Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":
Home -- Indonesian -- Matthew - 053 (Forbidding Murder)
This page in: -- Arabic -- Armenian -- Azeri -- Bulgarian -- Chinese -- English -- French -- Georgian -- Hausa -- Hebrew -- Hungarian? -- Igbo -- INDONESIAN -- Javanese -- Latin? -- Peul -- Polish -- Russian -- Somali -- Spanish? -- Telugu -- Uzbek -- Yiddish -- Yoruba

Previous Lesson -- Next Lesson

MATIUS - Bertobatlah, Kerajaan Kristus Sudah Dekat!
Belajar dari Injil Kristus menurut Matius
BAGIAN 2 - Kristus Mengajar dan Melayani di Galilea (Matius 5:1 - 18:35)
A - Khotbah di Bukit: Tentang Peraturan di dalam Kerajaan Surga (Matius 5:1 - 7:27) -- Koleksi Pertama dari Perkataan Yesus
1. Tanggungjawab kita kepada Manusia (Matius 5:21-48)

a) Menghindari Pembunuhan Menuju Pendamaian (Matius 5:21-26)


MATIUS 5:21-26
21 Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. 22 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. 23 Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, 24 tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. 25 Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. 26 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.
(Keluaran 20:13; 21:12; Markus 11:25; Matius 18:23-35; Lukas 12:58-59; 1 Yohanes 3:15)

Kristus, dengan kuasa-Nya, membuktikan Hukum Musa. Ia membawa kita ke dalam terang-Nya yang bersinar, meningkapkan apa yang tersembunyi di dalam hati kita. Ia tidak menekankan kepada penafsiran legal atas peraturan kerajaan Allah, dan tidak menjelaskan prinsip-prinsip pengakuan iman, tetapi Ia menjadikan kasih Ilahi-Nya sebagai ukuran yang benar dari kehidupan sehari-hari kita. Kasih-Nya adalah penggenapan hukum dan kesalehan yang paling dasar bagi kerajaan Surga.

Seorang pembunuh layak mendapatkan pengadilan yang layak dan hukuman yang berat di dunia ini. Ia juga akan mengalami murka Allah di pengadilan terakhir dan hidup dalam kesengsaraan selamanya, kalau ia tidak bertobat dan dibenarkan oleh Kristus.

Kristus menjelaskan kepada kita bahwa kemarahan yang meledak adalah seperti pembunuhan yang muncul dari dalam hati, yang melanggar hukum keenam. Kemarahan adalah perasaan yang alamiah dan bisa dipahami, tetapi menjadi berdosa, ketika kita marah tanpa ada penyebab yang jelas. Ketika, contohnya, kita marah kepada anak atau pembantu karena kecerobohan atau kesalahan yang sebenarnya kita sendiri dengan mudah bisa melakukan hal yang sama, maka itu adalah kemarahan ‘tanpa sebab.’ Ketika kemarahan melampaui batas yang wajar, ketika kita menjadi keras dan gelap mata dalam kemarahan kita, kejam dan bengis, berlebihan dan merusak, dan ketika kita berusaha menyakiti orang-orang yang kita marahi, maka itu termasuk ‘tanpa sebab.’ Ini pelanggaran terhadap hukum keenam, karena kemarahan ini akan melakukan pembunuhan kalau tidak ada akibat atas tindakan itu. Pembunuhan Kain atas saudaranya dimulai dengan kemarahan. Ia adalah pembunuh dalam pandangan Allah, yang mengenal hati kita, yang merupakan asal dari pembunuhan itu (Matius 15:19).

Berbicara dalam bahasa yang merendahkan kepada saudara kita adalah pembunuhan dengan lidah. Ketika Allah menguji hati kita, apa yang akan ditemukan-Nya? Kasih atau kebencian? Ketika bahasa yang demikian diberikan dengan kelembutan dan dengan tujuan yang baik, untuk meyakinkan orang mengenai kesalahan dan kebodohan mereka, itu bukan dosa. Bahkan Yakobus pernah mengatakan, “Hai manusia yang bebal” (Yakobus 2:20); dan Paulus mengatakan, “Hai orang bodoh” (1 Korintus 15:36); dan Kristus mengatakan, “Hai kamu orang bodoh” (Lukas 24:25). Tetapi kalau itu keluar dari kemarahan dan kebencian, maka itu merupakan asap dari suatu api yang berasal dari surga dan termasuk dalam golongan pembunuhan.

“Raca” adalah kata teguran yang disertai dengan kesombongan. Ketika mengatakan, “Kamu orang yang tidak punya otak,” memandang rendah kepada sesama, bukan hanya sebagai kekejaman dan tidak menghargai, tetapi juga jahat dan tidak memiliki kasih. Kata-kata yang kejam adalah “racun di lidah” yang membunuh secara diam-diam dan perlahan. Kata-kata yang pahit adalah seperti panah yang akan langsung melukai (Mazmur 64:3), atau seperti pedang di tulang.

