Home
Links
Bible Versions
Contact
About us
Impressum
Site Map


WoL AUDIO
WoL CHILDREN


Bible Treasures
Doctrines of Bible
Key Bible Verses


Afrikaans
አማርኛ
عربي
Azərbaycanca
Bahasa Indones.
Basa Jawa
Basa Sunda
Baoulé
বাংলা
Български
Cebuano
Dagbani
Dan
Dioula
Deutsch
Ελληνικά
English
Ewe
Español
فارسی
Français
Gjuha shqipe
հայերեն
한국어
Hausa/هَوُسَا
עברית
हिन्दी
Igbo
ქართული
Kirundi
Kiswahili
Кыргызча
Lingála
മലയാളം
Mëranaw
မြန်မာဘာသာ
नेपाली
日本語
O‘zbek
Peul
Polski
Português
Русский
Srpski/Српски
Soomaaliga
தமிழ்
తెలుగు
ไทย
Tiếng Việt
Türkçe
Twi
Українська
اردو
Uyghur/ئۇيغۇرچه
Wolof
ייִדיש
Yorùbá
中文


ગુજરાતી
Latina
Magyar
Norsk

Home -- English -- Mark - 050 (Jesus’ Transfiguration)
This page in: -- Arabic -- English -- INDONESIAN -- Tamil -- Turkish

Previous Lesson -- Next Lesson

MARKUS - Siapakah Kristus?
Belajar dari Injil Kristus Menurut Matiusus
BAGIAN 5 - KRISTUS MENYATAKAN KEMATIAN DAN KEBANGKITAN-NYA KEPADA PARA MURID-NYA (Markus 8:27 - 10:45)

3. Yesus Dipermuliakan di Atas Gunung (Markus 9:1-7)


MARKUS 9:1-7
1 Kata-Nya lagi kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat bahwa Kerajaan Allah telah datang dengan kuasa." 2 Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka, 3 dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian seperti itu. 4 Maka nampaklah kepada mereka Elia bersama dengan Musa, keduanya sedang berbicara dengan Yesus. 5 Kata Petrus kepada Yesus: "Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." 6 Ia berkata demikian, sebab tidak tahu apa yang harus dikatakannya, karena mereka sangat ketakutan. 7 Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara: "Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia."

Alasan kedatangan Yesus adalah untuk menegakkan Kerajaan Allah dengan kuasa dan kemuliaan-Nya. Ini tidak berarti pemerintahan yang mengerikan dan diktator, tetapi kerajaan dimana rakyatnya hidup dalam kasih damai sejahtera, dan sukacita surgawi. Kerajaan ini adalah kerajaan rohani. Kerajaan ini penuh dengan terang, kebenaran dan kebaikan.

Yesus menyatakan rancangan Ilahi ini pada Hari Pentakosta, ketika Roh Kudus datang di hadapan para murid yang sedang berharap, dan mereka diubahkan dari sikap mereka yang pengecut menjadi orang-orang yang berani, dari orang-orang yang semula ragu-ragu menjadi orang-orang yang percaya. Mereka menjadi terang dunia, memberitakan nama Yesus Kristus kepada semua orang.

Tetapi sebelum peristiwa turunnya Roh Kudus yang sangat luar biasa ini, dan ketika Yesus menyatakan kematian-Nya yang akan segera terjadi, dan kemudian memanggil para murid-Nya untuk menyangkali diri, Ia membawa tiga orang di antara mereka untuk menunjukkan betapa agungnya kemuliaan Allah. Beberapa penafsir percaya bahwa peristiwa ini terjadi di Bukit Hermon di dekat Kaisarea Filipi (8:27) dimana Yesus dipermuliakan di hadapan mereka di atas puncak gunung tinggi yang sangat sunyi itu.

Di sana Yesus menampakkan diri-Nya sebagai Kristus, Raja di atas segala raja, Tuhan di atas segala tuan, Yang Mahakudus, tidak berdosa, lebih benderang daripada matahari, dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan. Pakaian-Nya menjadi putih cemerlang sebagai tanda akan kesucian yang sempurna. Hal ini dialami oleh semua orang yang percaya kepada-Nya. Tanpa penyucian, kita tidak layak masuk ke hadirat Allah sama sekali.

