetap merasa kosong. Sida-sida tidak diperbolehkan masuk ke dalam pelataran ibadah di dalam lingkungan Bait Suci. Karena itu ia membeli dari salah satu ahli Taurat, dengan harga yang mahal, satu gulungan kitab Yesaya, seperti yang ditemukan beberapa waktu yang lalu di gua Qumran. Kita tidak tahu apakah ia membeli kitab yang berbahasa Ibrani, atau yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani. Yang penting adalah ia bisa membaca dan memahaminya. Ia ingin memenuhi hatinya dengan roh Perjanjian Lama, agar ia bisa kembali ke negerinya dengan pemikiran, kuasa dan pencerahan yang baru. Ia memegang kitab yang sangat dihargainya itu di tangannya.

Ketika ia sampai kepada nubuatan tentang Mesias, yang dijelaskan sebagai Anak Domba Allah yang lemah lembut, Roh Kudus menuntun Filipus untuk berjalan di sisi orang bukan Yahudi yang sedang mencari Tuhan itu. Ia mengucapkan dari bibirnya pertanyaan yang sangat bijaksana yang sudah menyebabkan banyak orang, yang memiliki kerinduan akan Allah, mulai mencari Dia, “Mengertikah tuan, apa yang tuan baca itu?” Syukurlah bahwa bendaharawan yang terhormat itu bukan orang yang sombong! Ia tidak menjawab, “Aku sangat mengenal isi Kitab Suci, dan aku mengerti semuanya,” tetapi dengan jujur ia mengakui kelemahannya. Dengan kerendahan hati ini ia mendapatkan hikmat Allah. Celakalah orang yang berpikir bahwa ia sudah tahu dan bisa melakukan semuanya. Hati dan pikirannya akan tetap tertutup bagi Injil.

Sebuah perbincangan panjang dimulai, dan Filipus menunjukkan kepadanya bahwa Yesus adalah Anak Domba Allah, yang di dalam kerendahan hati dan kasih, menanggung segala dosa dunia. Ia memikul murka Allah ketika Ia disalibkan di kayu salib untuk menyelamatkan semua manusia, bahkan termasuk sida-sida itu dan bangsanya. Iman kepada Dia yang tersalib membawa pengetahuan ke dalam hati berkaitan dengan pelanggaran-pelanggaran di masa lalu. Iman itu juga membuka hati orang-orang percaya kepada kehidupan di dalam Allah, baik untuk masa sekarang maupun di masa yang akan datang. Filipus menuntun pendengar yang haus itu ke jalan kehidupan melalui Anak Domba Allah, dan melalui keunikan salib-Nya.

Roh Kudus meneguhkan kesaksian di dalam percakapan yang sangat akrab dan penting ini, karena pencari Allah ini sudah mendengar, memahami, dan percaya. Ia langsung memutuskan untuk menyerahkan hidupnya kepada Kristus dan menerima Dia sebagai Tuhan dan Penebus. Ia meminta dibaptiskan ketika ia melihat ada air di padang gurun.

Filipus mungkin agak bermaksud berlama-lama sebelum membaptiskan sida-sida itu, karena pengalaman yang terjadi di Samaria. Ia menyatakan terlebih dahulu syarat-syarat prinsip yang harus ada sebelum sida-sida itu mendapatkan kesempatan untuk dibaptiskan, “Kalau anda percaya dengan segenap hati anda bisa dibaptiskan – dengan segenap hati, dan bukan hanya dengan pikiran, perasaan, atau keinginan saja. Sudahkah anda membuka hati anda sepenuhnya kepada Kristus? Sudahkah anda menjadikan Dia sebagai satu-satunya syarat dan dasar untuk kehidupan kekal? Roh Allah tidak berdiam di dalam hati orang yang hanya setengah hati berpaling kepada Yesus, sementara setengah hati lainnya tertuju kepada dunia. Pilih Yesus sepenuhnya, sehingga Ia bisa menerima anda masuk ke dalam kekekalan.”

Bendahara itu memastikan keputusannya, dan tetap meminta dibaptiskan. Ia lulus ujian, dan menyimpulkan imannya kepada Yesus dalam satu kalimat, “Aku percaya bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah.” Dengan pernyataan itu ia menunjukkan, bahwa ia sudah memahami misteri Tritunggal Yang Kudus, dan sudah menerima penebusan Kristus. Ia percaya bahwa Allah adalah Bapa, dan mengambil bagian di dalam kehidupan kekal. Pengakuan ini bukan hanya sekedar doktrin yang kosong, tetapi lebih dahsyat dari bom atom yang pernah ada di dunia ini. Saudara, dalami dengan sungguh-sungguh makna dari kesaksian ini, sehingga anda bisa menjadi anak Allah. Allah yang kekal itu adalah Bapa kita melalui Yesus, Anak-Nya.

Sesudah Filipus membaptiskan orang percaya yang bertobat itu, Roh Kudus langsung memisahkannya dari petobat baru itu. Sida-sida itu tidak bisa lagi berhubungan dengan orang yang menginjili dia, dan ia hanya bisa berpegang teguh kepada Yesus saja. Keadaan dari bendahara itu sangat jauh berbeda dengan Simon, si penyihir, yang terus mendekat kepada Filipus, tetapi tidak mendekat kepada Kristus. Bendahara yang baru dibaptiskan itu kembali ke rumahnya dan berdoa, memuji dan menyembah Allah. Di sana ia sungguh-sungguh masuk ke dalam keagungan Kristus. Tuhan Allah tidak menolak sida-sida Ethiopia itu, seperti yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi, tetapi menerima dia, merangkulnya, dan memperlengkapinya.

Dari padang gurun itu Roh Kudus membawa Filipus ke kota-kota di pesisir Palestina, dimana ia mengadakan perjalanan dari sebelah selatan ke Gunung Karmel di sebelah utara, memenuhi semua tempat itu dengan nama Yesus dan menyiapkan jalan bagi Tuhannya.

DOA: Tuhan kami yang kudus, , kami bersyukur kepadamu untuk hambamu, Filipus, yang menaati perintahmu, memberitakan Injil kepada bendahara negeri Etiopia itu dengan kuasa Rohmu, dan membawa dia dari maut kepada hidup melalui iman di dalam Anak-Mu yang disalibkan. Bimbinglah kami dengan Roh Kudus-Mu untuk menemukan semua orang yang sedang mencari Engkau. Gambarkanlah di mata mereka, siapa sesungguhnya Anak-Mu itu, yang telah disalibkan untuk menjawab segala pertanyaan mereka, supaya mereka boleh hidup di dalam Engkau untuk selama-lamanya.

PERTANYAAN:

  1. Apakah isi kabar baik yang dijelaskan oleh Filipus kepada bendahara negeri Etiopia itu?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on September 27, 2012, at 10:29 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)