Home
Links
Bible Versions
Contact
About us
Impressum
Site Map


WoL AUDIO
WoL CHILDREN


Bible Treasures
Doctrines of Bible
Key Bible Verses


Afrikaans
አማርኛ
عربي
Azərbaycanca
Bahasa Indones.
Basa Jawa
Basa Sunda
Baoulé
বাংলা
Български
Cebuano
Dagbani
Dan
Dioula
Deutsch
Ελληνικά
English
Ewe
Español
فارسی
Français
Gjuha shqipe
հայերեն
한국어
Hausa/هَوُسَا
עברית
हिन्दी
Igbo
ქართული
Kirundi
Kiswahili
Кыргызча
Lingála
മലയാളം
Mëranaw
မြန်မာဘာသာ
नेपाली
日本語
O‘zbek
Peul
Polski
Português
Русский
Srpski/Српски
Soomaaliga
தமிழ்
తెలుగు
ไทย
Tiếng Việt
Türkçe
Twi
Українська
اردو
Uyghur/ئۇيغۇرچه
Wolof
ייִדיש
Yorùbá
中文


ગુજરાતી
Latina
Magyar
Norsk

Home -- Indonesian -- Lukas -- 019 (Yesus Disunat dan Dipersembahkan Kepada Allah di Bait Suci)

This page in: -- Arabic -- English -- INDONESIAN -- Russian

Previous Lesson -- Next Lesson

LUKAS - Kristus, Juruselamat Dunia
Pelajaran-pelajaran dari Injil Kristus Menurut Lukas

BAGIAN 1 - PERISTIWA-PERISTIWA SEJARAH YANG BERKAITAN DENGAN KELAHIRAN KRISTUS (Lukas 1:5 - 2:52)

6. Yesus Disunat dan Dipersembahkan Kepada Allah di Bait Suci (Lukas 2:21-38)


LUKAS 2:25-35
25 Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, 26 dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. 27 Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, 28 ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya: 29 "Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, 30 sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, 31 yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, 32 yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel." 33 Dan bapa serta ibu-Nya amat heran akan segala apa yang dikatakan tentang Dia. 34 Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan 35 -- dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri --, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang..”

Roh Kudus memberikan janji kepada para nabi sesuai dengan kehendak-Nya. Di Yerusalem, ada seorang yang sangat lanjut usia bernama Simeon yang secara teratur mengikuti ibadah di sinagog, dan yang dibenarkan melalui imannya kepada korban persembahan harian. Ia berjalan dengan penuh kerendahan hati di jalan Tuhan, dan karena banyaknya doanya Tuhan memberikan kepadanya wawasan sehingga ia bisa mempelajari Perjanjian Lama untuk memahami sebelumnya tentang hakekat Kristus, dan untuk menantikan Dia yang Akan Datang. Setiap orang yang dengan sepenuh hati mempelajari Kitab Suci mengenai kedatangan Mesias sang Juruselamat, ia akan memiliki kerinduan akan kedatangan-Nya.

Orang suci yang lanjut usia itu mendapatkan pernyataan khusus dari Allah bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias. Roh Ilahi menuntunnya ke Bait Suci ketika Yusuf dan Maria datang membawa Anak mereka untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Pakaian mereka tidak mewah, dan Anak mereka tidak nampak seperti seorang pangeran. Namun ketika Simeon berada di dekat keluarga kudus itu, Roh Kudus menerangi matanya sampai ia bisa melihat bahwa di antara orang banyak yang ada di sana, ada Dia yang Unik yang adalah Allah dan juga manusia. Orang tua itu datang, dalam iman dan sukacita akan kuasa Allah, mendekati orangtua Yesus, mengambil Anak itu dari tangan ibu-Nya yang merasa sangat takjub, lalu tunduk dan bersujud di hadapan bayi itu, lalu memuji Allah dengan kata-kata yang menunjukkan makna yang sangat mendalam dari Perjanjian Baru. Ibaratnya, semua bapa orang beriman yang diwakili oleh Simeon sedang bersujud menyembah Anak Ilahi itu dan memberikan pujian kepada Allah. Ini melambangkan kenyataan bahwa semua Perjanjian Baru tunduk kepada Pendiri dari Perjanjian Baru itu sendiri.

