Waters of LifeBiblical Studies in Multiple Languages |
|
Home Bible Treasures Afrikaans |
Home -- Indonesian -- Lukas -- 056 (Kuasa Kristus atas Badai, Roh Jahat dan Maut) Previous Lesson -- Next Lesson LUKAS - Kristus, Juruselamat Dunia BAGIAN 3 - PELAYANAN YESUS DI GALILEA (Lukas 4:14 - 9:50)
15. Kuasa Kristus atas Badai, Roh Jahat dan Maut (Lukas 8:16-21)LUKAS 8:40-56 Orang-orang dari wilayah Gerasa, yang dipenuhi ketakutan, memohon kepada Yesus, sang Juruselamat dunia, untuk meninggalkan kota mereka. Tetapi orang-orang yang percaya kepada Perjanjian Lama menantikan Dia. Pemimpin sinagog percaya kepada-Nya, mencari Dia, datang dan tersungkur di bawah kaki-Nya. Pemimpin sinagog itu sudah banyak mendengar tentang perkataan Kristus, dan sudah melihat mujizat-mujizat yang dilakukan-Nya, dan berani untuk percaya bahwa kuasa Allah mengalir dari diri Yesus, dan bahwa Yang Mahatinggi sudah hadir di antara mereka serta layak menerima pujian. Pemimpin sinagog itu juga meminta Yesus sang Juruselamat untuk datang ke rumahnya dan menyembuhkan anak perempuannya yang sakit keras, dan Yesus langsung mengikuti pemimpin sinagog itu pergi ke rumahnya. Pada saat itu juga, seorang perempuan yang sakit datang mendekat kepada sang Juruselamat untuk menerima kuasa dari-Nya dengan menjamah jumbai jubah-Nya. Iman perempuan itu begitu besar sehingga kuasa Kristus mengalir ke dalam dirinya bagaikan aliran listrik. Kuasa itu menyembuhkannya saat itu juga, dan menghentikan aliran pendarahannya. Perempuan itu sudah mengalami banyak tahun-tahun penderitaan, kesusahan dan kekecewaan di hadapan banyak tabib, seolah-olah ia sedang menjalani hukuman Allah. Tetapi saat itu, ia dipulihkan hanya dengan menyentuh jumbai jubah Yesus, dan penderitaan yang dialaminya selama dua belas tahun langsung hilang seketika. Ketika perempuan itu disembuhkan, Kristus ingin menegaskan imannya yang besar. Ia bertanya tentang seseorang yang dengan sukarela menjamah jubah-Nya dengan iman dan menerima aliran kuasa Roh Kudus dari diri-Nya. Dalam hikmat-Nya, Yesus mau membawa perempuan itu ke dalam pengakuan imannya dan dengan penuh syukur memberikan kesaksian mengenai tahun-tahun penderitaannya dan tentang apa yang dilakukan Kristus baginya. Lebih lagi, Tuhan menguatkan keyakinan perkataan itu dengan mengatakan perkataan yang luar biasa, “Imanmu sudah menyelamatkan engkau.” Ia tidak mengatakan kepada perempuan itu, “Aku sudah menyembuhkan engkau,” tetapi Ia menghubungkan kesembuhan itu dengan iman perempuan itu sendiri. Pertemuan dengan Yesus ini membuat surga hadir di dalam hati perempuan itu. Yesus memberikan kepadanya sukacita surgawi dan pengudusan pikiran, dan kemudian mengatakan kepadanya, “Sekarang, Aku memberikan kepadamu sukacita dari yang Mahatinggi. Terimalah kesembuhan kekal, dan kepenuhan berkat. Pergilah dalam damai sejahtera.” Selama percakapan itu, pemimpin sinagog itu pasti berdiri di sana menunggu, karena anak perempuannya satu-satunya juga sedang menghadapi maut, namun Tabib yang Agung yang bisa menyembuhkannya justru terhambat oleh seorang perempuan najis, seolah-olah perempuan yang terkena pendarahan itu lebih penting dari dirinya, pemimpin sinagog yang merasa dirinya saleh. Ketika ia mendengar bahwa anak perempuannya itu sudah mati, ia ingin melalui masa dukanya sendiri dan mencegah Yesus datang ke rumahnya. Tetapi Tuhan, di dalam kebaikan-Nya, meyakinkannya dan mencegah ayah yang sedang berduka itu untuk jatuh ke