Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":
Home -- Indonesian -- Matthew - 034 (Unity of the Holy Trinity)
This page in: -- Arabic -- Armenian -- Azeri -- Bulgarian -- Chinese -- English -- French -- Georgian -- Hausa -- Hebrew -- Hungarian? -- Igbo -- INDONESIAN -- Javanese -- Latin? -- Peul -- Polish -- Russian -- Somali -- Spanish? -- Telugu -- Uzbek -- Yiddish -- Yoruba

Previous Lesson -- Next Lesson

MATIUS - Bertobatlah, Kerajaan Kristus Sudah Dekat!
Belajar dari Injil Kristus menurut Matius
BAGIAN 1 - Periode Awal di dalam Pelayanan Kristus (Matius 1:1 - 4:25)
B – Yohanes Pembaptis Mempersiapkan Jalan Untuk Kristus (Matius 3:1 - 4:11)

3. Pernyataan akan Kesatuan dari Tritunggal yang Kudus (Matius 3:13-15)


MATIUS 3:16-17
16 Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, 17 lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."
(Yesaya 11:2; 42:1; Matius 17:5)

Ketika Yesus dibaptiskan, surga terbuka bagi-Nya untuk memberikan kesaksian akan perkenanan surga atas Dia. Mereka tidak pernah terbuka untuk siapapun di dunia ini sebelumnya, karena tidak ada satupun yang pernah mendapatkan perkenanan penuh dari Allah sampai Anak-Nya yang terkasih Yesus berdiri di hadapan-Nya, lemah lembut, taat dan tanpa dosa.

Identitas Yesus sudah dinyatakan oleh Yohanes. Di sini identitas itu dinyatakan sekali lagi, bukan oleh manusia, tetapi oleh surga. Di sini Bapa menyatakan dari surga akan identitas Anak-Nya, Tuhan Yesus sebagai “Anak Allah yang dikasihi” (2 Samuel 7:12-16).

Ketika Kristus mengaku, melalui baptisan, bahwa Ia akan mati, dikuburkan dan bangkit kembali bagi pembenaran kita, surga terbuka di atas Lembah Yordan itu, dan suara Allah terdengar. Siapakah yang bisa melarang Allah berbicara? Siapakah yang bisa menghentikan pernyataan-Nya?

Sejak kejatuhan manusia di Taman Eden, jalan kepada Allah tertutup; tetapi ketika Kristus datang, pintu yang menuju kepada sang Pencipta terbuka. Hanya melalui Yesus, kita memiliki akses kepada Allah. Surga yang terbuka memberikan kesaksian bahwa Ia adalah jalan kebenaran dan kehidupan.

Di awal penciptaan, Roh Kudus melayang-layang di permukaan air. Dalam bentuk seperti merpati Roh Kudus yang sama turun dan hinggap di bahu Yesus ketika Ia dibaptiskan, menyatakan bahwa adalah Kristus yang diurapi dan pemberi Roh Allah kepada mereka yang bertobat. Yohanes melihat Roh Allah datang dan hinggap di bahu Yesus sebagai kesaksian yang sangat jelas bahwa Yesus memang Kristus yang diurapi yang sudah dijanjikan itu.

Kristus diurapi sejak awal masa kehidupan-Nya di dunia ini karena Ia dilahirkan dari Roh Allah. Bapa-Nya mengurapi Dia di dalam kepenuhan Roh Kudus sekali lagi di awal pelayanan-Nya sehingga Yesus yang menjadi manusia akan melayani dengan kuasa sebagai Imam Besar dan Firman Allah yang berinkarnasi. Kristus tidak melayani kita sebagai Raja besar yang sangat berkuasa, tetapi sebagai hamba yang hina. Ia begitu rendah sampai Ia memberikan kehidupan-Nya untuk melenyapkan segala dosa kita. Dengan ini, kasih yang kudus dari Allah bisa nampak.

Yohanes melihat dengan matanya sendiri Roh Kudus turun seperti merpati kepada Yesus, dan mendengar suara Allah dengan telinganya sendiri. Pernyataan, “Inilah anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan,” dari Allah itu penuh dengan makna. Allah memanggil Kristus sebagai Anak-Nya—baik Bapa dan Anak sama di dalam kekekalan. Pribadi, hakekat dan keberadaan Bapa ditunjukkan di dalam Anak. Sang Pencipta tidak lagi tersembunyi, sudah dinyatakan di dalam Anak-Nya. Di dalam Anak berdiam segenap kepenuhan Allah secara tubuh, dengan segala kepribadian, kuasa dan nama Allah.

Siapa yang bisa mencegah Allah mengatakan bahwa Ia memiliki Anak, kalau Ia menghendakinya? Banyak keberatan akan kenyataan ini, meskipun Allah sendiri sudah menyatakan bahwa Ia memiliki Anak yang rendah hati yang kepada-Nya Ia berkenan dan yang mulai memikul kayu salib-Nya di dalam pembaptisan-Nya.