Kata “sekarang”, bagi setiap orang yang saat itu sedang menunggu, menunjuk kepada kedatangan Allah, akhir dari penantian mereka. Allah sudah berkomunikasi dengan manusia. Ini adalah pernyataan dari orang lanjut usia itu yang menunjukkan bahwa ia sudah mencapai masa akhirnya, dan bahwa ia sudah siap untuk mati dengan sukacita, karena matanya sudah melihat sang Juruselamat. Ia tidak secara langsung menyebut Anak itu sebagai Juruselamat, tetapi ia melihat langsung penggenapan keselamatan itu mengalir melalui diri0n. Ia melihat segala kuasa dan berkat tercurah dari-Nya, dan mengakui damai sejahtera Allah atas semua ciptaan-Nya. Simeon tidak hanya mencari damai sejahtera bagi dirinya sendiri, tetapi merindukan keselamatan bagi seluruh dunia. Ia adalah seorang yang sungguh-sungguh saleh dan menantikan saatnya, di dalam kasihnya kepada Allah, untuk membawa kembali semua orang yang sesat itu kepada jalan Allah.

Simeon yang lanjut usia itu ditegaskan sebagai orang Yahudi pertama yang melalui pembelajaran yang mendalam terhadap Perjanjian Lama, memahami lebih dari semua ahli Taurat dan orang-orang Farisi lainnya, bahwa Kristus bukan hanya Juruselamat bagi bangsa-Nya, tetapi juga Juruselamat bagi semua bangsa (Yesaya 52:10). Para penafsir Yahudi melewatkan ayat itu dan tidak menjelaskan maknanya. Mereka juga mengabaikan kenyataan bahwa Yesus akan membuka mata dan hati semua bangsa untuk menerima pemulihan dengan keselamatan dari-Nya. Namun, Roh Kudus menyatakan di dalam Firman Allah kebenaran firman yang bagaikan pedang bermata dua bahwa Kristus adalah Juruselamat dunia, dan sekaligus menjadi penghibur, kebenaran, dan kuasa kekal kita. Namun, dalam memberikan berkat, Roh Kudus tidak mengabaikan umat Perjanjian Lama, melainkan bersaksi bagi mereka bahwa mereka tidak memiliki kebaikan apapun kecuali di dalam Kristus, karena semua manusia adalah berdosa, tetapi Juruselamat bisa membawa kembali kemuliaan Allah bagi mereka yang sudah tersesat, karena sang Anak adalah inkarnasi kemuliaan Allah. Orang-orang Yahudi tanpa Kristus tidak memiliki kemuliaan dan berkat Allah, dan jatuh ke dalam murka serta hukuman.

Orangtua Yesus tidak memahami kata-kata yang sangat berkuasa itu, dan mereka sangat takjub. Namun, Maria menyimpan semua mujizat dari Roh Kudus itu di dalam hatinya, dan siap untuk menerima kepahitan demi Juruselamat yang akan datang. Sang nabi Simeon memberkati orangtua Yesus sehingga mereka bisa memahami dan menerima pernyataan Roh Kudus. Ia melanjutkan dan mengatakan dengan penuh hikmat:

“Jangan berpikir bahwa kemuliaan Allah hanya datang di dalam terang, sukacita dan kasih; karena kedatangannya juga akan berarti peperangan rohani, perpisahan yang menyakitkan, dan pergumulan antara surga dan neraka. Mesias itu bagaikan batu besar di tengah aliran air bangsa-bangsa, yang membagi semua bangsa itu menjadi dua kelompok: kelompok yang menolak Anak Allah dan kemudian jatuh ke dalam kebinasaan dan neraka, dan kelompok yang mengenali sang Penebus, diselamatkan oleh-Nya, dan bangkit dari kematian rohani sekarang dan kematian fisik di masa kekekalan. Kenyataan ini akan dipahami oleh umat-Nya pada masa Kristus dan juga masih bisa dipahami oleh bangsa-bangsa di jaman ini. Tidak ada manusia yang bisa mengabaikan sang Mesias. Manusia harus memutuskan untuk menolak dan kemudian jatuh ke dalam neraka, atau mengasihi Dia dan kemudian menjadi anggota tubuh rohani-Nya serta masuk ke surga. Bagaimana sikap anda terhadap Kristus? Apakah anda tunduk kepada-Nya, atau anda tidak mau taat kepada kasih-Nya?

