Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":

Home -- Indonesian -- Lukas -- 058 (Akhir dari Pelayanan Yesus di Daerah Pegunungan Galilea)

This page in: -- Arabic -- English -- INDONESIAN -- Russian

Previous Lesson -- Next Lesson

LUKAS - Kristus, Juruselamat Dunia
Pelajaran-pelajaran dari Injil Kristus Menurut Lukas

BAGIAN 3 - PELAYANAN YESUS DI GALILEA (Lukas 4:14 - 9:50)

17. Akhir dari Pelayanan Yesus di Daerah Pegunungan Galilea (Lukas 9:10-50)


LUKAS 9:10-17
10 Sekembalinya rasul-rasul itu menceriterakan kepada Yesus apa yang telah mereka kerjakan. Lalu Yesus membawa mereka dan menyingkir ke sebuah kota yang bernama Betsaida, sehingga hanya mereka saja bersama Dia. 11 Akan tetapi orang banyak mengetahuinya, lalu mengikuti Dia. Ia menerima mereka dan berkata-kata kepada mereka tentang Kerajaan Allah dan Ia menyembuhkan orang-orang yang memerlukan penyembuhan. 12 Pada waktu hari mulai malam datanglah kedua belas murid-Nya kepada-Nya dan berkata: "Suruhlah orang banyak itu pergi, supaya mereka pergi ke desa-desa dan kampung-kampung sekitar ini untuk mencari tempat penginapan dan makanan, karena di sini kita berada di tempat yang sunyi." 13 Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Kamu harus memberi mereka makan!" Mereka menjawab: "Yang ada pada kami tidak lebih dari pada lima roti dan dua ikan, kecuali kalau kami pergi membeli makanan untuk semua orang banyak ini." 14 Sebab di situ ada kira-kira lima ribu orang laki-laki. Lalu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Suruhlah mereka duduk berkelompok-kelompok, kira-kira lima puluh orang sekelompok." 15 Murid-murid melakukannya dan menyuruh semua orang banyak itu duduk. 16 Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya supaya dibagi-bagikannya kepada orang banyak. 17 Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian dikumpulkan potongan-potongan roti yang sisa sebanyak dua belas bakul.

Peristiwa demi peristiwa terjadi silih berganti. Para murid kembali dan menceritakan kepada Kristus berbagai kuasa mujizat yang terjadi melalui perkataan dan perbuatan mereka di dalam nama-Nya. Semua laporan itu sampai juga ke teliga sang penguasa yang sudah memenggal kepala Yohanes Pembaptis, sang pendahulu Kristus. Raja itu mungkin mulai menyelidiki dengan seksama di wilayah kekuasaannya untuk mencari orang-orang yang sudah dibaptiskan oleh Yohanes Pembaptis. Yesus kemudian membawa para murid-Nya keluar dari wilayah sang raja itu dan menuju ke wilayah kekuasaan Herodes Filipus, saudara dari Herodes Antipas sang pembunuh. Yesus ingin memperdalam pengalaman para murid-Nya, dan menuntun mereka untuk berdoa dan mengucap syukur sehingga mereka bisa merendahkan diri dan hanya mempermuliakan Allah saja, dengan terus mengingat bahwa Tuhanlah segala-galanya bagi mereka.

Ketika orang banyak di wilayah itu mengetahui bahwa sang Juruselamat dunia akan pergi dari sana bersama dengan para murid-Nya, mereka mengikuti Dia. Dan ketika Yesus menyeberang dengan perahu ke seberang danau, lima ribu orang mengikuti dengan berjalan kaki untuk mengambil bagian di dalam kuasa berkat-Nya. Mereka menemukan Yesus di padang gurun, dan dengan sukacita mendengarkan pengajaran tentang kerajaan Allah dimana damai sejahtera dan kebenaran tetap ada selamanya, dan tidak ada seorang berdosa atau pembunuh yang bisa masuk ke sana. Kerajaan Allah ini dimulai hari ini setiap di dalam diri setiap orang yang mau bertobat dan datang kepada Yesus, Tuhan yang memiliki kita yang melayakkan kita dengan darah-Nya untuk menerima kuasa Roh Kudus. Kuasa ini meneguhkan kita di dalam pelayanan kasih Ilahi, dan di dalam persekutuan kerajaan Ilahi. Sudahkah anda menjadi bagian dari kelompok ini, atau anda hanya mendengar perkataan Kristus tanpa memikirkannya dan bahkan tetap berdiri di luar lingkungan kerajaan Allah?

Ketika matahari terbenam, orang banyak mulai merasa lapar, dan juga kuatir. Para murid juga menjadi gelisah melihat orang banyak itu membutuhkan makanan dan tempat berteduh. Karena itu mereka meminta Yesus untuk mengakhiri pengajaran dan karya kesembuhan-Nya serta menyuruh lima ribu orang itu untuk pulang. Tetapi Yesus memandang para murid dan memutuskan untuk memberikan pelajaran yang tidak akan terlupakan kepada para murid itu supaya mereka tidak menjadi congkak karena pengalaman mereka dalam memberitakan firman, dan mengingatkan bahwa mereka hanyalah hamba yang tak berguna meski mereka sudak melakukan berbagai mujizat.