Kerajaan Kristus tidak hanya mencakup generasi orang-orang kudus di dunia yang ada sekarang saja, tetapi juga orang-orang yang sudah mati di dalam Tuhan yang sebenarnya tidak mati, tetapi yang sedang hidup dan melayani Allah dengan kekudusan mereka, dan dalam kesucian kekal. Dalam kemuliaan di atas gunung itu, Musa menampakkan diri di hadapan para murid sebagai wakil dari hukum Taurat, sementara Elia mewakili para nabi, yang memberikan kesaksian akan Yesus sebagai Mesias yang sebenarnya, meskipun Ia memilih jalan yang hina dan penyangkalan diri, bahkan sampai naik ke kayu salib.

Dengan penampakkan mereka di hadapan para murid yang ketakutan, kedua saksi itu juga membuktikan bahwa Yesus ada dalam keselarasan dengan hukum Taurat dan para Nabi, dan bahwa jalan salib yang terkutuk itu hanyalah jalan untuk menyelamatkan seisi dunia.

Di hadapan terang surgawi ini, Petrus menunjukkan kerinduan semua manusia untuk hidup dekat dengan Allah. Beberapa saat sebelum peristiwa ini, Yesus menyebut Petrus “Iblis.” Tetapi pribadi yang paling menonjol di antara para murid ini ingin berpegang kepada kedua pribadi yang sudah mendapatkan pencerahan itu agar ia juga bisa mendapatkannya. Dan memang, pada hari Pentakosta Kristus memberikan hal itu kepadanya, sehingga dia menjadi bait Roh Kudus yang penuh dengan kehidupan, kuasa dan kasih.

Manusia duniawi tidak bisa melihat kemuliaan Allah. Ia hanya bisa takjub, bingung, takut dan kemudian jatuh tersungkur seperti orang mati, khususnya dalam keadaan yang sangat mengejutkan dimana Allah menyatakan diri-Nya di dalam awan yang lembut dan benderang. Allah tidak menyatakan diri-Nya seperti Ia pernah menyatakan diri di Gunung Sinai, di tengah badai dan guruh, tetapi menyatakan kemuliaan-Nya di dalam Injil kasih karunia. Allah yang kudus memberikan kesakian di hadapan perwakilan manusia bahwa Yesus adalah Anak Tunggal-Nya, dan bahwa Dia lebih besar dibandingkan Musa dan semua nabi lainnya, karena kepada-Nya diberikan segala kuasa di surga dan di bumi. Memang mustahil bahwa Yesus, yang adalah pemberi hidup itu, untuk mati. Tetapi karena Ia dengan sukarela merendahkan diri-Nya, memilih menderita bagi kita di dalam penghukuman Allah, Ia menolak perkataan para murid-Nya dan kemudian naik ke kayu salib.

Ketika Yesus pertama kali merendahkan diri-Nya dalam pembaptisan-Nya di sungai Yordan, setelah pernyataan tekad-Nya yang bulat untuk naik ke kayu salib, Allah Bapa menyatakan kepuasan-Nya yang penuh akan hal itu, dan mengatakan, “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi. Dengarkanlah Dia!” Yesus memang harus mati menggantikan kita, sebagai Anak Domba Allah yang menebus dunia. Karena itu tidak ada kemuliaan lain bagi kita selain di dalam salib yang atasnya Anak Allah yang kekasih mati, di dalam Dia seluruh kasih Allah berinkarnasi. Tidak ada jalan lain bagi keselamatan manusia selain di dalam Dia yang disalibkan. Barangsiapa mendengar perkataan ini dan menjadi percaya, menemukan kehidupan, menjadi anak-anak Allah, dan penuh dengan kasih, yang berasal dari Allah.

DOA: Oh Tuhan Yesus Kristus yang mulia, Engkaulah Raja kami. Ampunilah semua kecemaran dan dosa-dosa kami. Biarlah kami mengenakan kesucian-Mu. Biarlah kemuliaan-Mu berdiam di dalamku sehingga aku bisa berubah melalui Roh Kudus-Mu dari seorang yang hanya mementingkan diri sendiri menjadi seorang yang penuh perhatian. Datanglah di dalam kuasa-Mu kepada ribuan hati di sekitar kami sehingga mereka juga bisa diubahkan, dan bisa masuk ke dalam Kerajaan Roh-Mu hari ini. Amin.

PERTANYAAN:

  1. Apakah pentingnya Yesus dipermuliakan sebagaimana yang dilihat oleh para murid?

Ayat untuk dihafalkan:
“Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, dengarkanlah Dia!”
(Markus 9:7)

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on October 06, 2014, at 04:18 PM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)