Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":
Home -- Indonesian -- Matthew - 228 (The Lord Judges the Lazy Servant)
This page in: -- Arabic -- Armenian -- Azeri -- Bulgarian -- Chinese -- English -- French -- Georgian -- Hausa -- Hebrew -- Hungarian? -- Igbo -- INDONESIAN -- Javanese -- Latin? -- Peul? -- Polish -- Russian -- Somali -- Spanish? -- Telugu -- Uzbek -- Yiddish -- Yoruba

Previous Lesson -- Next Lesson

MATIUS - Bertobatlah, Kerajaan Kristus Sudah Dekat!
Belajar dari Injil Kristus menurut Matius
BAGIAN 4 – Pelayanan Terakhir Yesus di Yerusalem (Matius 21:1 - 25:46)
C – Khotbah Kristus di Bukit Zaitun (Matius 24:1-25:46) –- Kumpulan Keenam dari Perkataan Yesus
13. Perumpamaan tentang Talenta (Matius 25:14-30)

c) Tuhan Menghukum Hamba yang Malas (Matius 25:24-30)


MATIUS 25:24-30
24 “Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam. 25 Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan! 26 Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam? 27 Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya. 28 Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu.:29 Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. 30 Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.
(Amsal 11:24-25, Matius 13:12)

Hamba yang jahat, di dalam perumpamaan Yesus, tidak taat, memberontak, dan tidak percaya kepada tuannya. Ia menyebut tuannya adalah manusia yang tidak adil yang menuai dari tempat dimana ia tidak menanam. Hamba ini berdusta ketika ia mengatakan bahwa ia takut kepada tuannya dan gemetar karena takut akan marahnya. Kalau ia sungguh-sungguh takut kepadanya maka ia pasti akan bekerja dan berdoa mencari hikmat dan tuntunan darinya sebaik-baik mungkin untuk melipatgandakan talentanya. Tetapi ia hidup dalam ketidakpedulian dan meremehkan tuannya yang sedang mengadakan perjalanan yang memanggilnya untuk mempertanggungjawabkan apa yang dilakukannya saat tuannya itu kembali. Ia menggali tanah dan menyembunyikan talentanya agar tidak dicuri. Uang itu seperti pupuk, yang tidak ada gunanya kalau ditumpuk begitu saja. Ia harus ditaburkan. Tetapi hamba yang jahat hanya berusaha untuk mengumpulkan dan mengamankan kekayaannya tetapi kekayaan yang disimpan itu tidak akan mebawa keuntungan bagi siapapun.

Demikian juga halnya dengan karunia rohani. Banyak orang memiliki banyak, tetapi mereka tidak menggunakannya sebagaimana mestinya; mereka yang memiliki properti tidak memakainya bagi Tuhan; dan mereka yang berpengaruh tidak mau menggunakan pengaruhnya untuk mengembangkan iman dan kasih dimana mereka hidup. Hamba-hamba yang memiliki karunia dan talenta tetapi tidak memakai karunianya itu; adalah seperti hamba-hamba yang malas yang berusaha memenuhi tujuan mereka sendiri lebih daripada tujuan Kristus.

Manusia itu adalah hamba Allah, kalau tidak maka ia hamba keinginan dirinya sendiri. Para pelayan Tuhan harus berjuang bukan untuk keuntungan pribadi, tetapi mengorbankan dirinya untuk melakukan kehendak Bapa Surgawinya, dan memuliakan nama-Nya yang kudus. Namun mereka yang tidak taat hanya bekerja dan hidup bagi diri mereka sendiri, tidak mau memberikan perhatian kepada Allah dan tidak mau berdoa. Ini melemahkan mereka dan hati nurani mereka. Mereka adalah seperti para hamba yang menyembunyikan talentanya dari Allah, menguburnya, dan hampir melupakannya. Hidup tanpa Kristus, mereka kemudian kehilangan iman, kasih dan pengharapan, semakin dalam tenggelam di dalam dosa, dan menjadi anak-anak murka.

