Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":
Home -- Indonesian -- Matthew - 056 (Forbidding Oaths)
This page in: -- Arabic -- Armenian -- Azeri -- Bulgarian -- Chinese -- English -- French -- Georgian -- Hausa -- Hebrew -- Hungarian? -- Igbo -- INDONESIAN -- Javanese -- Latin? -- Peul -- Polish -- Russian -- Somali -- Spanish? -- Telugu -- Uzbek -- Yiddish -- Yoruba

Previous Lesson -- Next Lesson

MATIUS - Bertobatlah, Kerajaan Kristus Sudah Dekat!
Belajar dari Injil Kristus menurut Matius
BAGIAN 2 - Kristus Mengajar dan Melayani di Galilea (Matius 5:1 - 18:35)
A - Khotbah di Bukit: Tentang Peraturan di dalam Kerajaan Surga (Matius 5:1 - 7:27) -- Koleksi Pertama dari Perkataan Yesus
1. Tanggungjawab kita kepada Manusia (Matius 5:21-48)

c) Melarang Sumpah Mendorong Berkata Benar (Matius 5:33-37)


MATIUS 5:33-37
33 Kamu telah mendengar pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan. 34 Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, 35 maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar; 36 janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambut pun. 37 Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.
(Imamat 19:12; Bilangan 30:3; Matius 23:16-22; Yakobus 5:12)

Dunia dibanjiri dengan dusta, penipuan dan cerita yang berlebihan. Semua orang menjilat sesamanya. Kuman penipuan dan kecurangan menembus wilayah perdagangan, politik dan aspek-aspek berbeda dari kehidupan sosial. Tipu daya yang paling besar adalah ketika manusia bersumpah demi Allah untuk dusta mereka yang jahat, karena alasan lemahnya pernyataan mereka itu. Cepatnya sumpah dikeluarkan sering menunjukkan ada dusta yang tersembunyi.

Beberapa orang berpura-pura kalau mereka pintar dan bahwa ide mereka tidak diragukan lagi kebenarannya, tetapi hanya Allah yang tahu semua rahasia. Ia adalah Yang Mahatahu dan memahami maksud serta alasan sebenarnya dari setiap tindakan kita. Pemahaman kita tidaklah sempurna tetapi terbatas, dan penilaian kita tidak selalu benar. Tanpa pertolongan Allah, pemahaman dan penilaian kita akan berbeda dengan penilaian Allah seperti jauhnya langit dari bumi.

Sangat sulit untuk memahami sikap atau perkataan seseorang meskipun sudah didukung dengan sebuah sumpah. Kita harus mengakui bahwa seringkali kita tidak mengenal kebenarannya. Kemudian kita akan mendengarkan pandangan dari orang lain dan siap untuk belajar dari mereka yang berpikiran sederhana dan dari pengalaman positif mereka, dengan menyadari bahwa kita hanyalah hamba yang tidak berarti (Lukas 17:10). Seorang yang sombong atau fanatik akan berani bersumpah karena ia bermimpi bahwa ia bisa mengandalkan dirinya sendiri; tetapi orang yang percaya tidak mengandalkan diri sediri dan mengandalkan Juruselamatnya, Tuhan.

Roh Kudus mengajarkan kepada kita untuk senantiasa mengatakan kebenaran dengan rendah hati tanpa melebih-lebihkan; dan menuntun kita untuk memuliakan dan menghormati Allah. Di sini kita menemukan perbedaan yang sangat penting antara para pendusta dengan kita. Mereka nampak sombong, ingin penghargaan, sebagaimana bapa mereka yang jahat, Iblis, yang mendustai diri sendiri karena berpikir bahwa dia hebat; sementara kita, di dalam Kristus, merendahkan diri, mengakui kelemahan dan dosa dosa kita dan berpegang kepada keselamatan dan kasih karunia Allah, mencari petunjuk dari-Nya.

Yesus sudah memerdekakan kita dari melayani orang-orang yang tertentu saja dan menuntun kita untuk melayani semua manusia di dalam kebenaran. Kasih tanpa kebenaran adalah dusta. Demikian juga, kebenaran tanpa kasih akan membunuh. Mari kita menunjukkan kasih didasarkan kebenaran dan menawarkan kebenaran Allah di dalam hikmat kasih.

Kristus, saja, yang sanggup menyelamatkan kita dari semua dusta dan kesombongan sehari-hari kita. Barangsiapa masuk ke dalam sekolah kebenaran Ilahi-Nya akan belajar untuk menolak dusta, bahkan “dusta putih,” dan tidak akan menyebut nama Allah dengan sembarangan. Kita harus belajar untuk menghormati Dia dengan kesaksian yang lurus, sehingga lidah kita akan menjadi benar dan hati nurani kita menjadi murni, karena kita bukanlah anak-anak dari bapa pendusta, tetapi dari Bapa kebenaran. Kita jangan berbicara lebih dari yang diperlukan, dan ketika kita harus berbicara, perkataan kita harus singkat dan jelas dan di dalam hikmat yang dari Roh Kudus.

DOA: Oh Bapa Surgawi, lidah kami sering mengucapkan dusta. Bakarlah semua kepongahan, semua silat lidah dan dusta dari lidah kami. Ajarkan kami akan kerendahan hati supaya kami bisa benar di dalam Roh Kudus-Mu. Terangilah kami supaya kami bisa mengenal kebenaran. Tuntunlah kami kepada kebenaran dan penuhilah kami di dalam nama-Mu, karena Engkau adalah kebenaran, sehingga kami menjadi benar di dalam maksud dan pikiran kami serta berjalan di dalam kebenaran, keadilan dan kesucian. Biarlah Roh Kebenaran memerintah di dalam pikiran dan perkataan kami.

PERTANYAAN:

  1. Bagaimanakah kita bisa menjadi benar di dalam perkataan, tindakan dan perilaku kita?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on July 24, 2023, at 07:13 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)