dalam keputus-asaan. Dengan cara yang sama Ia juga melenyapkan ketakutan anda, dan menuntut anda untuk lebih beriman. Kristus menjamin keselamatan anda kalau anda percaya, dan meneguhkan kemenangan di dalam anda kalau anda terus dengan rendah hati percaya kepada-Nya. Yesus membawa tiga orang murid-Nya sehingga mereka yang dipilih-Nya itu bisa menyaksikan kemuliaan-Nya, dan iman mereka dikuatkan. Semua orang yang ada di dalam rumah itu sedang berkabung, menangis dan meratap. Tiba-tiba mereka yang meratap kemudian tertawa saat mereka mendengar Yesus mengatakan bahwa anak perempuan itu tidak mati, dan hanya tertidur, karena mereka semua sudah yakin bahwa ia memang sudah mati. Kristus melarang mereka meratap, karena Dia, sang Penguasa Kehidupan, hadir di antara mereka. Mengapa orang meratap ketika ada seseorang yang meninggal? Tidakkah mereka mengenal kehidupan kekal? Ketika seorang uskup berdiri di atas sebuah tembok dan siap untuk ditembak oleh orang-orang tidak percaya yang sudah menjatuhi hukuman mati kepadanya, ia menyerukan perkataan terakhirnya di hadapan para tentara yang malang itu, dan mengatakan, “Selamat berpisah, maut! Sekarang aku mau ke dalam dunia orang hidup. Semua orang Kristen sejati tahu bahwa kematian adalah gerbang menuju kehidupan.” Apakah anda takut akan maut, atau anda hidup sebagai orang-orang yang teguh di dalam Kristus? Maut bukanlah akhir segalanya. Berkaitan dengan tubuh kita, maut bagaikan tidur, karena roh kita tetap bangun menantikan saat penghakiman, baik dengan penuh ketakutan karena dosa, atau dalam damai sejahtera di pangkuan sang Juruselamat. Kristus, yang hidup dari kekekalan sampai kekekalan, memegang tangan anak perempuan itu dan kemudian mengatakan dengan suara yang lembut, “Hai anak, bangunlah!” Inilah kebangkitan yang dibicarakan oleh Kristus. Anda akan mendengarkan perkataan ini ketika Kristus datang kedua kali, kalau anda termasuk di antara orang-orang yang dikasihi-Nya. Kemudian Ia akan langsung mengangkat tubuh anda dengan kemuliaan dan anda akan hidup bersama dengan Tuhan sampai selama-lamanya di dalam sukacita dan damai sejahtera. Anak perempuan itu masih ada di dalam dunia. Rohnya kemudian kembali dari dunia roh, dan masuk lagi ke dalam tubuh yang sudah mati itu. Ia tidak lagi sakit atau lemah, tetapi membuka matanya dengan keheranan, dan langsung bangun dari tempat pembaringannya. Betapa luar biasanya bahwa saat itu Kristus tidak langsung mengatakan, “SembahlahTuhan, dan serahkan dirimu kepada sang Juruselamat,” tetapi Ia langsung mengembalikan anak perempuan itu kepada orangtuanya dan menyuruh mereka memberikan makanan kepadanya. Sang Pencipta meneguhkan kehidupan di dunia, dan sangat memahami semua kebutuhan praktis kehidupan kita. Kemudian dengan tenang Kristus memerintahkan orang tua anak itu untuk memuliakan Allah, dan mengenal Dia yang sudah mengalahkan si jahat, penyakit, dan kematian. DOA: Oh Tuhan Yesus Kristus, terima kasih karena Engkau adalah Penguasa atas kehidupan, dan dari pada-Mu mengalir sungai kehidupan. Bukalah hati kami terhadap kasih-Mu, sehingga hari ini kami bisa hidup dengan setia bersama dengan semua orang yang berpegang teguh kepada-Mu. Tolonglah kami untuk mendengar undangan-Mu kepada kemuliaan, ketika Engkau datang kembali. PERTANYAAN 65: Mengapakah Kristus mengatakan kepada ayah dari anak perempuan itu, “Jangan takut, melainkan percayalah,” meskipun mau sudah sungguh-sungguh terjadi di dalam rumahnya? |