Barangsiapa terus berdiam diri tentang berkat kelahiran rohaninya akan melemahkan imannya sendiri. Barangsiapa tidak mengasihi Yesus, dan tidak melayani Dia, tidak mengorbankan diri bagi Dia akan kehilangan jiwanya. Yesus memberikan penekanan kepada prinsip-prinsip pertumbuhan rohani yang berlawanan dengan kemerosotan rohani, dengan memperingatkan agar kita jangan sampai menjadi suam-suam.

Tuhan mengambil dari hamba yang malas itu satu-satunya talenta yang dimilikinya, dan memberikannya kepada yang sudah memiliki banyak. Lebih lagi, Kristus bukan hanya mengambil talenta itu dari hamba yang malas, tetapi mengusir dia dari hadapan-Nya dan menyerahkannya kepada para musuhnya. Kita mungkin bertanya di sini, apakah ini adil? Allah itu bijaksana. Ia tahu sebelumnya siapa yang setia di dalam pelayanan-Nya dan memberikan banyak talenta kepada dia yang akan melakukan pelayanan dengan setia. Ia memberikan sedikit kepada yang tidak taat. Tuhan tidak menolak yang jahat, tetapi memberikan kepadanya kesempatan untuk setia akan hal-hal yang kecil. Barangsiapa menghina Allah dan hidup bagi dirinya sendiri harus tahu bahwa kesabaran Tuhan nanti akan berakhir, dan kemudian karunia rohani itu akan padam seperti nyala api yang diabaikan. Kristus menjelaskan neraka dalam perumpamaan ini dipenuhi dengan ketakutan dan kegentaran, saat para pengikut Iblis menyerang mereka yang tidak taat kepada Allah.

Orang-orang sering takut berjalan di dalam gelap, khususnya kalau tidak ada lampu. Namun kalau anda tidak melayani Allah dengan setia, memakai talenta anda bagi kemuliaan Bapa Surgawi, anda akan harus menjalani lembah kematian sendirian. Betapa mengerikannya jatuh ke dalam kuasa setan-setan tanpa Juruselamat.

Allah adalah terang, sukacita, dan kasih. Iblis adalah kegelapan, kesedihan dan tipu daya. Wajahnya yang sebenarnya penuh dengan kelicikan, dan memandangnya membawa ketakutan, teriakan, dan kertak gigi. Para hamba yang setia akan mendapatkan tubuh yang indah untuk dipandang ketika akhirnya mereka masuk ke dalam sukacita kekal bersama Tuhannya. Mereka akan bersuka di hadirat-Nya, dan berdiam di dalam perkenanan Bapa Surgawi mereka. Surga adalah tempat sukacita dan kebahagiaan. Sebagaimana dikatakan Nehemia, sang nabi, “Jangan kamu bersusah hati, sebab sukacita karena TUHAN itulah perlindunganmu!” (Nehemia 8:11).

DOA: Bapa Surgawi, aku memuji Engkau karena Engkau tidak menolak aku, tetapi mengampuni ketidaksetiaanku dan kelambatanku untuk mengaku kepada-Mu, dan memberikan kepadaku kehendak untuk melayani Engkau. Tolonglah kami untuk tidak hanya mengurus rumah dan diri kami sendiri sebagai prioritas paling utama, tetapi untuk memelihara domba-domba-Mu dengan tekun, membimbing mereka, dan memperhatikan mereka siang dan malam. Ampunilah kelemahan kami di dalam pelayanan, dan berikanlah kepada kami hikmat dan kuasa untuk mengenal Engkau dan bertindak dengan benar demi kedatangan Kerajaan-Mu dan kiranya nama-Mu dimuliakan di dalam kami.

PERTANYAAN:

  1. Mengapakah Tuhan mengambil talenta dari hamba yang jahat itu dan memberikannya kepada hamba yang berhasil?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on August 20, 2023, at 12:23 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)