Berapa kali anda meremehkan manusia dengan menyebutnya sebagai binatang? Yakinlah bahwa kalau anda melakukannya maka anda layak menerima api neraka untuk setiap perkataan yang demikian. Allah itu kasih, dan barangsiapa tidak mengasihi seperti Dia melanggar hukum-Nya. Semua maksud yang tidak didasari oleh kasih-Nya akan runtuh karena semuanya disertai dengan sikap mementingkan diri sendiri. Barangsiapa tidak mengasihi adalah pembunuh di dalam hatinya, yang harus menerima upah bagi seorang pembunuh. Jangan berpikir bahwa kata-kata itu hanyalah sekedar filsafat atau khayalan saja; semuanya adalah penjelasan akan hukum ilahi dari Hakim yang benar itu sendiri. Apakah anda memahami bahwa anda adalah pembunuh di mata Tuhan, dan hati pembunuh berdetak di dalam diri anda?

Kita perlu melatih diri kita sendiri di dalam kasih Kristen dan dengan hati-hati memelihara kedamaian dengan saudara kita. Kalau setiap kali ada pelanggaran, kita harus berjuang untuk berdamai, dengan mengakui kesalahan kita, dengan rendah hati kepada saudara kita, memohon maaf dari mereka dan membayar ganti rugi, atau memberikan sesuatu sebagai pengganti dari kesalahan dalam perkataan atau perbuatan, sebagaimana sepantasnya. Kita harus segera bertobat karena dua alasan:

Sebelum kita dengan setia berusaha untuk berdamai, maka hubungan kita dengan Allah tidak sedang berada dalam jalur yang kudus.

Kita tidak akan bisa diterima oleh Allah, kalau kita tetap berada dalam kemarahan, iri hati, kebencian dan kekejaman serta bertindak tanpa kasih. Dosa dosa mendukakan Allah, karena tidak ada satupun yang menyukakan hati Allah kalau hal itu berasal dari hati yang penuh dengan kebencian dan permusuhan. Doa yang dinaikkan di dalam kemarahan kebanyakan sia-sia belaka (Yesaya 1:15; 58:4).

Apakah anda mengasihi musuh anda? Kalau anda mengatakan ya, buktikan. Datang kepadanya dan berdamai dengan dia. Jangan pura-pura mengatakan ya, seolah-olah tidak ada masalah di antara kita. Datanglah kepadanya, ketuklah pintunya dan kunjungi dia. Kalau anda salah, bahkan hanya satu persen dalam urusan dengan dia, rendahkan diri anda dan mintalah maafnya. Anda membuat kontak yang pertama, karena inilah petunjuk kasih Allah yang diberikan kepada anda. Bagaimana anda bisa berdoa kepada Allah kalau anda hidup dalam kebencian yang mendalam kepada seseorang? Penghakiman akan lebih keras dijatuhkan kepada orang-orang percaya yang memiliki kebencian di dalam hatinya daripada kepada orang-orang berdosa yang tidak bertobat. Kemunafikan di hadapan Allah lebih keji dibandingkan dengan pelanggaran. Celakalah anda kalau anda memuji Allah tetapi pada saat yang sama membenci sesama! Mintalah agar Allah mengampuni kesombongan anda dan membawa anda kepada pendamaian yang sempurna. Allah itu kasih, dan kalau anda penuh dengan kasih-Nya, Ia akan membuat anda penuh belas kasihan, toleran dan menjadi anak-Nya yang rendah hati. Kalau anda tidak meresponi tujuan Allah ini, anda akan jatuh ke dalam roh kebencian—pembunuh sejak mulanya. Apakah anda mau alah melembutkan hati anda yang seperti batu? Datanglah dan berdamailah dengan musuh anda selama anda berdua masih hidup.

DOA: O Tuhan yang kudus, siapakah saya? Di lubuk hati, saya adalah adalah pembunuh yang membenci dan menolak. Ampunilah kejahatan saya. Sucikan hati saya dan basuhlah dengan darah Anak Tunggal-Mu yang mengasihi kami sampai mati meskipun kami adalah seteru-Nya. Kami berdoa agar Engkau mau membaharui hati kami dengan kuasa Roh Kudus sehingga kami bisa dipenuhi dengan kasih dan tekad untuk berdamai dengan musuh kami di dalam hikmat dan hidup bersama mereka dalam damai sejahtera.

PERTANYAAN:

  1. Siapakah para pembunuh menurut Hukum Kristus?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on July 24, 2023, at 05:10 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)