Anak yang kekasih itu adalah kasih yang menjelma menjadi daging. Allah itu kasih. Kristus tidak datang untuk dilayani, tetapi untuk melayani, dan untuk memberikan hidup-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang. Semakin kita menggali lebih dalam bedalam firman-Nya, doa dan karya Yesus sepanjang kehidupan-Nya di dunia ini, akan menunjukkan kepada kita penafsiran yang sangat praktis akan kasih Allah.

Allah berkenan kepada Anak-Nya karena kehendak Allah terjadi di dalam dan melalui Dia. Kristus layak untuk mengatakan, “Barangsiapa melihat Aku sudah melihat Bapa.” Kristus adalah pernyataan gambar dari pribadi Bapa. Kalau anda mau mengenal Allah, lihatlah Anak-Nya, Yesus yang kekasih.

Hal yang sangat penting adalah bahwa ketika Allah mengutus Kristus hal itu memberikan kepada kita pemahaman yang baru tentang Allah. Ia adalah Bapa, dan Ia sepenuhnya memiliki kasih yang kudus. Dia yang kekal tidak menyatakan diri sebagai hakim yang murka, tetapi Ia menghukum Anak-Nya menggantikan kita sehingga kita bisa diselamatkan. Di dalam keselamatan-Nya, Ia tidak puas hanya dengan kebenaran pribadi kita. Ia menghendaki untuk mencurahkan kasih-Nya kepada roh kita melalui berdiamnya Roh Kudus di dalam diri kita sehingga kita bisa mengalami kelahiran rohani dan menjadi hamba Allah bagi manusia.

Pernyataan ilahi, “Aku dan Bapa-Ku adalah satu,” menyatakan keesaan Allah, karena Anak yang dikasihi berdiam di dalam Bapa dan melakukan kehendak-Nya. Semua orang yang dilahirkan dari Roh-Nya akan sangat mengagumi rahasia keesaan Allah. Mereka melihat bahwa Bapa di dalam Anak-Nya, dan bahwa Anak di dalam Bapa sampai selamanya karena Yesus adalah Firman yang dan inkarnasi dari Roh Allah.

Kesatuan dari Allah Tritunggal tidaklah secara penuh dan jelas dinyatakan sebelum peristiwa pembaptisan Tuhan Yesus Kristus; tetapi kita menemukan di sini bahwa Bapa, Anak dan Roh Kudus disebutkan bersama-sama, saling bersatu, dan masing-masing memiliki tugas. Sang Anak ketika di dunia ini adalah Allah yang menjadi daging. Bapa memberikan kepada-Nya kesaksian dengan suara yang jelas dari surga, dan Roh Allah turun kepada-Nya dalam bentuk yang nampak untuk menguatkan Dia.

Roh Kudus sering disebutkan di dalam Perjanjian Lama, tetapi tidak dengan cara yang jelas berkaitan dengan kesatuan dari Allah Tritunggal itu. Tujuan pertama dari pernyataan pada saat itu adalah untuk mendeklarasikan keesaan Allah. Selain dari itu, Allah tidak menyatakan diri-Nya sepenuhnya sebelum inkarnasi, karena tidak mungkin untuk melakukan hal itu sebelum Firman menjadi manusia.

Beberapa orang yang menolak dengan keras mengkritik kisah tentang suara dari surga ketika Roh Kudus turun ke atas Kristus. Mereka mengatakan bahwa para penulis Injil menceritakan kisah ini dengan cara yang berbeda-beda. Matius menulis, “Inilah Anak-Ku kepada-Nyalah Aku berkenan.” Sementara Lukas menuliskan, “Engkaulah Anak-Ku, kepada-Mulah Aku berkenan.” Maknanya, dan juga kata-kata yang ada sangat serasi, tetapi ada perbedaan kecil tentang bagaimana kisah itu dilaporkan—satu dari sudut pandang orang kedua, yang satunya dari sudut pandang orang ketiga. Namun kesaksian dari semuanya saling meneguhkan.

DOA: Saya menyembah Engkau, Bapa, Anak dan Roh Kudus, karena Engkau menyatakan diri-Mu di Lembah Yordan itu untuk menyelamatkan, membenarkan, dan menguduskan saya. Saya tidak layak dibukakan mata untuk melihat kebenaran-Mu. Engkau turun untuk mencari dan menyelamatkan saya dari dosa; dan bukan membinasakan saya. Tolonglah saya untuk mengikuti Engkau, untuk mempercayai Engkau dan tidak pernah meninggalkan Engkau. Genapkanlah karya-Mu di dalam Aku, sehingga saya bisa menjadi anak Allah yang dikasih. Bawalah banyak sahabat dan saudara di dalam persekutuan kasih-Mu.

PERTANYAAN:

  1. Bagaimanakah Allah Tritunggal yang kudus menyatakan diri di Lembah Yordan?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on July 21, 2023, at 05:34 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)