Kristus memerintahkan para murid-Nya untuk memberi makan orang banyak, tetapi mereka mengaku bahwa mereka hanya memiliki sedikit saja makanan untuk dibagikan. Pengakuan yang jujur demikian adalah sikap yang benar untuk setiap hamba Tuhan. Ingatlah bahwa anda dan saya memang tidak memiliki apapun. Kita tidak memiliki apa-apa, dan pengetahuan kita juga hanya sedikit yang diberikan karena kasih karunia sang Pencipta kepada kita. Para tabib, filsuf, dan para ilmuwan tidak tahu apa-apa, tidak memahami apapun dan tidak bisa melakukan apapun selain dari apa yang diberikan kepada mereka melalui kemurahan Tuhan. Tidakkah anda sadar bahwa anda juga hanyalah sepenggal nafas saja di hadapan kasih karunia Tuhan?

Ketika Kristus memberikan kepada mereka tanggungjawab untuk memberi makan orang banyak itu, para murid mulai berpikir: bagaimana cara mereka membuat begitu banyak orang menjadi kenyang? Mereka melihat penyimpanan uang mereka, dan menghitung berapa jumlah unta, keledai dan bahkan kapal yang dibutuhkan untuk membawa makanan untuk orang sebanyak itu. Mereka memahami bahwa tidak mungkin mereka bisa menyelesaikan masalah ini karena mereka berpikir dengan pola pikir duniawi. Tetapi Kristus berpikir dengan pola pikir surgawi. Ia memerintahkan orang banyak itu untuk membagi diri mereka menjadi beberapa kelompok seratusan dan kelompok lima puluhan orang, dengan cara yang teratur karena Allah tidak suka kepada kekacauan atau kebingungan. Mereka duduk sesuai dengan perintah Yesus, dan mengarahkan mata mereka kepada-Nya untuk melihat apa yang akan dilakukan-Nya sementara mereka menunggu dengan kelaparan.

Yesus kemudian mengambil lima roti dan dua ikan dengan tangan-Nya, menyerahkannya kepada Allah, dan bersyukur atas anugerah itu. Ucapan syukur dan kebergantungan-Nya kepada Bapa, bersama-sama dengan kepercayaan-Nya kepada pemeliharaan Bapa yang besar, serta kasih-Nya yang mendalam kepada orang banyak yang terhilang, yang digabungkan dengan penyembahan yang tiada henti itu adalah rahasia dari mujizat ini dan kuasa untuk melakukannya. Roti dan ikan itu bertambah banyak di tangan Yesus, sampai semua orang di sana dikenyangkan. Para murid dan orang banyak yang ada di sana merasakan kagum, dan beberapa di antara mereka mengucapkan terima kasih kepada Tuhan. Lalu bagaimana dengan anda? Apakah anda bersyukur kepada Tuhan atas apa yang sudah diberikan secara cuma-cuma kepada anda? Apakah anda membagikannya juga kepada orang-orang lain, atau anda justru menahannya untuk diri anda sendiri? Dimanakah iman anda? Dimanakan ucapan syukur anda? Dimanakah kasih anda?

Di awal pelayanan-Nya, Kristus menolak, ketika Ia dicobai oleh Iblis, untuk mengubah batu menjadi roti demi kepentingan diri-Nya sendiri. Tetapi Ia tergerak oleh belas kasihan melihat orang banyak yang kelaparan karena mereka mengejar makanan rohani, setelah mereka mendengarkan pengajaran-Nya, dan bukannya memberi makanan jasmani terlebih dahulu sebelum mereka menerima makanan rohani, karena Kristus bukanlah Raja yang hanya mencukupi kebutuhan jasmani. Namun, berkat jasmani akan ditambahkan kepada mereka yang mencari dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya. Tuhan tidak hanya menyediakan roti dan ikan saja. Orang banyak itu juga mendapatkan air untuk diminum, dan setelah mereka semua selesai makan, mereka memenuhi dua belas keranjang dengan sisa-sisa roti dan ikan, jauh lebih banyak daripada jumlah awalnya. Kristus memerintahkan mereka untuk mengumpulkan sisa-sisanya, sehingga tidak ada satupun dari anugerah itu yang terbuang begitu saja.

Kemudian para murid dan orang banyak itu memahami bahwa Kristus adalah sang Pencipta, Yang Mahakuasa, dan Pengendali seluruh unsur alam yang melipatgandakan apa yang ada melalui kasih-Nya. Ia saja yang bisa menyelesaikan masalah masa depan manusia. Manajemen yang demikian tidak terjadi melalui sumbangan internasional atau bantuan keuangan, tetapi melalui Perjamuan Tuhan secara rohani. Yesus memberikan tubuh-Nya dan darah-Nya bagi orang-orang yang bertobat sebagai makanan mereka dalam menjalani perjalanan mereka di padang gurun kehidupan dunia. Dikenyangkannya lima ribu orang di Galilea itu menjadi lambang dari Perjamuan Tuhan di segala tempat, dimana Anak Manusia mengorbankan diri-Nya, memberi makan mereka yang lapar dan haus akan kebenaran, dan memberikan kepada mereka kehidupan melalui Roh-Nya. Apakah anda menikmati makanan rohani dari Allah, dimana sang Raja sendiri mengenyangkan mereka yang terpilih dari antara semua manusia di dunia?s

DOA: Oh Tuhan, Betapa besarnya Engkau! Hamba penuh dosa, dan penuh dengan keluhan, kekuatiran, keraguan, dan kebimbangan. Bukalah mata hamba kepada kasih dan kuasa-Mu sehingga hamba bisa percaya kepada pemeliharaan-Mu yang Engkau berikan kepada manusia yang haus dan lapar akan kebenaran, dan kemudian menerima kasih karunia demi kasih karunia.

PERTANYAAN 67: Mengapakah Yesus memberikan makanan kepada lima ribu orang dan mengenyangkan mereka?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on April 25, 2017, at 04:35 PM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)