Maria harus menahan kebencian yang tercurah terhadap Anak-Nya. Ia tidak mati karena ada pedang yang menembus tubuhnya, tetapi penderitaan Anak-Nya di kayu salib sangatlah menyakitkannya dan membuatnya tak berdaya. Ia bertanya kepada dirinya sendiri, apakah semua perkataan Elisabet, pernyataan para gembala, dan hikmat Simeon itu salah! Ia juga bertanya-tanya apa sebenarnya makna dari keilahian Anak-Nya. Tetapi Dia yang bangkit dari kematian kemudian menyatakan kepada Maria bahwa Dia memang harus menderita sebagai pengganti bagi kita. Semua orang percaya disalibkan bersama dengan Dia agar mereka tidak bisa membanggakan kebaikan mereka sendiri, melainkan hanya menghidupi saja hasil dari keselamatan yang diberikan oleh sang Juruselamat. Kematian rohani Maria digenapkan di kayu salib, dan pembaharuan baginya dimulai dalam kebangkitan sang Pemenang itu. Ia percaya kepada kepada kebenaran. Namun kayu salib itu bukan hanya menyingkapkan pikiran ketakutan di dalam diri Maria, tetapi juga di dalam diri kita semua. Yudas, Petrus, Kayafas, Pilatus dan setiap orang yang berdiri di sekitar peristiwa pengadilan Yesus. Di hadapan kekudusan-Nya maka hati kita akan dibuka, dan kita hanya bisa mengakui bahwa hati kita penuh dengan tipu daya dan sangat jahat: siapa yang bisa memahaminya?

DOA: Ya Allah yang kudus, kami menyembah Engkau karena Engkau sudah memanggil kami di dalam Anak-Mu, menyelamatkan dan menguduskan kami. Kami meminta agar Engkau menrangi pikiran banyak orang, sehingga mereka bisa datang kepada keselamatan-Mu dan tidak binasa. Taklukkanlah semua kesombongan, sikap mementingkan diri sendiri, pikiran jahat dan maksud jahat di dalam diri kami sehingga kami bisa mk yang kudus di hadapan-Mu dengan penuh ketaatan.

PERTANYAAN 28: Apakah yang dinyatakan oleh Roh Kudus melalui Simon yang lanjut usia itu mengenai Yesus, sang Juruselamat?

LUKAS 2:36-38
36 Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya, 37 dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. 38 Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem.

Roh Kudus tidak hanya berdiam di dalam diri kaum pria, tetapi juga di dalam diri kaum wanita. Bukan hanya mereka yang masih gadis, tetapi juga mereka yang sudah menikah dan bahkan janda-janda. Seorang janda datang dari daerah timur-laut. Ia memahami, setelah kehidupan rumah tangga yang penuh kedamaian, bahwa kehidupan akan segara berlalu dan lenyap bagaikan awan. Hanya bersama Allah saja kita bisa mendapatkan kelegaan dan sukacita.

Janda ini tetap berada di Bait Allah siang dan malam. Ia berdoa untuk kedatangan Mesias, dan memohon agar umat-Nya dipersiapkan untuk menerima Mesias itu. Namun, perempuan itu mendapati bahwa doanya tidak banyak mengubah bangsanya, dan karena itu ia mulai berpuasa memohon jawaban kepada Allah yang hidup, yang menjawab doa. Kemudian Roh Kudus membawa hamba-Nya ini kepada Tuhan Yesus, dan perempuan itu mengenali Anak itu sebagai Tuhan yang menjadi manusia dan melihat kemuliaan-Nya. Kata-kata pujian yang dinaikan perempuan itu tidak dituliskan sebagaimana pujian Zakharia atau Simeon. Namun, kita bisa membaca bahwa perempuan itu tidak hanya puas dengan menaikkan nyanyian dan pujian, tetapi memberitakan pemahaman akan Allah di dalam Kristus itu kepada orang-orang yang menantikan sang Mesias. Bayangkan hal yang sangat luar biasa ini: Roh Kudus membuat seorang janda berusia 84 tahun menjadi pengkhotbah yang sangat efektif. Roh yang penuh berkat ini juga memakai para gembala yang dianggap hina di padang gurun untuk memberitakan kepada orang-orang lain mengenai sukacita Ilahi. Apakah bibir, kaki, dan hati anda sedang dipakai untuk memuliakan Allah di hadapan orang-orang yang mencari Dia?

Anak Allah datang ke Bait Allah, tetapi para ahli Taurat, tua-tua dan imam-imam sama sekali tidak mengenali-Nya, karena karunia nubuat tidak diberikan kepada mereka. Namun Allah menghargai para tua-tua lanjut usia yang menantikan kedatangan Tuhan dengan memberikan kesempatan mereka melihat Anak yang sederhana itu. Roh Kudus menuntun mereka kepada iman dan pujian.

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on April 06, 2017, at 07:20 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)