Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":
Home -- Indonesian -- Matthew - 057 (Overcoming Revenge)
This page in: -- Arabic -- Armenian -- Azeri -- Bulgarian -- Chinese -- English -- French -- Georgian -- Hausa -- Hebrew -- Hungarian? -- Igbo -- INDONESIAN -- Javanese -- Latin? -- Peul -- Polish -- Russian -- Somali -- Spanish? -- Telugu -- Uzbek -- Yiddish -- Yoruba

Previous Lesson -- Next Lesson

MATIUS - Bertobatlah, Kerajaan Kristus Sudah Dekat!
Belajar dari Injil Kristus menurut Matius
BAGIAN 2 - Kristus Mengajar dan Melayani di Galilea (Matius 5:1 - 18:35)
A - Khotbah di Bukit: Tentang Peraturan di dalam Kerajaan Surga (Matius 5:1 - 7:27) -- Koleksi Pertama dari Perkataan Yesus
1. Tanggungjawab kita kepada Manusia (Matius 5:21-48)

d) Kelemah-lembutan Mengalahkan Dendam (Matius 5:38-42)


MATIUS 5:38-39
38 Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. 39 Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.
(Keluaran 21:24’ Yohanes 18:22-23; Roma 12:19-21)

Perintah yang lama ini menjadi dasar untuk para hakim di negara Yahudi itu bahkan sampai sekarang. Mereka harus menjatuhkan hukuman pemenggalan anggota badan, untuk membuat takut semua orang yang merencanakan kejahatan, dan di sisi lain untuk mencegah orang untuk melakukan kejahatan kepada orang lain. Mereka tidak boleh menuntut lebih besar dibandingkan dengan apa yang sepantasnya. Tidak tertulis di sana, “Nyawa ganti mata,” atau, “Kaki ganti gigi.” Tetapi semua orang harus sungguh-sungguh menghitung yang semestinya, “mata ganti mata” saja. Ada tersirat (Bilangan 35:31), bahwa pelanggaran akan hal ini bisa ditebus dengan uang; karena ketika dituliskan bahwa “tidak ada tebusan bagi seorang pembunuh,” terkandung makna bahwa untuk cedera terhadap anggota badan ada tebusan pengganti yang bisa dilakukan.

Kristus, hakekat dari kebenaran, sudah menyatakan diri-Nya sebagai kebenaran, karena Ia adalah kebenaran yang berinkarnasi. Orang-orang Yahudi dan orang-orang Muslim tidak bisa mencegah orang untuk membalas dendam, karena hukum mereka mengajar orang untuk melakukan hal itu. Kalau mereka mengampuni dengan bebas, mereka justru melakukan dosa. Akan tetapi, di dalam Perjanjian Baru dijelaskan bahwa setiap dendam adalah dosa, karena Kristus sudah memikul semua kesalahan dan bahkan menanggung hukuman bagi semua orang berdosa. Karena itu Ia yang menyatakan kepada kita hukum kasih yang baru yang memberikan kepada kita hak untuk mengampuni dan kuasa untuk dengan lemah lembut menanggalkan kepentingan diri kita secara sukarela. Darah Yesus sudah membungkam tuntutan dari hukum Perjanjian Lama yang mengatakan: tanpa penumpahan darah tidak akan ada pengampunan! (Ibrani 9:22). Karena Anak Allah yang tidak berdosa mati di kayu salib bagi semua manusia, pembalasan dendam tidak diperlukan lagi. Yesus sudah memerdekakan kita dari tuntutan Hukum Musa ini.

Roh Kudus melarang kita untuk mengusahakan hak dan kepentingan pribadi kita dengan menggunakan kekerasan. Ia tidak mengijinkan kita mencapai keinginan kita dengan cara yang curang. Allah itu kasih dan Ia tidak menerima ketidaktaatan. Roh-Nya melawan prinsip pembalasan dendam. Ia adalah mata air Ilahi sumber dari kesabaran dan ketekunan. Karena itu, kita menantikan pemeliharaan Allah dan tunduk kepada tuntunan-Nya yang benar. Anda mungkin bertanya, “Tidakkah sikap ini akan menunjukkan kelemahan dan kegagalan berkaitan dengan kehendak manusia dan pengingkaran akan haknya, yang mungkin akan membuka kesempatan munculnya kejahatan yang semakin berkembang?”

Tidak! Orang yang lemah-lembut adalah orang yang kuat kalau ia menyerahkan diri kepada Allah, pembalas dendam itu justru yang lemah, karena ia membiarkan hatinya ditaklukkan oleh kebencian. Ia yang membalas kejahatan dengan kejahatan adalah sama jahatnya dengan pelaku kejahatan itu, tetapi mereka yang membalas kelemahan dengan kasih adalah orang yang menang atas sikap mementingkan diri sendiri. Perang dan pertengkaran tidak pernah membangun peradaban. Keduanya akan menghancurkan dan meracuni masyarakat, tetapi kasih, keyakinan, kelemah-lembutan, kesabaran dan ketekunan akan membuka pintu bagi pengharapan.

Kristus tidak selalu meminta kita untuk secara literal taat kepada apa yang dikatakan-Nya, “Siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.” Ketika Ia ditampar dalam pengadilan di depan Ananias, sang imam besar, Ia tidak meminta hamba itu untuk menampar pipi yang sebelahnya lagi (Yohanes 18:22 dan Kisah Para Rasul 23:2). Kristus menjelaskan bahwa perasaan kita yang berlebihan untuk membalas harus dihancurkan, kalau kita ingin masuk ke dalam kerajaan surga. Jadi, tanggalkan hak pribadi anda dan jangan terlalu berlebihan membela diri anda. Serahkan diri kepada Tuhan, dan Ia yang akan bertanggungjawab atas diri anda. Roh Kudus akan mengalahkan murka yang membara di dalam diri anda. Kalau ada orang yang menampar anda, pikiran yang seharusnya muncul adalah: Saya layak ditampar karena banyaknya dosa yang sudah saya lakukan. Terpujilah Allah Bapa kita sehingga Juruselamatku yang lemah lembut itu yang justru memikul lebih banyak tamparan yang menyakitkan di kayu salib bagi saya.

DOA: Oh, Bapa Surgawi, Engkau adalah kebenaran yang penuh kasih. Karena kebenaran-Mu Engkau seharusnya menghukum semua dosa dan orang-orang berdosa; tetapi Engkau mengasihi kami dan menderita bagi kami. Engkau membebaskan kami dari penghukuman dan mengampuni dosa dosa kami. Anak-Mu membayar upah dosa dan mati bagi semua manusia. Sehingga kami bisa mengampuni musuh-musuh kami karena Kristus sudah menanggung dosa dosa mereka dan penghukuman atas dosa dosa itu. Tolonglah kami untuk mengampuni tanpa kecuali sehingga kami tidak memendam perasaan kebencian terhadap mereka yang melakukan kejahatan kepada kami.

PERTANYAAN:

  1. Bagaimanakah Kristus membebaskan kita dari hukum pembalasan dendam dan penghukuman?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on July 24, 2023, at 07:36 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)